Bab 4. Bukan Valentino Rossi.

Setelah membersihkan diri dan menunaikan hajatnya, Drew berlari tergesa-gesa menghampiri Sam. Sesekali menengok kebelakang, takut ucapan dari gadis desa tadi benar-benar terjadi. Dimana gadis itu tengah memanggil para pemuda desa, untuk memberinya pelajaran.

"Sam, cepatlah bangun. Ayo kita pergi dari desa ini," ucapnya sambil menarik tangan Sam.

Sam membuka matanya malas, karena masih asyik menikmati sejuknya udara pegunungan. "Ada apa sih, mengganggu saja!" cebiknya.

"Sudahlah jangan banyak tanya, kita kembali saja sekarang. Aku lapar dan ingin makan sesuatu," balas Drew beralasan.

"Bukannya kita habis makan siang tadi, lagipula bagaimana dengan lokasi balapannya? Menyurvei lokasi itu cukup penting Drew, dengan begitu kau bisa mempelajari medan yang ada disini," ucap Sam.

"Sudahlah, aku yakin jalanan disini tidak akan sulit dan percayakan saja kalau aku pasti bisa melewatinya," balas Drew meremehkan.

"Ya sudah terserah kau saja," balas Sam. Kemudian turun dari tepian batu dan pergi bersama dengan Drew.

...***...

Disisi lain.

Suara bebek terdengar begitu berisik dari dalam sebuah kandang ternak milik juragan bebek dan juga ayam terbesar di desa tersebut.

Selain juragan ternak, pria paruh baya berkumis tebal itu pun seorang tuan tanah yang memiliki sawah berhektar-hektar luasnya.

Dengan memakai kaos kuttang polos berwarna putih dan juga sarung kotak-kotak yang melingkar dibagian perut buncitnya. Pak Sanyoto mulai membuka kandangnya untuk melepas liarkan para kerumunan bebek kesayangannya itu.

"Sardi, Inem, Joko!" panggil Pak Sanyoto mengabsen kawanan bebek yang jumlahnya ratusan ekor secara satu persatu.

"Ah capek! sudah keluar semua!" ucapnya kemudian.

Lalu membuka pintu kandang bebek selebar-lebarnya dan anehnya kawanan bebek miliknya itu benar-benar patuh atas perintah sang majikan.

Kwek!

"Jangan lupa Sardi, jagain si Inem jangan sampai nyasar lagi. Udah gitu Joko jangan selingkuh aja, ingat bini sama anak dibelakangmu!" celoteh Pak Sanyoto sebelum melepas liarkan bebek-bebeknya ke sawah.

"Kemana putri cantikku, katanya sudah janji mau bantu ngangon bebek dan mau bikin konten. Tapi sudah jam segini kok belum pulang juga. Apa jangan-jangan dia main air lagi ditelaga," sambungnya sambil menatapi jalanan sepi nan panjang.

Tak berselang lama kemudian, Tesla pun muncul dan segera menghampiri sang ayah.

"Father," seru Tesla.

Pak Sanyoto menoleh dan tersenyum lebar. "Aduh putri papa yang cantik dan ayu, habis darimana saja?"

"Maaf pa, tadi dijalan Tesla ketemu sama dua pemuda asing. Terus tidak sengaja Tesla menabrak mereka," balas Tesla.

"Ditabrak sepeda? Kamu nabrak orang? Terus bagaimana dua pemuda itu, apa mereka baik-baik saja?" cecar Pak Sanyoto.

"Yeh papa, kenapa lebih mentingin dua pemuda itu. Kenapa tidak tanyakan keadaan putrinya sendiri?" cebik Tesla merasa diacuhkan.

"Ya, papa kan sudah lihat kamu disini baik-baik saja. Terus bagaimana dengan dua pemuda tadi?" tanya Pak Sanyoto kembali.

"Ya baik-baik saja, cuma bajunya pada kotor sama sawan!" balas Tesla.

"Waduh kalau begitu papa harus ketemu dengan mereka dan minta maaf langsung karena sudah ditabrak sama kamu," ucap pak Sanyoto.

"Papa, kenapa peduli sama orang asing sih!" cebik Tesla.

