Bab 18. Teman baru

Mansion Royce.

"Kenapa cemberut saja? Dari kemarin malam kau terus mengacuhkan aku sayang," ucap Tuan Hans.

"Ini semua karena dirimu, harusnya kau tidak mengajak keluarga tuan Bams makan di restoran mantan istrimu itu," keluh Nyonya Serly.

Tuan Hans menghela nafas panjang. "Maaf, sebenarnya aku hanya ingin memanasi Bianca. Tapi siapa sangka dia sama sekali tidak bereaksi akan sindiran mu dan juga kemesraan kita. Malah Drew yang panas melihat itu semua," balasnya.

Nyonya Serly mencebik. "Ya sudah pasti Drew kesal, dia tidak ingin ibunya dihina didepan semua orang maupun didepan dirinya sendiri."

"Lagipula untuk apa sih kamu memanasinya seperti itu. Sudahlah sayang, hubunganmu dengannya sudah berakhir. Jadi ku mohon jangan menemui dia lagi, kau juga sudah berjanji padaku untuk tidak akan membahas masalah mantan istrimu itu lagi bukan?"

"Entah apa yang ingin kau buktikan padanya, tapi aku tidak suka melihatmu dekat dengannya," isak Nyonya Serly.

"Ya maaf," balas Tuan Hans mengalah sambil merangkul istrinya.

Sesekali berpikir, mengapa mantan istrinya itu tidak marah saat melihatnya bermesraan dengan istri barunya. "Apa dia benar-benar sudah tidak peduli lagi denganku? Apa rasa cintanya sudah tidak ada lagi, sampai-sampai dia tidak cemburu melihatku mesra seperti ini," batinnya bingung.

Seketika pikirannya teringat kembali tentang perceraian dengan istri pertamanya beberapa tahun yang lalu, dimana perceraian mereka disebabkan oleh orang ketiga yaitu nyonya Serly.

Yang mana dirinya kepergok saat sedang bermesraan dengan nyonya Serly. Dan dia sendiri lebih memilih selingkuhannya dari pada istri sahnya sendiri.

Dia seribu kali lebih baik darimu, dia mengerti bagaimana cara melayaniku. Tidak seperti dirimu, kau selalu saja sibuk bekerja dan mengabaikan aku.

Berapa kali aku katakan berhentilah menjadi wanita mandiri! Kita tidak kekurangan uang, aku mencari uang untuk kalian. Kalau kau bekerja, siapa yang akan menghambur-hamburkan uangku hah!"

Beruntung aku punya Serly, dia mengerti bagaimana caranya menghargai pemberian seseorang. Tidak seperti dirimu, kau selalu menolak setiap aku belikan barang mewah. Bahkan kau selalu bilang bangga akan barang yang bisa kau beli sendiri dari hasil keringatmu.

Nyonya Bianca memanglah wanita mandiri dan tidak ingin bergantung pada orang lain termasuk suaminya sendiri. Dia pekerja keras dan tidak suka memakai perhiasan ataupun barang-barang mewah lainnya.

Selain adanya pihak ketiga, perceraian itu juga terjadi akibat kematian Twister, putra sulung mereka. Dimana Tuan Hans menyalahkan sepenuhnya kematian Twister kepada nyonya Bianca. Karena mengijinkan putra sulungnya itu menjadi seorang pembalap.

Padahal dia sendiri telah melarang dan menolak aksi berbahaya tersebut, karena Tuan Hans ingin sekali Twister menjadi penerus perusahaannya.

Namun impian tuan Hans untuk memiliki penerus perusahaannya juga terkendala, karena Drew tidak berminat meneruskan bisnisnya.

Sedangkan istri keduanya sampai saat ini belum memiliki keturunan, entah sebab apa. Tapi satu hal yang pasti Tuan Hans tidak pernah memaksanya untuk memiliki anak.

...----------------...

Keesokan harinya.

Kampus.

Hari pertama Tesla dikampus cukuplah mengesankan, dia berkumpul bersama para mahasiswa baru lainnya dari berbagai kalangan, dengan beragam karakter menarik.

