saudara sepupu

"Sialan!

Awas saja kamu, Tuti!

Aku akan memberikan pelajaran yang membuatmu tidak lagi berani menentang ku!

Aku yakin, kamu pasti kembali. Kamu tidak punya uang apalagi tujuan. Lihat saja, apa yang bisa aku lakukan padamu setelah aku menemukan mu!" gumam Warno dengan perasaan kesal. Nafasnya naik turun karena emosi.

Hingga larut malam, Tuti belum kunjung pulang.

Warno tidak bisa memejamkan matanya, gelisah dengan perasaan marah. Tanpa Tuti hidupnya akan kembali susah dan pasti dikejar oleh rentenir.

Warno benar benar pusing. Menghawatirkan Tuti bukan karena memikirkan keadaan istrinya, tapi karena tidak lagi ada yang mencari uang.

Sejak Warno menjual Tuti untuk melayani pria hidung belang, keuangannya membaik. Dalam sehari kalau Tuti bisa melayani tiga orang saja, Warno bisa mengantongi uang tiga sampai lima juta. Sekarang tambang emasnya sudah kabur, hidupnya pasti akan kacau kembali.

"Sialan kamu, Tuti!

Berani beraninya kamu pergi dariku. Aku akan mencari kamu, dan menyeret kamu kembali padaku. Aku harus menemukannya.

Pasti dia pulang kerumah orang tuanya, akan aku jemput paksa karena dia masih istriku!" geram Warno dengan tangannya yang mengepal erat. Berpikir, Tuti pasti kembali kerumah orang tuanya, karena tidak ada lagi tempat yang dituju. pulang ke mantan suaminya juga tidak mungkin, karena Bagus sudah menikah lagi.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Keesokan harinya, Bram datang kerumahnya Wiwin, namun Wiwin sudah tidak tinggal dirumahnya. Rumah Wiwin sudah ditempati adiknya yang bungsu.

"Ron!

kamu sekarang tinggal disini juga?" sapa Bram saat sudah duduk di kursi ruang tamu dirumahnya Wiwin.

"Iya, bang!

Kan, mbak Wiwin sekarang ikut dirumah suaminya.

Dari pada rumah ini dibiarkan kosong, mbak Wiwin minta Roni tinggal disini." sahut Roni jujur.

Roni adakah adiknya Wiwin yang bungsu, masih kuliah semester akhir.

"Iya, betul itu. Gak baik kalau rumah dibiarkan kosong!

Tadi aku kesini, mau kasihkan titipan ibu, dan juga mau ketemu Wiwin dan suaminya. Kamu bisa antar aku kerumahnya?" sahut Bram menatap sepupunya hangat.

"Bisa, bang!

Hayok!

Jam segini, suami mbak Wiwin pasti juga sudah dirumah!" sahut Roni dengan senyuman.

Mereka pun pergi kerumahnya Bagus dengan menaiki mobilnya Bram. Selama diperjalanan mereka ngobrol, saling bertukar cerita. Rumahnya Wiwin hanya berjarak dua kilo dari rumahnya Bagus.

"Asalamualaikum!" Roni dan Bram mengucapkan salam di depan pintu rumah yang tidak tertutup.

"Waalaikumsallm! oh om Roni sama om Bram!

Ma! ada om Roni sama om Bram!" teriak Azizah yang kebetulan keluar untuk melihat siapa tamu yang berkunjung.

Gadis remaja itu menyalimi takzim kedua omnya, dengan sopan, mempersilahkan mereka untuk masuk kedalam.

Sedangkan Ani yang melihat kedatangan tamu, langsung pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.

"Bang Bram!

Roni!

Kalian kok bisa barengan?" sambut Wiwin dengan senyum sumringahnya. Bagus masih berada didalam kamarnya, melakukan sholat ashar yang sedikit tertunda.

"Iya, mbak!

Tadi, bang Bram kerumah. Mbak Wiwin kan disini, yasudah, Roni anterin bang Bram kesini, karena memang mau bertemu dengan mbak Wiwin dan mas Bagus!" sahut Roni lancar, menjelaskan maksud kedatangannya pada sang kakak.

"Silahkan diminum!" Ani meletakkan empat cangkir teh hangat di meja.

"Sayang!

Ayo kasih salam sama om Bram!

Beliau saudara sepupunya mama Wiwin!" Wiwin meminta Ani, anak sambungnya untuk memberikan salam sekaligus memperkenalkan dirinya pada saudara sepupunya.

"Bang!

Ini, Ani! Anak sambungku dari Suamiku yang sekarang, sepantaran dengan Azizah!" Wiwin memperkenalkan Ani pada Bram yang langsung tersenyum senang.

"Wah, pasti Almira senang nanti kalau ketemu. Dia punya banyak teman. Pinter dan sopan anaknya." sahut Bram yang tersenyum hangat.

"Panggil saja, om Bram sama kayak Azizah. Pinter, ya nak!" sahut Bram yang menerima uluran tangan dari Ani.

"Makasih, om!" sahut Ani singkat, masih malu karena belum begitu mengenal sosok Bram.

"Asalamualaikum!

Maaf, tadi masih sholat dulu!" bagus datang dan langsung menyalami Bram dan Roni bergantian.

"Waalaikumsallm. Santai saja!

Kenalin, saya Bram, sepupunya Wiwin dari kampung. Kesini karena ada pekerjaan dan sekaligus mau minta maaf, kemarin tidak bisa datang pas pernikahan kalian. Ibu sedang sakit waktu itu." sahut Bram yang berusaha mengakrabkan diri dengan Bagus.

"Gak papa, mas!

Kita paham kok. Terimakasih sudah mampir dirumah kami!" sahut Bagus yang juga tak kalah ramahnya. Lalu mereka terlibat obrolan panjang dan semakin akrab.

Saat menjelang magrib, Bram pamitan untuk kembali ke penginapan. Namun Wiwin dan Bagus memintanya untuk tinggal dulu.

"Magrib magrib, nanti saja kalau sudah habis magrib pulangnya. Lagian, bang Bram kan juga jarang ketemu sama kita, iyakan dek?" Wiwin meminta dukungan dari adiknya untuk menahan saudara sepupunya itu.

"Iya, mbak Wiwin benar!

Bang Bram, pulang nanti saja setelah magrib.

Kita sholat disini saja!" sahut Roni yang mendukung kakaknya.

"Tadi Wiwin sudah pesan makanan juga, kita makan sama sama setelah sholat magrib.

Rame rame pasti enak!" timpal Bagus yang juga ikut menahan Bram agar tetap tinggal dulu.

"Baiklah, aku menyerah!

Dikeroyok tiga orang! hahahaaa!" semua tertawa mendengar celoteh Bram.

Bagus merasakan kebahagiaan bersama Wiwin, dan juga menemukan kenyamanan bersama keluarganya Wiwin. Bagus benar benar merasa beruntung, hidup dengan wanita yang juga mencintainya, memperlakukan dirinya dengan baik. Wiwin tipe istri penurut dan tegas. Wiwin juga sangat menghargai Bagus sebagai kepala keluarga.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ On going ]

#Bidadari Salju [ On going ]

#Wanita Sebatang Kara { New karya }

#Ganti Istri { New karya }

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say❤️

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

dasar benalu mokondo ...
#eeeeh .... 🤭🤣🤣

2023-08-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!