Terjebak Hasrat Gigolo Ibuku
Freya mengepalkan tangannya sangat kuat, wajahnya yang cantik tampak memerah penuh amarah. Tatapan matanya begitu tajam seolah bisa membelah apa saja yang ada didepannya. Wanita berusia 21 tahun itu tengah menyaksikan kemesraan sang Ayah dengan seorang wanita antah berantah yang tiba-tiba hadir di kehidupan mereka.
"AYAH!" Freya berteriak berang, tas yang sejak tadi tergantung dilengannya langsung ia lempar dengan keras hingga mengejutkan kedua orang tidak tahu diri itu.
"Freya?" Morgan yang tadinya sibuk berasyik-masyuk dengan wanitanya langsung menghentikan aktivitasnya tatkala putrinya datang.
"Hal menjijikan apa ini Ayah? Makam Ibuku bahkan belum kering, tapi dengan teganya Ayah bercum bu dengan wanita ini?" Freya masih berteriak tidak terima. Karena Ibu kandungnya baru saja meninggal satu Minggu yang lalu, tapi Ayahnya malah bersikap seperti ini.
"Freya, jaga bicaramu. Mulai sekarang kau harus sopan kepadanya, karena dia adalah calon Ibu tirimu," ujar Morgan memperingatkan putrinya.
Freya membesarkan matanya syok, sama sekali tidak menyangka jika kata-kata itu akan keluar dari mulut Ayahnya. Freya lalu mengalihkan pandangannya kearah sosok wanita yang akan menjadi Ibu tirinya itu. Meski sudah cukup berumur, tapi wanita itu terlihat sangat terawat.
"Ayah, what the fuckkk? Aku tidak akan menerima wanita ini menjadi Ibu tiriku sampai kapanpun! Bagiku Ibuku hanya satu, dan selamanya akan selalu seperti itu!" teriak Freya sama sekali tidak terima jika Ayahnya akan menikah lagi, dalam bayangannya pun dia tidak rela, apalagi harus benar-benar terjadi.
"Terserah kau mau setuju atau tidak, Ayah sudah memberitahu, besok pernikahan akan dilangsungkan, dan Ayah harap kau tidak membuat masalah," ujar Morgan, tanpa memperdulikan ketidaksetujuan dari Freya, pria yang sudah bau tanah itu malah mengajak kekasihnya Andriana masuk kedalam kamar mereka.
"Ayah keterlaluan! Aku tidak akan menerima ini semua! Arghhhhhhhh ..." Freya berteriak-teriak dan membanting apa saja yang ada didepannya, berharap Ayahnya akan mau merubah pikirannya.
Namun, apa yang diinginkan Freya tidak pernah terjadi. Ayahnya tetap melangsungkan pernikahan sesuai keinginan pria itu. Freya begitu hancur, tapi juga tidak berdaya. Disaat seperti ini tidak ada satupun orang yang merangkulnya untuk sekedar mengatakan kalau semua akan baik-baik saja.
Semua harapan yang masih tertinggal kini sudah benar-benar hancur sia-sia. Dan Freya kian tenggelam dan terlupakan.
******
Freya menghisap rokoknya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Asap tampak sudah mengepul memenuhi sekitar wajahnya dan ditangan satunya terlihat ia memegang satu gelas brandy yang siap diteguknya.
"Frey, lu nggak balik? Ini udah jam 3, besok bukannya ada kelas?" Nanda menepuk-nepuk pelan lengan Freya, bermaksud membangunkan.
"Balik kemana lagi? Gue nggak punya rumah," sahut Freya acuh, tidak begitu peduli juga dengan perkataan sahabatnya, karena baginya ia tidak punya rumah saat ini.
"Aduh Frey, jangan gitulah, ini udah malem banget, gue antar lu pulang, buruan." Nanda masih berusaha membuat sahabatnya itu sadar, meskipun terlihat sekarang sudah mabuk berat karena sudah puluhan botol alkohol dihabiskan oleh Freya.
"Ck, lu kalau mau pulang, pulang aja deh. Gue lagi eneg lihat muka pelakor itu. Biarin gue disini sendiri," tukas Freya mendorong tubuh sahabatnya dengan kasar.
Setelah Ayahnya memutuskan akan menikah lagi, sudah berbulan-bulan Freya menghabiskan hidupnya di club' malam dan kecanduan dengan barang-barang haram itu. Ia hanya akan pulang untuk mengganti baju dan pergi ke kampus, selebihnya ia tidak akan tidur dirumah karena baginya rumah itu adalah neraka.
