Ganti Istri

Ganti Istri

perlawanan Bagus

"Kang!

Apa uang belanja minggu ini gak bisa ditambahin?

Semua serba naik, uang lima ratus ribu mana cukup buat seminggu!" sungut Tuti saat suaminya baru saja pulang dari proyek tempatnya bekerja.

"Aku capek, Ti!

Mbok Yo, suami pulang kerja itu dibuatkan kopi dan dibiarkan istirahat dulu.

Bukannya malah sambat masalah uang terus. Capek aku itu, tiap hari yang kamu bahas, uang, uang terus!" Bagus yang biasanya cuma diam saat istrinya mengomel, tapi kali ini dia menjawab dengan wajah mengeras.

Uang lima ratus yang diberikan hanya untuk kebutuhan sehari hari saja dalam seminggu, untuk beras, kopi, gula, sabun, listrik, semuanya sudah di cukupi oleh bagus. Bahkan Bagus juga memberikan uang kusus untuk kebutuhan Tuti sebanyak satu juta lima ratus setiap bulannya. Tapi bukannya bersyukur, justru Tuti semakin terus mengeluh.

"Kamu bentak aku, kang?

Kamu sudah gak menghargai aku lagi, kang?

Jahat kamu!" teriak Tuti tak terima dengan ucapan Bagus yang terkesan menyudutkan dirinya.

"Sudahlah, Tut!

Aku capek dengan keluhan kamu itu.

Dikasih uang berapa pun kamu selalu kurang!" bentak Bagus yang sudah tak bisa menahan rasa kesalnya.

"Bapak kenapa marah marah?

Ani buatkan kopi ya, biar bapak gak capek, kan baru pulang kerja!" Ani, anak perempuan Tuti dan Bagus selalu saja bisa membuat Bagus luluh dengan sikapnya yang baik itu, padahal Ani baru berusia tujuh tahun, tapi tau bagaimana memperlakukan bapaknya dengan baik.

"Makasih, nak!

Bapak mandi dulu ya, habis itu kita jalan jalan ke taman depan kelurahan sana. Ajak masmu juga, nanti bapak belikan es krim." sahut Bagus yang langsung tersenyum menatap anak perempuannya dan meninggalkan Tuti yang terlihat masam karena diacuhkan oleh Bagus.

"Hore!

Ani buatkan bapak kopi dulu, habis itu mau panggil mas Agung biar dia juga mandi." seru Ani senang karena akan dibelikan es krim sama bapaknya.

Kalau ibunya pasti pelit dan tidak mau membelikan jajan lebih pada kedua anaknya.

"Bapak, minum kopinya dulu.

Mas agung masih mandi, nanti jadikan jalan jalan ke taman nya?" tanya Ani yang tengah menunggu bapaknya keluar dari kamar.

"Jadi dong, nih bapak sudah siap. Sudah ganteng!" sahut Bagus yang sudah berpakaian rapi dengan rambut klimis nya.

"Heleh, ganteng dari mana?

Wong celana saja sudah kayak kakek kakek, rambut juga kayak kesiram minyak goreng satu liter!" sungut Tuti mencebik kesal ke arah suaminya.

"Bapak itu ganteng tau, buk!

Ibuk saja yang gak bersyukur, Ani bangga kok punya bapak, kayak bapak Ani.

Baik, ganteng gak pelit lagi, iya kan mas?" sahut Ani membalas ucapan ibunya dan mengalihkan pandangannya pada sang kakak yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Iya, bapak ganteng, baik dan gak pelit.

Gak kayak ibuk, kerjaannya ngomel aja tiap hari, pelit lagi sama kita!" sahut Agung menimpali ucapan adiknya.

"Tuh, dengar gak kamu, Tut?

Anak anak kita saja pada tau, mana yang baik dan mana yang disayang. Makanya jangan suka jahat sama anak, biar mereka juga menyayangi kita!" sahut Bagus dengan senyuman bangga, lalu menyesap kopinya yang tinggal separo dan mengajak anak anaknya pergi dengan menaiki motor barunya.

