Matt beserta kru nya baru saja tiba dan mereka segera bergabung dengan Drew yang telah menunggunya sejak dari tadi, di tempat balapan yang sudah ditentukan sebelumnya
"Darimana saja kalian? Aku hampir lumutan menunggu disini," ucap Drew sambil mengipasi dirinya dengan kipas tangan.
"Sabar Drew, kami habis menyiapkan persiapan balapan kita dulu. Sudah begitu aku habis meminta ijin kepada kepala desa agar balapan kita berjalan lancar," jawab Matt.
"Oh begitu pantas saja," balas Drew mengerti.
Tak butuh waktu lama, Drew maupun Matt sama-sama telah menempati posisi mereka masing-masing dan kedua pria itu nampak yakin akan memenangkan balapan kali ini.
Terutama Drew.
Pria muda itu begitu menggebu-gebu menyalakan mesin motor dan kembali menantang Matt dengan gaya tengilnya.
"Kali ini aku yang akan menunggumu digaris finish!" ucap Drew percaya diri.
Matt mengunyah permen karetnya perlahan dan menatapi aksi tengil pria disebelahnya. "Jangan yakin menang dulu bro, jalanan di desa tidak semulus jalanan di sirkuit beraspal."
"Bagiku jalanan tetaplah jalanan, selama masih bisa dilewati, itu tidak masalah." Drew menggeber gasnya kencang hingga memekakkan telinga.
Matt terkekeh dan berdecih kecil. "Pembalap baru, baguslah kalau begitu! Kalau kalah jangan menangis!" balasnya mengejek.
"Aku bukan anak kecil, mana mungkin menangis. Justru kau yang akan menangis kali ini Matt!" sahut Drew berani, lalu menutup kaca helmnya.
Matt membuang permen karetnya ke sembarang arah, lalu menutup kaca helmnya dan bersiap untuk melaju. Didalam pikiran pria itu hanya satu, yaitu ingin melihat saingannya menangis karena tidak dapat menyelesaikan balapannya.
Karena Matt beserta rekan-rekan satu teamnya telah menyiapkan tantangan tidak biasa lainnya disepanjang jalan desa, yang pasti akan menyulitkan Drew saat melewatinya nanti.
"Dia tidak akan menang dan berakhir bukan digaris finish melainkan disawah warga desa!" batin Matt tersenyum smirk.
Karena sebelumnya Matt menyempatkan diri, untuk mengubah arah balapan. Yang bertujuan agar Drew tidak dapat menyelesaikan tantangan darinya.
Sementara itu dari kubu Drew, Sam menyempatkan diri untuk menasehati Drew terlebih dahulu sebelum pria itu mengikuti balapannya.
"Ingatlah Drew, menang atau kalau tidaklah penting. Karena yang terpenting adalah kau dapat menyelesaikan balapan ini dengan selamat dan menambah pengalamanmu didunia motor balap saja," ucap Sam.
"Tapi Sam, pria itu menyindirku terus menerus dan meremehkan kemampuanku, aku yakin dia akan semakin merendahkanku kalau aku kalah darinya! Jadi Sam, aku ingin sekali mengalahkan Matt!" jawab Drew bertekad.
Sam memukul pelan pundak Drew. "Tekadmu bagus Drew, aku juga tidak menyukai Matt. Tapi berjanjilah kau akan selalu fokus dan jangan terpancing emosi saat balapan nanti," sarannya.
"Ya kau tenang saja," balas Drew. Lalu Sam mundur dan memantau Drew lewat kamera drone yang akan diterbangkan mengikuti jalannya pertandingan.
...***...
Hitungan mundur telah diserukan dan bendera tanda dimulai telah berkibar. Matt maupun Drew telah melepaskan gas motor balap mereka.
Suara sorak sorai serta keseruan balapan dari warga maupun team Matt begitu ramai terdengar, tapi tidak bagi Sam.
Pria itu begitu khawatir, karena baik dia ataupun Drew, sama-sama buta dengan jalanan balapan kali ini. Entah berapa banyak belokan, arah yang belum diketahui, serta tantangan apa lagi yang akan ditemui oleh Drew saat balapan dijalan desa kali ini. Akibat gagal menyurvei kondisi yang ada dilapangan tadi.
"Oh Tuhan, tantangan apapun itu aku hanya berharap Drew dapat menyelesaikan balapannya kali ini dengan selamat!" harap cemas Sam.
Pria itu kembali menatapi sebuah ponsel pintarnya, dimana ada sebuah kamera terpasang pada drone yang mengikuti Drew agar Sam dapat mengawasi serta memantau jalannya balapan.