"Tesla sayang, desa ini terkenal dengan warganya yang ramah. Sudah seharusnya kita menjamu tamu asing dari luar dan meminta maaf kalau salah, jadi dengan begitu kita bisa membawa nama baik desa ini hingga keluar," balas pak Sanyoto bangga.

Tesla menghela nafas panjang. "Ya papa benar, tapi tidak perlu terlalu baik kepada pemuda itu. Karena salah satu dari mereka begitu angkuh dan sombong, bahkan berani mengintipku saat mandi di telaga," ucapnya.

Pak Sanyoto terbelalak. "Apa? Mengintipmu mandi? Wah ini tidak bisa dibenarkan, lagipula kenapa kau mandi disana lagi! Sudah papa ingatkan jangan mandi disana Tesla! Malu!" tegurnya.

"Ya mau bagaimana lagi, pakaian Tesla kotor saat jatuh naik sepeda tadi. Dan telaga itu satu-satunya tempat yang bisa Tesla kunjungi buat mandi," balas Tesla membela diri.

Pak Sanyoto berdecak kesal. "Ya sudah, ayo kita temui pemuda itu. Biar papa pites kepalanya, berani sekali dia intip anak gadis orang!"

Tesla menahan tangan ayahnya. "Sudahlah Pa, sepertinya mereka telah pergi dari desa ini. Soalnya aku sempat mengancamnya akan memanggil para pemuda desa kita."

"Oh begitu jadi mereka takut dan pergi?"

"Sepertinya begitu," balas Tesla tidak tahu juga. Namun apapun itu Tesla tidak ingin sampai bertemu dengan Drew, karena muak jika melihat tingkah sombongnya.

"Ya sudah ayo kita ngangon bebek!" seru Pak Sanyoto tahu-tahu sudah jauh didepan saja sambil menegur bebek-bebeknya yang sedang asik bergosip.

"Ya pa!" seru Tesla, lalu menggiring bebek yang tersisa agar keluar dari kandang.

...----------------...

Sementara itu, Drew dan Sam mengingat kembali tantangan dari Matt, tentang balapan di jalanan desa jam tiga sore ini.

"Bagaimana apa kau yakin ingin ikut balapan?" tanya Sam memastikan.

"Sudah tentu aku akan ikut, mau ditaruh dimana wajah tampanku ini kalau mengabaikan tantangannya," balas Drew.

Sam hanya bisa mendesaah pasrah, setelah sebelumnya mereka gagal mempelajari jalanan desa. Kali ini Sam yakin Drew akan mengalami kesulitan saat balapan nanti, terlebih lawannya adalah Matt. Pembalap motor profesional yang namanya pernah tercatat dalam kejuaraan nasional.

Tak ingin memikirkan hal tersebut, Sam hanya bisa memberi saran serta masukan kepada Drew agar selalu fokus saat balapan, serta tidak terpancing emosi apapun yang dikatakan oleh Matt untuknya.

"Jangan lupa nasehatku, kau bukan Valentino Rosi, jadi balapan sesuai takaranmu saja. Satu hal lagi, jalanan di desa tentu sangatlah berbeda dengan arena sirkuit disini dan sudah tentu banyak kesulitan dan kendala yang akan kau hadapi saat berada dijalanan,"

"Seperti jalanan bergelombang, berbatu, becek bahkan banyak binatang sewaktu-waktu muncul untuk menyebrang melewati jalanan," jelas Sam.

"Binatang menyebrang?" tanya Drew bingung dan menatap aneh.

"Ya seperti kawanan bebek contohnya dan kau harus menunggu binatang eksotis itu sampai selesai menyebrang jalan," balas Sam.

Drew menghela nafas panjang, entah mengapa dirinya begitu gelisah jika mendengar kata-kata bebek.

"Kenapa tidak kita digilas saja bebeknya, lalu diganti saja dengan uang. Berapa banyak bebek yang telah ku gilas nanti kelar urusan," celetuk Drew.

Sam mendengus, sambil memukul bahu Drew karena bicara sembarangan. "Dasar anak ini, jangan berkata seperti itu. Dan ingatlah kita hanyalah orang asing disini, jika kau berbuat macam-macam. Maka aku ragu kau bisa pulang dengan selamat atau tidak," ucapnya menakuti.