"Pak, ini motornya siapa?" tanya Ani saat mereka sudah di jalan menuju taman dekat kelurahan di kampungnya.

"Ini motor barunya bapak.

Tapi kalian harus janji ya, jangan bilang bilang sama ibuk kalian kalau bapak beli motor baru.

Bilang saja ini motor milik mandor proyek yang dipinjamkan untuk bapak. Mengerti?" sahut Bagus dengan senyuman mengembang.

"Siap, pak. Kami pasti akan jaga rahasia bapak.

Pokoknya bapak gak boleh pelit lagi kita ya?" sahut Agung yang melingkarkan tangannya di pinggang bapaknya.

"Maafkan aku Tuhan, bukan maksud hati mau mengajari anak anakku untuk berbohong.

Tapi sikap Tuti sudah melebihi batas, dia menghabiskan uang yang aku berikan untuk mantannya itu. Aku tidak akan tinggal diam, enak saja, uang hasil kerja kerasku dihabiskan oleh laki laki pengangguran kayak Warno itu, gak Sudi aku!" batin Bagis dengan hati berdenyut nyeri.

Sudah ada satu bulan, Bagus menyelidiki istrinya, ternyata Tuti memang diam diam masih menjalin hubungan dengan Warno, laki laki dari desa sebelah. Warno adakah mantan pacarnya Tuti sewaktu SMP dulu, sampai sekarang Warno belum juga menikah dan betah jadi pengangguran, tapi Tuti dengan bodohnya, termakan rayuan laki laki itu, dan mau maunya memberikan uang nya buat laki laki itu. Bagus yang tidak terima akhirnya bersikap tegas pada Tuti dengan tidak lagi memberikan uang lebih pada istrinya itu.

Dan diam diam Bagus juga sudah menyiapkan bukti bukti perselingkuhan mereka, karena ada teman satu proyeknya yang ngekos tak jauh dari tempat tinggal Warno, membuat Bagus mudah untuk mencari informasi dan bukti perselingkuhan mereka.

"Bapak, aku mau es krim yang disana boleh?" Suara cemprengnya Ani membuyarkan lamunannya Bagus.

"Boleh, ini uangnya. Beli sama mas Agung.

Habis itu kalian kembali lagi kesini, bapak tunggu disini saja." sahut Bagus sambil menyerahkan uang dua puluh ribuan pada anaknya.

Bagus membiarkan anaknya membeli sendiri karena penjualnya berada tak jauh dari tempatnya duduk. Masih bisa terlihat dari pandangannya.

Ani dan Agung berlarian menuju tukang jualan es krim yang sudah banyak dikerubuti anak anak seusia mereka. Sedangkan Bagus menatap nanar ke arah kedua anaknya dengan perasaan sedih.

"Kasihan mereka, aku harus bagaimana?

Apa mereka akan terluka jika nantinya akan ada perceraian?" Bagus berbicara sendirian dengan dada yang sudah terasa sesak. Cinta memang tak lagi ada dihatinya untuk Tuti setelah mengetahui perselingkuhan istrinya itu, tapi kedua anaknya lah yang membuat Bagus tetap bertahan sampai detik ini. Namun kelakuan Tuti seolah semakin menjadi saja. Dia semakin tidak menghargai Bagus sebagai suaminya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ On going ]

#Bidadari Salju [ On going ]

#Wanita Sebatang Kara { New karya }

#Ganti Istri { New karya }

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

owalaaaa ... istri durjana kamu, Tut .... jijay !!! 🤮
harusnya istri kek gitu mah di cerai aja, Gus ...

2023-08-21

1

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

lhah Tuti ... kamu juga sbg istri udah menghargai Bagas sbg suami belom... ? 🤪

2023-08-20

1

say

say

awal ceritanya lumayan menarik nih😍👍

2023-05-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!