"Mereka luar biasa dan juga cantik," gumam Tesla menatapi satu persatu mahasiwi kampus yang berpenampilan luar biasa.

"Mereka cantik hanya karena make up," sela seorang mahasiwi berambut ikal disebelahnya.

Tesla menoleh. "Benarkah?" tanyanya.

"Tentu saja, eh tunggu kau juga cantik apa kau memakai make up juga?" ucap mahasiswi itu terkejut dan memindai wajah Tesla, lalu mengambil selembar tisue basah dan mengusap wajahnya.

"Wah tidak kusangka ku tidak memakai make up, tapi kau terlihat cantik," ucapnya kemudian.

"Benarkah?"

"Tentu saja, wajah cantik tanpa riasan seperti ini namanya cantik natural atau cantik alami. I like it!" balas si mahasiswi baru sekaligus memuji.

Tesla tersenyum. "Terima kasih atas pujiannya, dari dulu aku memang tidak suka memakai riasan wajah, paling hanya krim pelembab saja."

"Wah kalau gitu kita segolongan, aku juga tidak pernah memakai riasan wajah. Selain rumit dan memakan waktu, aku juga membenci wanita yang memakai riasan wajah karena wanita seperti itu suka menipu para pria. Kalau begitu kita berteman, aku Marisa!" ucap Marisa memperkenalkan diri.

Tesla mengangguk samar, entah ada pengalaman pahit apa tentang wanita disebelahnya itu, tidak henti-hentinya mengoceh tidak karuan.

Namun Tesla berusaha menjadi pendengar yang baik dan ia juga senang karena mendapat teman pertama di kampusnya.

"Aku Tesla," balas Tesla suka cita.

"Kau tinggal dimana?" tanya Marisa berusaha akrab.

"Aku tinggal di kos-an belakang kampus kita," balas Tesla.

"Apa kau tinggal di kosnya ibu Melisa?" tanya Marisa antusias.

"Ya," jawab Tesla tanpa ragu.

Marisa menarik nafas hingga ke dalam dengan kedua mata yang terbuka lebar. "Really?"

"Ya," balas Tesla plus anggukan cepat.

"Kalau gitu kita teman satu kos!" seru Marisa.

"Benarkah?" tanya Tesla tidak menyangka.

"Iya!" balas Marisa mengangguk.

Obrolan berisik Marisa membuat wanita lain merasa tertarik. "Jadi kalian berdua ngekos di rumah kos ibu Melisa?" tanya wanita berambut lurus berhidung pesek disebelah kanan Tesla.

"Ya," jawab Marisa dan Tesla bersamaan.

"Aku juga sama!" seru wanita itu.

"Kalau begitu kita satu kos!"

"Ya, kenalin aku Tiara."

"Tesla."

"Marisa."

Semenjak perkenalan itu pun, mereka menjadi akrab. Dan selalu bersama disetiap jam pelajaran, serta berkumpul di kamar kos jika sudah pulang kuliah.

Seperti saat sekarang ini, mereka bertiga duduk di ranjang kamar Marisa. Bercerita dan bercanda tawa mendiskusikan apa saja yang menjadi pengalaman mereka masing-masing.

"Jadi kau tinggal di desa? Pasti tempat itu sangat bagus, masih asri dan sejuk," oceh Marisa.

"Ya! Disana juga banyak bebek dan ayam," balas Tesla.

"Namanya juga desa Rawa Bebek," timpal Tiara.

"Wah bagaimana kalau ada liburan kita bermain disana?" saran Marisa memberi ide.

"Aku setuju," sambut Tiara.

Tesla tersenyum lebar dibuatnya. "Baiklah, liburan nanti aku akan mengajak kalian ke desa dan menginap di rumahku."

"Oke kita sepakat ya."

"Ini sudah sore, bagaimana kalau kita makan diluar. Disebrang sana ada kedai kopi yang menjual roti bakar dan makanan kaki lima lainnya. Sudah begitu harganya juga murah," ajak Marisa.

Tesla dan Tiara setuju lalu mereka bertiga pergi ke luar untuk membeli makan malam bersama.

...***...