"Nggak bisa Frey, disini bahaya kalau lu sendirian." Nanda masih tidak mau pergi, mengingat bagaimana bahayanya tempat itu.
"Tenang aja, nanti gue minta Devan jemput gue. Lu pulang aja."
Mendapatkan jawaban seperti itu dari Freya, akhirnya Nanda mau tidak mau meninggalkan wanita itu sendirian di club', ia juga tidak bisa terlalu lama berada disana karena besok akan pergi ke kampus.
Sedangkan Freya terus melanjutkan aktivitasnya, meneguk minuman haram itu sampai kepalanya sangat berat. Ditambah pil ekstasi yang mulai bekerja membuat Freya seperti mengalami hal-hal yang begitu indah.
"Ah ... sial, kenapa lampu itu terus berputar-putar. Kepalaku sakit sekali," gumam Freya bangkit, meninggalkan tempat itu dan berjalan keluar, matanya sudah enggan untuk terbuka hingga membuat jalannya sempoyongan.
"Devan, anak itu ... kemana dia? Apa masih bersama para ja la ng ..." Freya bergumam-gumam sendiri seraya terus berjalan, ia beberapa kali menabrak tembok karena pandangannya yang begitu kabur.
Saat melewati sebuah ruangan yang sedikit terbuka pintunya, Freya terkekeh-kekeh sinis. Dia seperti sedang melihat Andriana, Ibu tirinya yang sedang asyik bergoyang di pangkuan pria muda.
"Wanita itu ... bertingkah polos didepan Ayahku, tapi dia benar-benar menjjikan," ucap Freya memilih tidak menghiraukan Andriana, toh jika ia mengadukan perbuatannya itu kepada Ayahnya, pria itu tidak akan percaya, lebih baik biarkan saja.
Freya segera meninggalkan tempat itu dengan berusaha payah. Ia hampir saja sampai diloby utama, namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang dari belakang.
"Oh shittt, siapa lu? Gue mau pulang," ucap Freya menepis tangan pria itu.
"Kenapa harus pulang? Tidak ingin bersenang-senang?" ucap pria itu menarik pinggang Freya hingga tubuh mereka menempel erat.
"Ah sial, jangan menyentuhku. Enyahlah ..." kata Freya kembali mendorong pria itu, namun kekuatannya terlalu lemah hingga pria itu dengan mudah melumpuhkannya.
"Jangan berlagak jual mahal, aku tahu kau pasti suka, nikmati saja baby ..." Pria itu mendorong Freya ke salah satu toilet dan memerangkap tubuh Freya di dinding, ia mencoba melecehkan wanita itu dengan mencium bibirnya.
"Brengsek! Aku tidak mau," kata Freya mengelak, ia menggerakkan kepalanya menghindari ciuman dari pria itu.
Namun, lagi-lagi pria itu lebih lihay, sepertinya mereka sama-sama dalam pengaruh alkohol membuat pria itu juga tidak bisa berfikir jernih. Freya sendiri lama-lama mulai melemah kekuatan berontaknya, tapi ia masih mencoba bertahan.
"Lepaskan aku brengsek! Arghhh, siapapun tolong aku!" teriak Freya mencoba mempertahankan bajunya yang akan ditarik paksa.
"Dasar ja la ng, jangan sok jual mahal kau," bentak pria itu terus memaksa Freya.
Hingga tiba-tiba ada seorang pria yang entah datang darimana langsung melibas kepala pria itu, dan berhasil membuat Freya terlepas.
"Bang sat! Tidak bisakah kau mencari mangsa lain!"
Bugh
Freya mendengar pria itu mengumpat kesal, ia mencoba membuka matanya, tapi pandangannya terlalu buram untuk melihat siapa yang sudah menolongnya. Sekilas ia hanya tahu jika pria itu memiliki tubuh tinggi tegap, dan setelah itu ia tidak tahu apapun lagi, hanya mendengar suara orang yang bertengkar dan mengumpat.
Happy Reading.
TBC.
Hay everyone, balik lagi dicerita author Virzha.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.
Semoga suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Bunda
nyimak Thor 🙏🏻
2024-07-12
1
Rizky Riska
mampir nih kk
2024-02-08
1
Mommy QieS
Like subscribe dulu, Kak.
2024-01-29
3