Selain itu ia juga telah memasang alat komunikasi, agar mereka bisa berkomunikasi dikejauhan sekaligus memberi arahan kepada Drew.
"Drew apa kau bisa mendengarku?" tanya Sam.
Aku bisa mendengarmu Sam.
Sam bernafas lega, namun ia akan benar-benar lega kalau Drew telah menyelesaikan balapannya. Mengingat Matt adalah pria yang selalu menghalalkan berbagai cara agar bisa menang.
"Drew! Ada drone disekitarmu, aku akan membantumu melihat area sekitar dan memberitahumu jika didepan ada rintangan. Kau balapan saja sesuai porsimu, aku tidak ingin kau mengebut atau beratraksi yang membahayakan nyawa!" saran Sam.
Ya aku mengerti Sam, terima kasih!
Sam menunggu balapan tersebut ditepian berbatu, sesekali memonitoring kegiatan Drew dari balik layar ponselnya.
...***...
Drew begitu serius menatap jalanan didepannya dan mulai mengalami kesulitan, karena sungguh tidak disangka, arena balapan dijalan desa begitu berbeda dengan jalanan pada sirkuit beraspal.
"Siallan!! sejak kapan jalan untuk balapan dibuatkan polisi tidur seperti ini!" cebiknya.
Matt tergelak melihat Drew oleng kesana kemari, dirinya seperti sengaja membuat Drew agar mengalami kesulitan. Karena ia sendiri telah menguasai jalanan didesa tersebut dan oleh sebab itu Matt dapat melewati rintangan dengan mudah.
Sudah begitu, Matt beserta team sengaja mengubah arah jalanan yang ada, agar tantangan tersebut menjadi lebih berbahaya dan sulit dilewati oleh Drew.
Seperti saat sekarang ini, entah mengapa Drew berada disekitar semak-semak belukar padahal ia telah mengikuti papan petunjuk arah.
Dan itu membuatnya terus mengoceh serta memaki rerumputan disekitarnya.
Drew berhenti sejenak. "Dasar rumput tidak berguna!" maki Drew.
Ia bergegas membuka helmnya, untuk mengeluarkan benda asing dikepalanya itu, karena kemasukan ranting kecil dari pohon perdu serta dedauan. Dan karena pria itu kebanyakan mengoceh, membuat mulutnya kemasukan serangga.
"Iakk! Aku menelan serangga!"
"Huek!"
"Menjijikkan sekali!" gerutunya kesal. Sembari mengusap-usap lidahnya.
"Benar-benar sial sekali, sepertinya aku tersesat." Drew memandangi tempat sekitarnya dan tidak menemukan arena balap.
Sementara itu, Sam tiba-tiba kehilangan kontak dengan Drew. Karena alat komunikasi yang sempat ia tempelkan pada helm Drew sebelumnya tiba-tiba tidak berfungsi.
Drew apa kau baik-baik saja? Drew jawablah aku!
Sam berubah cemas, terlebih Matt terlihat mulai memasuk putaran kedua, sedangkan Drew tidak terlihat dimanapun melalui drone-nya.
"Oh sial!! Kemana dia, Drew!" ucap Sam berusaha mencari keberadaan Drew menggunakan drone.
Disisi lain, Drew terus memacu kendaraannya. Ia tidak tahu ada dimana sekarang ini. Namun menurut keyakinan yang cap cip cup itu, Drew memajukan motornya.
"Jalan lurus, biasanya adalah jalan yang benar." Begitulah yang ia yakini.
Dengan semangat empat lima, pria itu menaiki motor dan memacu gas sekecang mungkin. Namun naas karena terlalu gegabah, Drew bukannya sampai di jalanan. Ia malah terjungkal hingga terjun bebas kearah sawah dibawahnya.
"Oh ampun apa dosaku!" pekiknya dan Drew berakhir nyungsep diatas lahan sawah milik seorang tuan tanah yang baru saja ditanami padi baru.
"Indah sekali pemandangan ini ..." lirih Drew sambil mengusap-usap tanah becek disekitar, sebelum akhirnya tidak sadarkan diri, karena kepalanya tercium oleh gundukan tanah petak antar sawah.
Hingga mengalami benjol segede gaban, akibat lupa memakai helm yang masih tertinggal disemak belukar.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Fenti
🌹 mendarat 😁
2023-07-28
1
Fenti
semoga aja menang broo😅
2023-07-28
1
Nenieedesu
AQ mampir lagi kak
2023-06-12
1