Kabur

"Awas kamu, mas!

Aku tidak akan tinggal diam, aku akan tunjukkan seperti apa kalau aku sudah memberontak. Sudah terlanjur hina, lebih baik aku hinakan sekalian hidup ini!" lirih Tuti berbicara di dalam hatinya sendiri.

Hidup yang dijalani saat ini begitu pahit dan menyakitkan. Mau pulang kerumah orang tuanya juga percuma, mereka sudah tidak lagi mau menerima lantaran Tuti memilih kabur bersama Warno.

Seperti biasa, Tuti akan diantar Warno ke hotel untuk menemui pelanggannya. Padahal Tuti tengah hamil enam bulan.

"Semoga saja, laki laki yang akan aku layani tertarik denganku, agar aku bisa memanfaatkannya untuk membantuku kabur dari laki laki gila seperti Warno. Aku sengaja dandan agar pelanggan ku kali ini tertarik." batin Tuti berbicara Sendiri. Dia sudah bertekad untuk memilih kabur dari cekalan Warno yang semakin gila.

"Masuklah, dia sudah menunggumu di kamar nomor seratus lima belas!

Layani dengan baik. Karena dia sudah membayar mahal." Warno menatap tajam ke arah Tuti, tak perduli jika perasaan istrinya sangat terluka. Yang penting uang mengalir. Tuti tidak lagi banyak protes. Langkahnya kali ini terasa ringan. Entah kenapa dia percaya, kalau laki laki yang akan ditemuinya bisa menolongnya lepas dari kelakuan gilanya Warno.

"Nomor seratus lima belas." gumam Tuti yang langsung mengetuk pintu dan tak lama muncul wajah pria setengah baya, yang lumayan tampan.

"Masuklah!" pria itu mempersilahkan Tuti masuk, menatap tubuh seksi Tuti dengan penuh gairah.

"Apa kamu sudah siap?" tanya pria itu dengan senyuman tipis.

"Apa anda sudah tau, kalau saya sedang hamil?" sahut Tuti dengan wajah tanpa ekspresi.

"Ya, suami kamu yang sudah memberitahu.

Kenapa kamu mau menuruti kelakuan gila suamimu?" pria itu menatap lekat ke arah Tuti yang masih diam tanpa ekspresi.

"Apa kamu bahagia, dengan pekerjaan kamu ini?" sambung pria itu dengan menatap lekat wajah manisnya Tuti.

"Tidak ada wanita yang menginginkan untuk di posisi ini. Tapi apa yang bisa dilakukan oleh perempuan lemah sepertiku ini." sahut Tuti yang mulai berkaca.

"Apa kamu ingin lepas darinya?" sahut pria itu serius.

"Iya, aku ingin menjalani kehidupan yang normal dan tenang seperti perempuan lainnya diluar sana!

Tapi siapa aku, kotor dan hina!

Tidak ada yang perduli dengan wanita menjijikkan sepertiku." Isak Tuti yang merasakan sesak di dadanya.

"Aku akan membantu kamu.

Itupun kalau kamu memang mau lepas dari suami kamu!" sahut pria itu tegas, matanya tak lepas dari menatap Tuti.

"Apakah itu benar?

Alhamdulillah, terimakasih banyak!" sahut Tuti dengan wajah yang sudah basah.

"Kita pergi sekarang!

Ikutlah denganku, aku akan membawa kamu pergi keluar kota, kerumah ibuku. Temani dan rawat ibuku. Aku akan membayar kamu setiap bulan!

Apa kamu setuju?" sahut pria itu dengan wajah tegasnya.

"Mau, saya mau!" sahut Tuti cepat. Menjadi pembantu jauh lebih baik dari pada terus jadi seorang pelacur, budak suaminya sendiri.

"Baiklah, ikut denganku.

Kita berangkat sekarang. Sebelum suami kamu kembali kesini untuk menjemputmu!" Tuti terdiam, antara senang dan takut.

"Kenapa?

Kamu takut aku menipumu?

Tenanglah, aku tidak sejahat itu!" sambung pria itu, seolah tau apa yang Tuti pikirkan.

"Panggil aku, Bram!

Kamu?" kembali Bram membuka suaranya setelah hening beberapa saat.

"Saya Tuti, pak!

Terimakasih banyak, sudah menolong saya!

Saya janji akan ganti uang bapak yang sudah bapak berikan pada mas Warno. Potong saja dari gaji saya tiap bulan!" sahut Tuti dengan bibir bergetar. Entah kenapa, sejak melihat pertama kali wajah Tuti, Bram merasa iba dan teringat dengan almarhumah istrinya. Wajahnya punya kemiripan dengan Tuti.

"Sudahlah, itu bisa dibahas nanti.

Kalau boleh tau, kenapa suami kamu bisa tega menjual kamu seperti ini?" sahut Bram tanpa menoleh sedikitpun, matanya masih fokus menatap jalanan di depannya.

"Aku yang salah. Meninggalkan suamiku yang tulus dan baik hanya demi laki laki jahat seperti Warno. Aku terperangkap bujuk rayunya. Aku kira dia laki laki yang baik, dan juga tulus mencintaiku. Sampai akhirnya suamiku mengetahui perselingkuhan kami, dan aku pun diceraikan, lalu aku memilih melanjutkan hubungan dengannya. Kamu menikah siri dan pergi jauh dari kota asal kamu. Ternyata dia cuma laki-laki pengangguran dan kasar. Aku dipaksa nya melayani pembeli yang sudah melakukan kesepakatan dengannya. Kalau tidak mau, dia akan menghajar ku habis habisan. Dia tidak pernah memberiku uang, karena takut aku akan kabur. Hari hariku sungguh tersiksa. Mungkin ini hukuman dari Tuhan atas semua dosa dosaku." Tuti mengungkapkan semua kepedihan yang dia alami selama jadi istrinya Warno. Air matanya menderas, membuat iba itu muncul di hati seorang Bram.

"Tenanglah, sekarang kamu sudah aman.

Dia tidak akan menemukan kamu. Aku akan membawa kamu di tempat yang aman. Tolong, temani dan rawat ibuku dengan baik. Aku akan membantu kesulitan kamu. Dan aku janji akan membiayai anakmu hingga dia besar nanti. Asal kamu tidak berbuat macam macam yang diluar batas." sahut Bram dengan wajah datar. Sedikitpun tidak beralih dari fokusnya menyetir.

Tiga jam perjalanan, akhirnya mobil yang dikendarai Bram memasuki halaman di rumah yang memiliki halaman sangat luas. Rumah sederhana namun terkesan begitu nyaman dan besar. Terlihat wanita tua yang tengah tergopoh menyambutnya dengan perempuan yang lebih muda duduk di kursi roda dengan senyum hangatnya.

"Ealah den, pulang kok gak kabar kabar dulu, to!

Tau gitu, di mbok tadi masak makanan kesukaan den Bram!"

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ On going ]

#Bidadari Salju [ On going ]

#Wanita Sebatang Kara { New karya }

#Ganti Istri { New karya }

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say❤️

Terpopuler

Comments

Suherni 123

Suherni 123

laaaa.. enak betul si Tuti

2023-10-19

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

apa Bram suami masa depan Tuti ?
kalo iya ... Tuti malah jadi beruntung donk ya, kak othor ... ?? keliatannya Bram lebih tajir dari Bagus.. 🤔

2023-08-21

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!