Kamar kos.
Ketiga wanita itu sedang terdiam cukup lama, setelah memikirkan tentang tawaran pekerjaan yang diberikan oleh Drew.
"Menurutku, lebih baik kita terima saja tawaran pekerjaan ini." usul Tiara.
"Ya aku juga setuju, tapi bagaimana denganmu Tesla? Kau sepertinya keberatan," ucap Marisa.
"Ya aku keberatan, tapi mengingat kalian membutuhkan uang tambahan, jadi aku tidak boleh egois kan?" balas Tesla.
Tiara dan Marisa menarik senyum. "Jadi kau setuju?"
"Tentu saja. Setelah pulang kuliah besok, kita akan datang ke restoran itu," balas Tesla.
"Oke, kalau begitu kita harus menghubungi si sok kaya itu dulu. Setelah itu kita datang kesana," ucap Marisa lalu menghubungi Drew.
"Hallo," sahut Drew dari ponselnya.
"Hallo, ini aku Marisa. Cewe yang kau serempet tadi," balas Marisa.
"Oh kalian, ada apa meneleponku?" tanya Drew angkuh seperti biasanya.
"Apa kau masih mengingat tawaran pekerjaan paruh waktu tadi?"
"Tentu saja aku ingat," balas Drew.
"Kalau begitu kami setuju kerja disana,"
"Oh begitu, lalu bagaimana dengan teman kalian yang judes itu? Bukankah dia yang melarang kalian bekerja," ucap Drew.
"Oh dia sudah setuju, jadi kami berdua akan ke restoran itu besok sore."
"Berdua?" tanya Drew.
"Ya berdua, Tesla tidak ingin bekerja. Maka dari itu habya kami saha berdua," balas Marisa.
"Oh tidak bisa, kalau kalian hanya berdua lebih baik tidak usah. Bertiga baru pas," tuntut Drew sengaja.
"B-begitu ya," ucap Marisa lalu menatap Tesla. "Dia ingin kau ikut bekerja juga," lanjutnya.
Tesla mendengus kesal lalu merampas ponsel Marisa agar bisa bicara langsung dengan Drew.
"Hei tukang intip, pria menyebalkan! Yang butuh uang lebih dan pekerjaan ini hanya kedua temanku ini saja, bukan aku!" ketusnya.
"Kalau kau tidak ikut bekerja, maka temanmu juga tidak boleh bekerja." balas Drew tidak mau mengalah.
"Kau benar-benar membuatku kesal! Baiklah aku akan ikut bekerja di restoran Mommy mu, tapi dengan gaji dua kali lipat!"
"Sepakat!" seru Drew. "Besok aku tunggu kalian di Restoran Manyu," ucapnya kemudian.
Tesla mematikan ponsel Marisa dan hampir saja membantingnya jika Marisa tidak segera menahan tangannya itu.
"Jangan Tes, kalau ponselku rusak aku tidak bisa beli lagi," ucap Marisa sambil mengelus-elus ponsel semata wayangnya.
"Apa yang dia katakan tadi sampai kau marah-marah seperti itu?" tanya Tiara penasaran.
"Dia ingin aku bekerja juga, padahal aku sendiri sudah mendapat transferan lebih dari kedua orang tuaku," balas Tesla.
"Ya terus kenapa kamu marah? Tinggal tolak saja beres," ucap Marisa.
"Ya tapi masalahnya, dia tidak akan menerima kalian berdua bekerja disana kalau aku tidak ikut bekerja dengan kalian. Dan yang paling menyebalkan itu adalah nada bicaranya, dia berlagak seolah-olah aku orang yang sangat butuh pekerjaan," balas Tesla.
"Oh begitu, terus bagaimana? Apa kita tidak usah terima saja tawarannya?" tanya Tiara memastikan kembali.
Tesla menatap kedua sahabat barunya itu, sebagai orang perantauan ia tahu betul rasanya jauh dari orang tua dan hidup pas-pasan.
"Tenang saja, aku sudah terima kok tawaran pekerjaan itu. Jadi kita besok bisa kesana sepulang kuliah," ucap Tesla tersenyum.
Tiara dan Marisa menyambut senyuman itu. "Terima kasih ya, maaf karena kami kamu jadi ikut berkorban juga."
"Tidak masalah, gunanya teman kan seperti itu." balas Tesla harus berlapang dada.
Padahal dia sendiri tidak menyukai Drew karena sikap angkuh dan sombongnya itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka bertiga bekerja disana, tapi satu hal yang pasti mereka akan selalu ada satu sama lain. Dan Tesla tidak akan membiarkan dirinya dan teman-temannya direndahkan.
