hanya mirip saja, tapi tak sama

"Silahkan diminum, Den!

Nyah, dan siapa tadi namanya?" mbok Darmi meletakkan tiga cangkir berisi teh hangat. Dan juga cemilan.

"Tuti! panggil saja saya Tuti, mbok!" sahut Tuti ramah. Entah kemana sifat angkuh yang dulu dimiliki Tuti. Setelah menjalani kepahitan hidup bersama Warno. Tumbuh penyesalan dan membuat dirinya sadar, bertekad untuk memperbaiki diri menjadi orang baik.

"Asalamualaikum!

Papa pulang!!" teriak Almira yang mengetahui kepulangan papanya saat melihat ada mobil sang papa yang terparkir dihalaman rumah.

Almira tertegun, matanya menatap tak percaya ke arah Tuti dengan bibir bergetar.

"Mama!" ucapnya lirih.

"Sini, nduk!

Kamu pasti kaget ya?

Ini mbak Tuti, dia yang akan bantu bantu mbok Darmi."terang bu Rukmini pada cucu kesayangannya.

"Oh!

Almira!" Almira mengulurkan tangannya, matanya menatap lekat pada Tuti yang terlihat salah tingkah.

"Mbak Tuti kenapa mirip banget wajahnya sama mama?

Ini kebetulan sekali!" lirih Almira yang masih enggan beranjak untuk menatap wajah Tuti.

"Hanya mirip sayang, tapi tidak sama!

Kan ada yang pernah bilang, di dunia ini orang yang mirip itu ada tujuh loh. Mungkin mbak Tuti salah satu yang mirip dengan mama kamu!" sahut Bram yang berusaha bersikap sewajarnya, meskipun hatinya juga sempat bergetar saat melihat orang yang mirip banget dengan almarhumah istrinya.

"Iya, Almira paham!

Papa gimana, sehat?

Papa sudah selesai tugas luar kotanya?" Almira kini beralih pada papanya, duduk disamping laki laki yang amat dicintainya itu dengan manja.

"Papa nanti sore balik lagi, masih ada kerjaan yang belum selesai. Kamu jaga nenek ya, gak boleh keluyuran gak jelas. Sekarang tambah ada teman satu lagi, mbak Tuti. Almira gak akan kesepian!" sahut Bram lebih dengan kelembutan pada putrinya.

"Sebaiknya kita makan dulu, sudah jamnya makan siang!" sambung Bu Rukmini dan langsung di iyakan oleh semua.

"Mbak Tuti, ayo kita makan sama sama!" ajak Almira ramah, namun Tuti merasa canggung dan enggan.

"Saya masih kenyang, non!

Nanti saja." tolak Tuti sungkan, padahal perutnya sedari tadi sudah keroncongan. Sejak semalam belum terisi apapun.

"Gak usah sungkan, nduk.

Kasihan bayimu yang di dalam perut!" Bu Rukmini ikut menimpali.

"Injih nyonya!

Terimakasih, tapi saya belum lapar!" sahut Tuti yang berusaha menutupi rasa laparnya.

"Mbak Tuti, makan sama mbok saja yuk, mungkin sungkan kalau satu meja sama nyonya dan den Bram, iya kan?"Nok Darmi tiba tiba muncul dan ikut menimpali.

"Yasudah, senyamannya saja, ya nduk!" sahut Bu Rukmini yang berlalu didorong oleh Almira.

Sedangkan Tuti mengikuti langkahnya mbok Darmi menuju dapur.

Dirumah ini, meja makan memang diletakkan di ruangan sebelah dapur. Tuti memilih makan bersama mbok Darmi, duduk di kursi kayu yang ada di dapur.

"Enak, nduk?

Mbok, hafal betul selera orang orang dirumah ini. Mbok sudah mengabdi di keluarga ini hampir dua puluh lima tahun. Sejak den Bram belum lahir.

Nanti kamu belajar Yo, mbok akan ajari kamu masak dan apa apa yang jadi kebiasaan dan kesukaan orang orang dirumah ini. Gak sulit kok, mereka itu memang bukan tipe yang suka pilih pilih makanan." mbok Darmi membuka obrolan dengan Tuti.

"Iya mbok, terimakasih njih, mbok!

Semoga saya bisa bekerja dengan baik, dan tidak mengecewakan. Saya berhutang Budi sama pak Bram!

Tanpa pertolongannya, mungkin saya akan terus mengalami penderitaan akibat siksaan suami saya, mbok!" balas Tuti dengan tatapan nanar.

"Sudah takdirnya, nduk!

Kamu baik baik disini, jaga kepercayaan semua orang, dan bersikap sopan. Insyaallah kamu akan menemukan kebahagiaan kamu lagi, Yo!

Sing sabar, iklas dan mohon ampun pada Gusti pangeran. Barangkali kita ini banyak dosa yang tanpa kita sengaja." ucap mbok Darmi panjang lebar, membuat Tuti bergeming, kembali bayangan penghianatan yang dilakukan menusuk jantungnya. Rindu akan sosok Bagus mengusik pikirannya. Dan wajah polos kedua anaknya semakin membuat hatinya perih.

"Aku akan berjuang semampuku, mbok!

Demi buah hati yang kini ada di dalam perutku.

Bagaimanapun dia tidak tau apa apa, dia masih suci dan putih, terlepas dari sikap jahat ayah kandungnya. Seperti yang mbok Darmi bilang, ini takdir yang harus aku jalani." sahut Tuti dengan mata yang sudah mengembun.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Sedangkan di lain tempat, Warno yang sudah menunggu Tuti tengah merasakan cemas dan marah. Karena istrinya belum juga kunjung keluar dari hotel tempatnya melayani tamunya.

Mau menghubungi juga gak bisa, karena Tuti sudah tidak memiliki ponsel, Warno sudah menjualnya. Sedangkan nomor Bram yang menyewa jasa Tuti juga tidak bisa dihubungi.

"Sial!

Kemana Tuti, ini sudah lebih dari tiga jam. Tapi belum juga keluar!

Aku harus meminta uang tambahan dari laki laki itu, karena sudah melebihi batas waktu yang ditentukan." sungut Warno yang sudah sangat kesal karena hampir satu jam lebih, menunggu Tuti belum juga muncul.

Warno berusaha untuk tetap tenang, tapi pikirannya semakin kacau. Akhirnya Warno memutuskan untuk masuk ke dalam hotel dan tanya pada resepsionis, keberadaan Bram.

"Oh, pak Bram Hermawan ya?

Beliau sudah keluar dari jam sembilan pagi tadi!" perempuan cantik yang berada di meja resepsionis menjelaskan. Membuat Warno ternganga dan mulai diliputi perasaan kalut.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ On going ]

#Bidadari Salju [ On going ]

#Wanita Sebatang Kara { New karya }

#Ganti Istri { New karya }

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say❤️

Terpopuler

Comments

me...

me...

koreksi.
sebelum bram lahir sudah 25 tahu. anak Bram Uda SMA.. cius...

2024-10-23

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

nganga nya jangan trll lebar, No ... ntar laler masuk ... 🤣🤣

2023-08-21

1

say

say

sukurin lu warno ditinggalkeun ku pamajikan🤪

2023-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!