Setibanya di depan jalan raya, mereka bertiga menunggu jalanan sepi dari kendaraan agar bisa menyebrang jalan dengan aman.

Lalu, sekiranya sudah aman barulah mereka melangkah. Namun belum ada di tengah-tengah jalan, sebuah motor tiba-tiba datang entah darimana. Motor itu melaju dengan kencang begitu saja dan hampir menyerempet mereka bertiga saat ingin menyebrang jalan.

"Woi buta lu ya!" pekik mereka terkaget-kaget.

Pengemudi motor itu menepi sejenak, lalu melepas helmnya dan menoleh sambil menatapi ketiga wanita yang sedang syok. Ia menatap lekat satu wanita dengan wajah yang sudah tidak asing lagi baginya.

"Makanya kalau nyebrang lihat-lihat! Kayak bebek dikampung saja!" ketus Drew.

Tesla terbelalak dan mengenal suara itu. "Drew!"

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
Ry Benci Pakpol Mampir

2023-05-21

1

mom mimu

mom mimu

dua like dan satu iklan meluncur, semangat terus kak 💪🏻

2023-05-20

1

Mommy Ghina

Mommy Ghina

eh ketemu lagi.
Sumpah gak suka sama hans dan sherly!

2023-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Balapan.
2 Bab 2. Ketabrak sepeda.
3 Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4 Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5 Bab 5. Nyungsep.
6 Bab 6. Membawa Drew.
7 Bab 7. Keseleo.
8 Bab 8. Diurut.
9 Bab 9. Ke toilet.
10 Bab 10. Hihang hoheng.
11 Bab 11. Mencuci mobil.
12 Bab 12. Menyewa Villa.
13 Bab 13. Kualat.
14 Bab 14. Tercebur.
15 Bab 15. Sedih.
16 Bab 16. Perjodohan
17 Bab 17. Mencari kos-an.
18 Bab 18. Teman baru
19 Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20 Bab 20. Latihan.
21 Bab 21. Tukang cekik.
22 Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23 Bab 23. berebut dilayani.
24 Bab 24. Menyumpal mulut
25 Bab 25. Menerima konsekuensi.
26 Bab 26. Gagal.
27 Bab 27. Deal
28 Bab 28. Sosok Twister.
29 Bab 29. The Monster.
30 Bab 30. Seimbang.
31 Bab 31. Lamaran pernikahan.
32 Bab 32. Mencari tahu.
33 Bab 33. Menganggap sama.
34 Bab 34. Kecelakaan.
35 Bab 35. Masih hidup.
36 Bab 36. Menolak kembali.
37 Bab 37. Pil KB.
38 Bab 38. Ketahuan.
39 Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40 Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41 Bab 41. Logo MTW.
42 Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43 Bab 43. Sam tahu.
44 Bab 44. Penengah.
45 Bab 45. Membayangi.
46 Bab 46. Kemenangan Drew.
47 Bab 47. Merelakannya.
48 Bab 48. Arisan.
49 Bab 49. Sejumlah uang.
50 Bab 50. Selembar surat.
51 Bab 51. Pergi ke desa.
52 Bab 52. Menyusul
53 Bab 53. Drama televisi.
54 Bab 54. Pancake.
55 Bab 55. Mengajak pulang.
56 Bab 56. Meminta tolong.
57 Bab 57. Mengurut Tesla.
58 Bab 58. Nasi goreng.
59 Bab 59. Duo kanebo kering.
60 Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61 Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62 Bab 62. The Little Memed
63 Bab 63. Rencana pembangunan.
64 Bab 64. Demo
65 Bab 65. Mendatangi.
66 Bab 66. Berorasi.
67 Bab 67. Batalnya perjanjian.
68 Bab 68. Dokter Mutia.
69 Bab 69. Menguping.
70 Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71 Bab 71. Pertikaian.
72 Bab 72. Tamparan keras.
73 Bab 73. Membawa Bella.
74 Bab 74. Lamar
75 Bab 75. Terlambat.
76 Bab 76. Keceplosan.
77 bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78 Bab 78. Kembali dirawat.
79 Bab 79. Tidak percaya.
80 Bab 80. Pusat kuliner.
81 Bab 81. Kerja sama