...----------------...
Keesokan harinya.
Restoran Manyu.
"Drew, kenapa kamu masih disini? Apa tidak ada pekerjaan di perusahaanmu hah?" tanya Nyonya Bianca menatap aneh putranya yang sedang duduk di meja khusus pengunjung.
"Aku sedang menunggu pegawai baru untukmu Mom," balas Drew.
"Pegawai baru untuk Mommy?" tanya Nyonya Bianca tidak mengerti.
"Yap, sebentar lagi mereka akan tiba."
"Mereka? Apa lebih dari satu orang?" tanya nyonya Bianca lagi.
"Ya lebih tepatnya tiga orang," balas Drew bangga sekali.
"T-tiga?" nyonya Bianca benar-benar tidak mengerti dengan tingkah Drew, padahal dia sendiri sama sekali tidak membuka lowongan pekerjaan.
Tapi anaknya itu justru ingin memperkerjakan tiga orang sekaligus.
Tak berselang lama kemudian, ketiga wanita yang sedang ditunggu oleh Drew akhirnya datang juga. Pria itu pun melambaikan tangan layaknya seorang tamu memanggil seorang pelayan.
"Gayanya sok sekali, padahal kita saja belum bekerja disini. Tapi dia menganggap kita ini seolah-olah pelayannya," bisik Marisa.
"Benar, jika bukan karena butuh uang untuk beli skincare, aku tidak akan mau bekerja dengan atasan seperti itu," bisik Tiara.
"Eh tunggu kau ingin beli skincare," kejut Marisa.
"Ya kalau ada lebihnya," balas Tiara nyeleneh.
"Eh kalian jangan bergosip saja, kemari cepat!" titah Drew angkuh.
"Yu lah kita dipanggil," ajak Tesla.
"Duduk dan tunggu disini!" titah Drew lagi.
Bersamaan dengan hal tersebut Nyonya Bianca keluar dari ruang dapur dan segera menghampiri Drew setelah membasuh kedua tangannya.
Ia memandangi ketiga wanita itu dengan hati bertanya-tanya. "Darimana Drew mendapatkan tiga gadis ini?"
Drew tersenyum dan mempersilahkan sang mommy duduk di hadapan para gadis-gadis. "Kenalkan ini mommyku, pemilik restoran ini."
"Saya Marisa nyonya," Marisa memperkenalkan diri.
"Kalau saya Tiara," sapa Tiara.
"Saya Tesla," sapa Tesla sambil mengulurkan tangannya.
"Saya chef Bianca," balas Nyonya Bianca menyambut satu persatu uluran tangan para ketiga gadis dihadapannya.
"Oke perkenalannya cukup dan sekarang aku akan menjelaskan pekerjaan kalian," serobot Drew menunjukkan kuasa melebihi sang pemilik restoran itu sendiri.
"Marisa bertugas mencuci peralatan makan kotor, Tiara bertugas membersihkan meja dan menata kursi dan Tesla," ucap Drew lalu mencondongkan diri. "Kau bertugas melayani tamu," lanjutnya.
"Aku? Kau bilang hanya butuh karyawan untuk tugas bersih-bersih," balas Tesla keberatan.
"Mau atau tidak? Dan jangan lupa kalau kamu menolak tawaran ini, teman-temanmu itu bisa kehilangan kesempatan ini," bisik Drew penuh penekanan.
Tesla menelan ludahnya susah payah dan mengangguk pasrah. "Baiklah," ucapnya tidak ada pilihan lain.
"Bagus," balas Drew tersenyum smirk.
Nyonya Bianca menangkap momen itu, entah apa yang membuat Drew menjadi peduli dengan restorannya. Akan tetapi nyonya Bianca merasa senang, karena Drew akhirnya mau berinteraksi dengan lawan jenis.
"Oke cukup bengongnya! Sekarang pergilah ke bagian kalian masing-masing," titah Drew begitu semangat.
Tesla dan teman-temannya berdiri, lalu menjalankan apa yang diperintah oleh Drew dan perlahan masuk ke bagian dapur.
"Tunggu, kalian berdua boleh masuk. Tapi dia tidak!" tunjuk Drew kepada Tesla.
"Aku? Kenapa?" tanya Tesla bingung.
"Karena kau yang bertugas melayani para tamu restoran, aku ingin kau latihan melayaniku terlebih dahulu disini!" titah Drew tersenyum jahat.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
mom mimu
satu iklan dan setangkai 🌹 mendarat kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
2023-05-21
1
Mommy Ghina
ckckck bisa aja alasannya si Drew
2023-05-19
1