tak lagi diterima

Bagus menatap nanar kepergian pak Slamet, entah seperti apa kalau tadi tidak dapat informasi dari laki laki yang umurnya lebih tua empat tahun darinya itu. Akan selamanya hidup dalam kebohongan istrinya.

Tapi kini, meskipun sakit, setidaknya mereka sudah berpisah dengan alasan yang jelas.

Tinggal bagaimana memberi pengertian pada kedua anaknya agar mereka tidak larut dengan rasa sedih dan malu.

"Pak, kenapa ibuk jahat?

Ibuk sudah buat kita malu?" huhuhuuuuu, Ani menangis histeris, sedangkan Agung hanya diam terpaku, hatinya juga sakit, malu dan jijik dengan kelakuan ibunya. Tapi sebagai laki laki, Agung tak ingin menangis, berusaha bersikap tegar agar tidak terlihat cengeng, meskipun hatinya hancur.

"Kalian sudah tau?

Maafkan bapak, nak!

Bapak tidak bisa menjaga ibuk kalian, sampai terjadi hal memalukan seperti ini." sahut Bagus dengan suara tercekat. Bingung harus bicara apa untuk menenangkan anaknya.

"Bapak gak salah. Ibuk saja yang memang tidak bisa menjaga dirinya. Agung malu, Agung gak mau lagi ketemu ibuk!" sahut agung dengan tatapan nanar.

"Bapak!

Apa bapak maafin ibuk?

Ani gak mau lihat ibuk lagi, Ani malu, karena ibuk, Ani jadi pembicaraan warga." Ani terus terisak, hatinya benar benar terluka dengan kelakuan ibunya.

"Kalian jangan sedih lagi. Pasti kita malu, ya sangat malu. Tapi mau gimana lagi, ibu kalian tak lagi memikirkan akibat dari perbuatannya itu.

Kalian lebih baik tenangin diri kalian dulu. Yang berbuat salah dan dosa itu ibu kalian, bukan kalian.

Sudah ya, jangan terlalu dipikirkan. Insyaallah semua akan kembali baik baik saja, ini hanya masalah waktu saja. Lambat laun, gunjingan itu akan mereda dengan sendirinya.

"Pak, apa bapak akan pisah sama ibuk?" tanya Agung yang terlihat tegar, namun ada sorot benci di kedua bola matanya.

"Kalau bapak mau pisah sama ibuk, Agung dukung. Ibuk sudah melewati batasannya. Bapak berhak bahagia, dan berhak dicintai dengan wanita yang lebih baik. Karena bapak orang baik!" sambung Agung menatap lekat wajah bapaknya.

"Ani juga setuju, bapak pisah saja sama ibuk. Tapi Ani gak mau ikut ibuk, Ani mau tinggal sama bapak saja. Ani sudah besar, Ani akan membersihkan rumah dan masak sendiri. Ani anak perempuan, Ani akan bertanggung jawab pada rumah ini. Bapak janji ya, bapak tidak akan seperti ibuk, kami malu!" Ani yang sedari tadi terisak ikut menimpali dan memberikan pendapatnya.

"Apa kalian yakin, tidak keberatan kalau bapak dan ibuk pisah?

Kalian gak papa?" sahut Bagus meyakinkan sekali lagi soal yang diucapkan kedua anaknya.

"Iya, kami yakin. Meskipun kami masih anak anak. Tapi kami tau, apa yang dilakukan ibuk itu dosa, salah besar. Harusnya ibuk setia sama bapak." balas Agung yang diiyakan oleh adiknya juga.

"Baiklah. Dengan begini, bapak jadi tau keinginan kalian. Dan bapak tak lagi cemas dengan keputusan yang akan bapak ambil.

Bapak janji, akan menjaga dan merawat kalian dengan baik. Terimakasih ya, sudah memahami keadaan bapak." Bagus menatap kedua anaknya bergantian dengan perasaan haru.

"Kalian ganti pakaiannya, lalu ambil wudhu dan sholat, habis itu kita makan bareng.

Bapak akan masakin makanan kesukaan kalian." sambung Bagus yang berusaha untuk terlihat baik baik saja di hadapan anak anaknya.

Tanpa banyak bicara, Ani dan Agung menuruti perintah bapaknya. Sedangkan Bagus, langsung ke dapur untuk memasak buat makan siang kedua anaknya. Di dapur hanya ada nasi putih dan telur dadar saja. Tuti tidak masak, dan memang tak memperdulikan kedua anaknya. Dia lebih memilih menemui selingkuhannya dari pada merawat kedua anaknya dengan baik.

Bagus membuka kulkas dan mengambil daging sapi. Bagus ingin bikin soto daging, selain gampang, masak soto juga cepat. Karena ada bumbu jadi yang memang sudah di stok di dapur.

"Wah, baunya harum!

Bapak masak soto ya?" Ani yang tadi sedih kini sudah kembali ceria seperti biasanya lagi. Begitu juga dengan Agung yang sudah bisa mengendalikan amarahnya. Meskipun masih tersisa kecewa yang begitu besar pada wanita yang sudah melahirkannya.

"Nah sudah matang, tinggal bikin sambelnya!" Bagus meletakkan masakannya di atas meja dan mau membuat sambel sebagai pelengkapnya.

"Biar Ani yang bikin sambelnya, pak!

Bapak juga belum sholat kan?

Bapak sholat saja dulu, biar Ani yang meneruskan bikin sambelnya." Ani mengambil alih tugas bapaknya dengan suka cita.

"Agung yang bikin minumnya ya, teh hangat atau es teh?" si sulung juga ikut membantu, membuat Bagus merasa bersyukur dianugerahi anak anak pintar dan baik seperti mereka.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Sumpah, masakan bapak tadi enak banget, sampai Ani dan mas Agung nambah lagi.

Makasih ya, pak!" Ani tersenyum senang, beruntung memiliki bapak sebaik Bagus, kasih sayangnya tidak diragukan lagi. Mencintai kedua anaknya dengan begitu tulusnya.

Saat mereka asik bercengkrama. Tiba tiba Tuti muncul dengan wajah melasnya.

"Kang!" panggil Tuti lirih, matanya sembab karena habis menangis.

"Aku sudah masukkan baju baju kamu ke dalam koper, pergilah!

Dan aku juga sudah memberikan uang nafkahku selama tiga bulan selama masa Iddah mu. Uangnya aku letakkan di dalam koper sebanyak tiga juta.

Pergilah, anak anak akan tetap disini bersamaku!" sahut Bagus datar, tanpa mau melihat ke wajah Tuti sedikitpun.

"Ini rumahku juga, kang!

Kamu gak berhak mengusirku dari sini!

Aku akan tetap tinggal disini, meskipun akang menceraikan aku!" sahut Tuti dengan nada meninggi. Tak memperdulikan perasaan anak anaknya, padahal mereka tengah menatapnya tak suka, sorot kecewa dan benci terlihat di sinar mata kedua bocah itu.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ On going ]

#Bidadari Salju [ On going ]

#Wanita Sebatang Kara { New karya }

#Ganti Istri { New karya }

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say❤️

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

urat malu nya Tuti emang udah putus ...

2023-08-21

2

Nayla Ujji ...

Nayla Ujji ...

pa bagus, minta resep bikin soto nya..
....
usir lagi tuti nya, pa Bagus.

2023-05-28

1

yuli Wiharjo

yuli Wiharjo

rumah mu gundul mu itu tuti

2023-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!