Drew lagi-lagi meremehkan. "Aku tidak takut, walau aku harus berhadapan dengan semua orang. Karena aku yakin uang bisa mengalahkan semua masalah yang ada nantinya," ucapnya angkuh.

Sam menggeleng. "Tidak semua hal bisa diselesaikan dengan uang Drew," nasehatnya.

"Apa yang tidak bisa diselesaikan dengan uang?" tanya Drew.

"Sudahlah kau tidak akan mengerti jika belum merasakannya," balas Sam malas berdebat.

"Wah kata-katamu seperti menyumpahi ku saja Sam," ucap Drew merasa demikian.

"Sepertinya sekali-kali kau harus merasakan hidup susah!" tegas Sam.

Drew mendengus. "Baiklah, aku penasaran hal apa yang tidak bisa diselesaikan dengan uang." tantang Drew dan tiba-tiba petir menyambar. Hingga mengejutkan mereka berdua.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Bebeknya lg pda ngegibah ya😂😂

2024-03-18

1

Nenieedesu

Nenieedesu

sudah aq favoritkan kak

2023-06-12

1

Mommy Ghina

Mommy Ghina

aduhai bintang yang eksotis 🤣🤣🤣

2023-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Balapan.
2 Bab 2. Ketabrak sepeda.
3 Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4 Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5 Bab 5. Nyungsep.
6 Bab 6. Membawa Drew.
7 Bab 7. Keseleo.
8 Bab 8. Diurut.
9 Bab 9. Ke toilet.
10 Bab 10. Hihang hoheng.
11 Bab 11. Mencuci mobil.
12 Bab 12. Menyewa Villa.
13 Bab 13. Kualat.
14 Bab 14. Tercebur.
15 Bab 15. Sedih.
16 Bab 16. Perjodohan
17 Bab 17. Mencari kos-an.
18 Bab 18. Teman baru
19 Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20 Bab 20. Latihan.
21 Bab 21. Tukang cekik.
22 Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23 Bab 23. berebut dilayani.
24 Bab 24. Menyumpal mulut
25 Bab 25. Menerima konsekuensi.
26 Bab 26. Gagal.
27 Bab 27. Deal
28 Bab 28. Sosok Twister.
29 Bab 29. The Monster.
30 Bab 30. Seimbang.
31 Bab 31. Lamaran pernikahan.
32 Bab 32. Mencari tahu.
33 Bab 33. Menganggap sama.
34 Bab 34. Kecelakaan.
35 Bab 35. Masih hidup.
36 Bab 36. Menolak kembali.
37 Bab 37. Pil KB.
38 Bab 38. Ketahuan.
39 Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40 Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41 Bab 41. Logo MTW.
42 Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43 Bab 43. Sam tahu.
44 Bab 44. Penengah.
45 Bab 45. Membayangi.
46 Bab 46. Kemenangan Drew.
47 Bab 47. Merelakannya.
48 Bab 48. Arisan.
49 Bab 49. Sejumlah uang.
50 Bab 50. Selembar surat.
51 Bab 51. Pergi ke desa.
52 Bab 52. Menyusul
53 Bab 53. Drama televisi.
54 Bab 54. Pancake.
55 Bab 55. Mengajak pulang.
56 Bab 56. Meminta tolong.
57 Bab 57. Mengurut Tesla.
58 Bab 58. Nasi goreng.
59 Bab 59. Duo kanebo kering.
60 Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61 Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62 Bab 62. The Little Memed
63 Bab 63. Rencana pembangunan.
64 Bab 64. Demo
65 Bab 65. Mendatangi.
66 Bab 66. Berorasi.
67 Bab 67. Batalnya perjanjian.
68 Bab 68. Dokter Mutia.
69 Bab 69. Menguping.
70 Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71 Bab 71. Pertikaian.
72 Bab 72. Tamparan keras.
73 Bab 73. Membawa Bella.
74 Bab 74. Lamar
75 Bab 75. Terlambat.
76 Bab 76. Keceplosan.
77 bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78 Bab 78. Kembali dirawat.
79 Bab 79. Tidak percaya.
80 Bab 80. Pusat kuliner.
81 Bab 81. Kerja sama
82 Bab 82. Bertamu.