82 Bab 82. Bertamu.
83 Bab 83. Tatapan tajam.
84 Bab 84. Mana yang benar.
85 Bab 85. Sebuah keputusan.
86 Bab 86. Makan malam keluarga.
87 Bab 87. Kebakaran.
88 Bab 88. Nekad ke kota.
89 Bab 89. Menuntut.
90 Bab 90. Serangan Jantung.
91 Bab 91. Mulai menyelidiki
92 Bab 92. Menyamar.
93 Bab 93. Tekad Drew
94 Bab 94. Titik terang.
95 Bab 95. Tertangkap.
96 Bab 96. Terbongkar.
97 Bab 97. Membantu
98 Bab 98. Salah urat
99 Bab 99. Pengorbanan Drew.
100 Bab 100. Terima kasih
101 Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102 Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103 Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104 Bab 104. Mengaku.
105 Bab 105. Jatuh cinta.
106 Bab 106. Makan malam romantis.
107 Bab 107. Pacaran saja.
108 Bab 108. Papa Mertua.
109 Bab 109. Keliling naik sepeda
110 Bab 110. Menikmati alam.
111 Bab 111. Pernikahan Twister.
112 Bab 112. Pulang dari bulan madu
113 Bab 113. Makan malam pertama.
114 Bab 114. Pekerja Dadakan.
115 Bab 115. Tuan Hans sakit.
116 Bab 116. Sadar.
117 Bab 117. Maaf.
118 Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119 Bab 119. Gadis untuk Drew
120 Bab 120. Tidak menyetujui.
121 Bab 121. Video Call
122 Bab 122. Meluruskan
123 Bab 123. Menginap.
124 Bab 124. Permainan drama.
125 Bab 125. Tertangkap.
126 Bab 126. Pilihan sulit.
127 Bab 127. Patah hati
128 Bab 128. Mabuk
129 Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130 Bab 130. Menerima nasib.
131 Bab 131. Acara pertunangan.
132 Bab 132. Keluarga Luna.
133 Bab 133. Fitnah Luna.
134 Bab 134. Luna menemui Tesla.
135 Bab 135. Ada dimana Drew?
136 Bab 136. Belum mengetahui.
137 Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138 Bab 138. Terlacak.
139 Bab 139. Kebenaran terungkap
140 Bab 140. Keributan.
141 Bab 141. Memutar rekaman.
142 Bab 142. Dibatalkan.
143 Bab 143. Diijinkan.
144 Bab 144. Usir.
145 Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146 Bab 146. Sah!
147 Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148 Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149 Bab 149. Dua garis merah
150 Pengumuman karya baru
151 Bab 150. Akhir cerita (Tamat).
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Bab 1. Balapan.
2
Bab 2. Ketabrak sepeda.
3
Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4
Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5
Bab 5. Nyungsep.
6
Bab 6. Membawa Drew.
7
Bab 7. Keseleo.
8
Bab 8. Diurut.
9
Bab 9. Ke toilet.
10
Bab 10. Hihang hoheng.
11
Bab 11. Mencuci mobil.
12
Bab 12. Menyewa Villa.
13
Bab 13. Kualat.
14
Bab 14. Tercebur.
15
Bab 15. Sedih.
16
Bab 16. Perjodohan
17
Bab 17. Mencari kos-an.
18
Bab 18. Teman baru
19
Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20
Bab 20. Latihan.
21
Bab 21. Tukang cekik.
22
Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23
Bab 23. berebut dilayani.
24
Bab 24. Menyumpal mulut
25
Bab 25. Menerima konsekuensi.
26
Bab 26. Gagal.
27
Bab 27. Deal
28
Bab 28. Sosok Twister.
29
Bab 29. The Monster.
30
Bab 30. Seimbang.
31
Bab 31. Lamaran pernikahan.
32
Bab 32. Mencari tahu.
33
Bab 33. Menganggap sama.
34
Bab 34. Kecelakaan.
35
Bab 35. Masih hidup.
36
Bab 36. Menolak kembali.
37
Bab 37. Pil KB.
38
Bab 38. Ketahuan.
39
Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40
Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41
Bab 41. Logo MTW.
