"Tapi, pak!" sahut Tuti dengan terbata.
"Tidak ada tapi tapian. Ikuti perintah bapak, kalau tidak, pasti kamu tau akibatnya, kan?" sahut pak Sawal dingin dengan wajah garangnya.
"Lebih baik, kita bicarakan dulu di dalam, pak!
Mari silahkan masuk, Pak, Bu!" Bu Retno menimpali dan langsung disambut baik oleh kedua orang tua Tuti. Mereka memang orang baik dan sudah mengenal baik keluarganya Bagus, jadi wajar kalau orang tua Tuti merasa sangat malu dan bersalah karena kelakuan anaknya itu.
Bu Retno membuatkan minuman untuk kedua besannya. Mereka duduk melingkar di kursi ruang tamu rumahnya Bagus.
Terlihat Tuti berwajah masam, kehadiran bapaknya pasti akan menggagalkan rencananya.
"Kami minta maaf, atas kesalahan yang dibuat Tuti.
Kami juga memahami keputusan yang sudah diambil nak Bagus untuk mengakhiri hubungannya dengan Tuti. Tapi sekali lagi, apa sudah tidak bisa diperbaiki, nak?" pak Sawal menatap penuh harap pada Bagus, bagaimanapun sebagai orang tua, pasti menginginkan anaknya memiliki pasangan yang baik.
"Maafkan Bagus, pak!
Bagus tidak bisa mempertahankan pernikahan ini lagi, sudah lama Tuti menjalin hubungan dengan laki laki itu, Bagus selama ini memilih diam, karena demi menjaga perasaan anak anak. Tapi, kesabaran Bagus ada batasnya, maaf! Bagus sudah tidak mungkin bertahan dengan hubungan ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat Bagus pada ibu dan bapak, Bagus mengembalikan tanggung jawab Bagus pada bapak. Saya menyerahkan Tuti kembali pada bapak!" sahut Bagus tegas, matanya memerah, ada kecewa dan sedih bergelayut di mata legamnya.
Pak Sawal menarik nafasnya dalam, menatap nanar kesembarang arah, matanya nampak mengembun. Bagus adalah menantu yang dia banggakan, selain baik, Bagus juga bertanggung jawab dengan sikap sederhananya itu. Tuti saja yang kurang bersyukur dan terlalu banyak tingkah.
"Baik!
Bapak paham!
Tuti akan bapak bawa pulang, maafkan kesalahannya, dan tolong jangan pernah melarang kami menemui cucu cucu kami!" sahut pak Sawal yang sudah menitikkan air mata, sedangkan istrinya sedari tadi sudah tergugu disisinya.
"Bapak kok bilang gitu!
Aku diceraikan loh ini!
Harusnya bapak gak terima kalau anaknya dibuang begitu saja. Bukannya malah terima begitu saja!" sungut Tuti yang sama sekali merasa tidak bersalah dengan perbuatannya.
"Astagfirullah!
Kamu lahir dari rahim ibu, nak!
Kami membesarkan kamu dengan cinta dan keringat kami. Tapi kenapa kamu punya sifat seburuk ini. Setan apa yang sudah membuatmu tak punya sopan santun seperti ini. Malu nduk, malu." Bu Idah ikut menimpali, merasa sangat malu dengan sikap anak perempuannya.
"Ibuk juga, ikut ikutan menyalahkan Tuti!
Tuti hanya khilaf, dan sudah minta maaf. Tuti sudah janji mau ninggalin mas Warno, asal kang Bagus kembali memberi uang belanja yang cukup buat Tuti, dan Tuti juga mau ada pembantu yang bantu bantu beresin rumah!
Itu saja kok syaratnya." sahut Tuti dengan wajah tanpa dosanya.
Bagus hanya diam saja tanpa mau menimpali, dalam hati hanya bisa beristighfar dengan kelakuan Tuti.
"Sudah, sudah!
Jangan makin bikin malu kamu!
Ayo pulang sama bapak. Untuk urusan surat cerai, biar diurus sama Bagus. Setelah ini, bapak gak akan biarkan kamu keluar rumah menemui laki laki setan itu. Bikin malu saja kamu!" sahut pak Sawal dengan wajah merah padam.
"Kami mohon pamit, Bu!
Maafkan anak kami sudah membuat kalian malu dan kecewa!" sambung pak Sawal merasa sungkan dengan Bu Retno yang sedari tadi hanya diam dengan wajah datarnya.
"Sama sama, pak!
Semoga ini bisa jadi pelajaran kedepannya.
Kamu juga minta maaf kalau pernah berbuat tidak baik tanpa kami sengaja!" sahut Bu Retno basa basi, meskipun di dalam hatinya begitu muak dengan kelakuan Tuti.
"Pak, Tuti, mau tetap disini!
Ini rumah Tuti. Tuti punya hak dirumah ini!
Dan satu lagi, kalau memang Tuti dan kang Bagus cerai, kita juga harus nuntut harta gono gini!
Gak bisa nerima begitu saja loh!" Tuti masih kekeuh gak mau beranjak dari rumahnya Bagus. Bu Retno yang memang sudah sangat geram dengan kelakuan Tuti, akhirnya angkat bicara.
"Apa yang ingin kamu tuntut, Ti?
Rumah ini masih atas namaku, dan juga semua harta yang jadi haknya Bagus semuanya juga masih atas namaku dan bapaknya Bagus, jadi, tidak ada yang bisa kamu tuntut dari rumah ini!" sahut Bu Retno geram.
"Tuti, sudah bapak bilang. Jangan bikin malu kamu!" bentak pak Sawal murka.
"Tapi pak!" Tuti masih belum terima, namun pak Sawal yang sudah terlanjur malu, akhirnya menyeret tangan Tuti untuk masuk ke dalam mobil pick up miliknya. Lalu mengangkut koper untuk dinaikkan di bak belakang.
"Maafkan anak kami, Bu!
kamu mohon pamit, Asalamualaikum!" pamit Bu Idah sopan.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Keputusan kamu sudah tepat, le!
perempuan kayak Tuti, memang gak pantas dipertahankan. Kamu fokus saja sama urusan kamu, segera urus surat cerai nya. Biar anak anak kamu, emak yang jagain." Bu Retno menatap iba pada anak lelakinya. Merasa bersalah, karena bagaimanapun dirinya juga ikut andil memaksa perjodohan bagus Bagus dengan Tuti waktu itu.
"Bagus gak mau emak repot, nanti emak kecapean!" sahut Bagus yang merasa gak enak kalau merepotkan ibunya yang sudah tidak muda lagi.
"Mereka itu cucunya emak juga le!
Emak menyayangi mereka, kalau ada mereka emak itu terhibur dan bahagia. Biar mereka emak yang jaga, kamu kan kalau sore pulang kerja bisa ambil mereka dirumah. Pulang sekolah, biar mereka dirumahnya emak!" sahut Bu Retno yang tidak mau dibantah lagi.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ On going ]
#Bidadari Salju [ On going ]
#Wanita Sebatang Kara { New karya }
#Ganti Istri { New karya }
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
turutin mak mu, Gus ..
cepet urus surat cerai .. biar Tuti gak bisa bertingkah nuntut macem2 ...
2023-08-21
2
say
jan kasih celah buat c Tuti, ya Gas
2023-05-16
0