83 Bab 83. Tatapan tajam.
84 Bab 84. Mana yang benar.
85 Bab 85. Sebuah keputusan.
86 Bab 86. Makan malam keluarga.
87 Bab 87. Kebakaran.
88 Bab 88. Nekad ke kota.
89 Bab 89. Menuntut.
90 Bab 90. Serangan Jantung.
91 Bab 91. Mulai menyelidiki
92 Bab 92. Menyamar.
93 Bab 93. Tekad Drew
94 Bab 94. Titik terang.
95 Bab 95. Tertangkap.
96 Bab 96. Terbongkar.
97 Bab 97. Membantu
98 Bab 98. Salah urat
99 Bab 99. Pengorbanan Drew.
100 Bab 100. Terima kasih
101 Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102 Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103 Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104 Bab 104. Mengaku.
105 Bab 105. Jatuh cinta.
106 Bab 106. Makan malam romantis.
107 Bab 107. Pacaran saja.
108 Bab 108. Papa Mertua.
109 Bab 109. Keliling naik sepeda
110 Bab 110. Menikmati alam.
111 Bab 111. Pernikahan Twister.
112 Bab 112. Pulang dari bulan madu
113 Bab 113. Makan malam pertama.
114 Bab 114. Pekerja Dadakan.
115 Bab 115. Tuan Hans sakit.
116 Bab 116. Sadar.
117 Bab 117. Maaf.
118 Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119 Bab 119. Gadis untuk Drew
120 Bab 120. Tidak menyetujui.
121 Bab 121. Video Call
122 Bab 122. Meluruskan
123 Bab 123. Menginap.
124 Bab 124. Permainan drama.
125 Bab 125. Tertangkap.
126 Bab 126. Pilihan sulit.
127 Bab 127. Patah hati
128 Bab 128. Mabuk
129 Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130 Bab 130. Menerima nasib.
131 Bab 131. Acara pertunangan.
132 Bab 132. Keluarga Luna.
133 Bab 133. Fitnah Luna.
134 Bab 134. Luna menemui Tesla.
135 Bab 135. Ada dimana Drew?
136 Bab 136. Belum mengetahui.
137 Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138 Bab 138. Terlacak.
139 Bab 139. Kebenaran terungkap
140 Bab 140. Keributan.
141 Bab 141. Memutar rekaman.
142 Bab 142. Dibatalkan.
143 Bab 143. Diijinkan.
144 Bab 144. Usir.
145 Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146 Bab 146. Sah!
147 Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148 Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149 Bab 149. Dua garis merah
150 Pengumuman karya baru
151 Bab 150. Akhir cerita (Tamat).
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Bab 1. Balapan.
2
Bab 2. Ketabrak sepeda.
3
Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4
Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5
Bab 5. Nyungsep.
6
Bab 6. Membawa Drew.
7
Bab 7. Keseleo.
8
Bab 8. Diurut.
9
Bab 9. Ke toilet.
10
Bab 10. Hihang hoheng.
11
Bab 11. Mencuci mobil.
12
Bab 12. Menyewa Villa.
13
Bab 13. Kualat.
14
Bab 14. Tercebur.
15
Bab 15. Sedih.
16
Bab 16. Perjodohan
17
Bab 17. Mencari kos-an.
18
Bab 18. Teman baru
19
Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20
Bab 20. Latihan.
21
Bab 21. Tukang cekik.
22
Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23
Bab 23. berebut dilayani.
24
Bab 24. Menyumpal mulut
25
Bab 25. Menerima konsekuensi.
26
Bab 26. Gagal.
27
Bab 27. Deal
28
Bab 28. Sosok Twister.
29
Bab 29. The Monster.
30
Bab 30. Seimbang.
31
Bab 31. Lamaran pernikahan.
32
Bab 32. Mencari tahu.
33
Bab 33. Menganggap sama.
34
Bab 34. Kecelakaan.
35
Bab 35. Masih hidup.
36
Bab 36. Menolak kembali.
37
Bab 37. Pil KB.
38
Bab 38. Ketahuan.
39
Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40
Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41
Bab 41. Logo MTW.
42
Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43
Bab 43. Sam tahu.
44
Bab 44. Penengah.
45
Bab 45. Membayangi.
46
Bab 46. Kemenangan Drew.
47
Bab 47. Merelakannya.
48
Bab 48. Arisan.
49
Bab 49. Sejumlah uang.
50
Bab 50. Selembar surat.
51
Bab 51. Pergi ke desa.
52
Bab 52. Menyusul
53
Bab 53. Drama televisi.
54
Bab 54. Pancake.
55
Bab 55. Mengajak pulang.
56
Bab 56. Meminta tolong.
57
Bab 57. Mengurut Tesla.
58
Bab 58. Nasi goreng.
59
Bab 59. Duo kanebo kering.
60
Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61
Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62
Bab 62. The Little Memed
63
Bab 63. Rencana pembangunan.
64
Bab 64. Demo
65
Bab 65. Mendatangi.
66
Bab 66. Berorasi.
67
Bab 67. Batalnya perjanjian.
68
Bab 68. Dokter Mutia.
69
Bab 69. Menguping.
70
Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71
Bab 71. Pertikaian.
72
Bab 72. Tamparan keras.
73
Bab 73. Membawa Bella.
74
Bab 74. Lamar
75
Bab 75. Terlambat.
76
Bab 76. Keceplosan.
77
bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78
Bab 78. Kembali dirawat.
79
Bab 79. Tidak percaya.
80
Bab 80. Pusat kuliner.
81
Bab 81. Kerja sama
82
Bab 82. Bertamu.
83
Bab 83. Tatapan tajam.
84
Bab 84. Mana yang benar.
85
Bab 85. Sebuah keputusan.
86
Bab 86. Makan malam keluarga.
87
Bab 87. Kebakaran.
88
Bab 88. Nekad ke kota.
89
Bab 89. Menuntut.
90
Bab 90. Serangan Jantung.
91
Bab 91. Mulai menyelidiki
92
Bab 92. Menyamar.
93
Bab 93. Tekad Drew
94
Bab 94. Titik terang.
95
Bab 95. Tertangkap.
96
Bab 96. Terbongkar.
97
Bab 97. Membantu
98
Bab 98. Salah urat
99
Bab 99. Pengorbanan Drew.
100
Bab 100. Terima kasih
101
Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102
Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103
Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104
Bab 104. Mengaku.
105
Bab 105. Jatuh cinta.
106
Bab 106. Makan malam romantis.
107
Bab 107. Pacaran saja.
108
Bab 108. Papa Mertua.
109
Bab 109. Keliling naik sepeda
110
Bab 110. Menikmati alam.
111
Bab 111. Pernikahan Twister.
112
Bab 112. Pulang dari bulan madu
113
Bab 113. Makan malam pertama.
114
Bab 114. Pekerja Dadakan.
115
Bab 115. Tuan Hans sakit.
116
Bab 116. Sadar.
117
Bab 117. Maaf.
118
Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119
Bab 119. Gadis untuk Drew
120
Bab 120. Tidak menyetujui.
121
Bab 121. Video Call
122
Bab 122. Meluruskan
123
Bab 123. Menginap.
124
Bab 124. Permainan drama.
125
Bab 125. Tertangkap.
126
Bab 126. Pilihan sulit.
127
Bab 127. Patah hati
128
Bab 128. Mabuk
129
Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130
Bab 130. Menerima nasib.
131
Bab 131. Acara pertunangan.
132
Bab 132. Keluarga Luna.
133
Bab 133. Fitnah Luna.
134
Bab 134. Luna menemui Tesla.
135
Bab 135. Ada dimana Drew?
136
Bab 136. Belum mengetahui.
137
Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138
Bab 138. Terlacak.
139
Bab 139. Kebenaran terungkap
140
Bab 140. Keributan.
141
Bab 141. Memutar rekaman.
142
Bab 142. Dibatalkan.
143
Bab 143. Diijinkan.
144
Bab 144. Usir.
145
Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146
Bab 146. Sah!
147
Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148
Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149
Bab 149. Dua garis merah
150
Pengumuman karya baru
151
Bab 150. Akhir cerita (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!