42
Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43
Bab 43. Sam tahu.
44
Bab 44. Penengah.
45
Bab 45. Membayangi.
46
Bab 46. Kemenangan Drew.
47
Bab 47. Merelakannya.
48
Bab 48. Arisan.
49
Bab 49. Sejumlah uang.
50
Bab 50. Selembar surat.
51
Bab 51. Pergi ke desa.
52
Bab 52. Menyusul
53
Bab 53. Drama televisi.
54
Bab 54. Pancake.
55
Bab 55. Mengajak pulang.
56
Bab 56. Meminta tolong.
57
Bab 57. Mengurut Tesla.
58
Bab 58. Nasi goreng.
59
Bab 59. Duo kanebo kering.
60
Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61
Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62
Bab 62. The Little Memed
63
Bab 63. Rencana pembangunan.
64
Bab 64. Demo
65
Bab 65. Mendatangi.
66
Bab 66. Berorasi.
67
Bab 67. Batalnya perjanjian.
68
Bab 68. Dokter Mutia.
69
Bab 69. Menguping.
70
Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71
Bab 71. Pertikaian.
72
Bab 72. Tamparan keras.
73
Bab 73. Membawa Bella.
74
Bab 74. Lamar
75
Bab 75. Terlambat.
76
Bab 76. Keceplosan.
77
bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78
Bab 78. Kembali dirawat.
79
Bab 79. Tidak percaya.
80
Bab 80. Pusat kuliner.
81
Bab 81. Kerja sama
82
Bab 82. Bertamu.
83
Bab 83. Tatapan tajam.
84
Bab 84. Mana yang benar.
85
Bab 85. Sebuah keputusan.
86
Bab 86. Makan malam keluarga.
87
Bab 87. Kebakaran.
88
Bab 88. Nekad ke kota.
89
Bab 89. Menuntut.
90
Bab 90. Serangan Jantung.
91
Bab 91. Mulai menyelidiki
92
Bab 92. Menyamar.
93
Bab 93. Tekad Drew
94
Bab 94. Titik terang.
95
Bab 95. Tertangkap.
96
Bab 96. Terbongkar.
97
Bab 97. Membantu
98
Bab 98. Salah urat
99
Bab 99. Pengorbanan Drew.
100
Bab 100. Terima kasih
101
Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102
Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103
Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104
Bab 104. Mengaku.
105
Bab 105. Jatuh cinta.
106
Bab 106. Makan malam romantis.
107
Bab 107. Pacaran saja.
108
Bab 108. Papa Mertua.
109
Bab 109. Keliling naik sepeda
110
Bab 110. Menikmati alam.
111
Bab 111. Pernikahan Twister.
112
Bab 112. Pulang dari bulan madu
113
Bab 113. Makan malam pertama.
114
Bab 114. Pekerja Dadakan.
115
Bab 115. Tuan Hans sakit.
116
Bab 116. Sadar.
117
Bab 117. Maaf.
118
Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119
Bab 119. Gadis untuk Drew
120
Bab 120. Tidak menyetujui.
121
Bab 121. Video Call
122
Bab 122. Meluruskan
123
Bab 123. Menginap.
124
Bab 124. Permainan drama.
125
Bab 125. Tertangkap.
126
Bab 126. Pilihan sulit.
127
Bab 127. Patah hati
128
Bab 128. Mabuk
129
Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130
Bab 130. Menerima nasib.
131
Bab 131. Acara pertunangan.
132
Bab 132. Keluarga Luna.
133
Bab 133. Fitnah Luna.
134
Bab 134. Luna menemui Tesla.
135
Bab 135. Ada dimana Drew?
136
Bab 136. Belum mengetahui.
137
Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138
Bab 138. Terlacak.
139
Bab 139. Kebenaran terungkap
140
Bab 140. Keributan.
141
Bab 141. Memutar rekaman.
142
Bab 142. Dibatalkan.
143
Bab 143. Diijinkan.
144
Bab 144. Usir.
145
Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146
Bab 146. Sah!
147
Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148
Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149
Bab 149. Dua garis merah
150
Pengumuman karya baru
151
Bab 150. Akhir cerita (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!