Bab 17. Mencari kos-an.

Keesokan harinya.

Terminal.

Suasana hiruk pikuk terjadi disebuah terminal kota, dimana tempat tersebut merupakan tempat kendaraan transportasi besar menurunkan ataupun menaikkan para penumpangnya.

Baik itu penumpang bus yang ingin pergi maupun penumpang yang baru saja datang, serta dari dalam kota maupun luar kota.

"Hei bang, bangun. Sudah sampai," panggil seorang kernet bus kepada salah satu penumpangnya yang masih tertidur.

Tesla mengerjap-ngerjapkan kedua matanya dan menyingkirkan topi pada wajahnya. "Oh sudah sampai ya," ucapnya masih linglung.

Kernet itu terpaku melihat penumpangnya, yang ternyata adalah seorang gadis cantik. "Eh ternyata perempuan, maaf ya cantik. Ya ini sudah pemberhentian terakhir, kita sudah di terminal," balasnya ramah.

Tesla mengangguk paham, lalu bangun untuk mengambil tas pribadinya dan ia segera keluar dari bus itu.

Sebagai orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota besar, Tesla memang agak bingung. Terlebih saat mendaftar menjadi mahasiswi, ia dibantu oleh kak Bagas.

Sehingga gadis itu seperti buta akan lokasi. "Dimana ya ini?" ucap Tesla setelah berjalan kaki sesuai petunjuk dari kakaknya.

Setelah keluar dari terminal, jalan lurus kedepan. Nanti ada Indo-april, kamu menyebrang dan jalan sedikit. Nanti ada gang kecil disekitar sana, dan didalam gang itu ada tempat kos milik ibu-ibu.

Begitulah kata-kata sang kakak yang tersimpan di dalam kepala kecil Tesla. "Sepertinya ini tempatnya," gumamnya sembari menatap rumah bertingkat dihadapannya.

Bersamaan dengan hal tersebut, seorang ibu-ibu mengenakan daster rumahan keluar dari pintu. Sambil memarahi suaminya yang ingin pergi dengan membawa gendolan seperti tas panjang pada punggungnya.

"Mancing terus!" sentaknya kesal.

"Hobi," balas pria itu lalu menaiki sepeda motor tuanya.

"Jangan pulang kalau belum bawa ikan hiu!" pekik ibu tersebut dengan nada tinggi.

"Beres!" sahut si bapak tidak mau kalah.

"Dasar suami tidak berguna, kerjanya mancing terus. Mentang-mentang punya kos seratus pintu, jadinya pemalas!" gerutu si ibu. Lalu dia melihat Tesla yang masih berdiri disebelahnya.

"Cari siapa ya?" tanyanya kemudian.

"Siang, maaf ibu. Apa betul ini kos-kosan milik Ibu Melisa?" tanya Tesla.

"Ya betul kebetulan saya sendiri yang punya kos-an ini," jawab Ibu Melisa ramah.

"Syukurlah, kalau begitu apa masih ada kos-an yang kosong, Bu?" tanya Tesla.

"Tentu saja masih ada, cuma kalau kos-an wanita bukan di rumah yang ini. Tapi di depannya," balas Ibu Melisa menunjuk rumah bertingkat satu lagi dan bertulisan.

"Kos khusus wanita."

"Bagaimana?"

"Ya Ibu, saya mau." Seru Tesla. Tadinya ia berpikir kos tersebut akan digabung dengan pria, namun hatiya merasa lega karena ada kos khusus wanita tersendiri.

"Ya sudah ayo ikut saya," ajak Ibu Melisa.

Lalu wanita paruh baya itu memberikan kunci kamar untuk Tesla, setelah selesai melihat-lihat.

"Jadi anak kos saya harus patuh pada peraturan disini, yang pertama tidak boleh membawa barang terlarang dan yang paling penting adalah jangan membawa cowo ke dalam kos ini. Paham?" ucap Ibu Melisa memberi tahu peraturan di rumah kos-nya.

"Saya paham Bu, terima kasih."

"Bagus! Kalau mau lebih jelas semua tentang peraturan disini, kamu bisa lihat di papan pengumuman itu. Ada juga sangsi bila melanggar," ucap Ibu Melisa.

Tesla mengangguk. "Baik Bu, saya mengerti."

"Ya sudah, jika butuh sesuatu jangan sungkan meminta tolong kepada saya. Kebetulan rumah saya ada didepan situ dan mulai sekarang panggil saya Ibu Kos," ucap Bu Melisa.

Tesla mengangguk mengerti. "Siap Ibu Kos," patuhnya.

...***...

Sesuai janji, Tesla segera menghubungi keluarganya setelah tiba di kota. Wanita cantik itu langsung disambut suara isak tangis pak Sanyoto melalui video call.

"Tesla, papa kangen. Apa kamu baik-baik saja? Tidak ada kamu hidup papa terasa hampa," ucapnya sedih.

"Kenapa si jadi laki lebay banget!" oceh ibu Tyas terdengar juga melalui panggilan itu.

"Jangan menangis Pa, Tesla baik-baik saja. Kalau Papa sedih, Tesla jadi ikutan sedih nih."

"Sudah sayang, jangan pedulikan papamu. Bagaimana disana apa sudah ketemu kos yang diberitahu sama Bagas?"

"Sudah Ma, kosan nya bagus dan ada AC nya juga. Sudah begitu kos-nya dekat dengan tempat kuliah Tesla," balas Tesla memberitahu dengan senang.

"Syukurlah kalau begitu, ya sudah kamu istirahat dulu. Jaga kesehatan dan jaga diri disana ya, jangan lupa sering-sering hubungi mama dan papa," ucap Ibu Tyas menasehati.

Tesla mengangguk cepat. "Tentu Ma," balasnya. Lalu panggilan tersebut pun berakhir dan Tesla mulai merapihkan kamar kos-nya itu agar sesuai dengan keinginannya.

...----------------...

PT. Oto Motor.

Sementara itu, Drew baru saja tiba di perusahaannya. Pria itu langsung masuk ke dalam ruang perakitan motor dari pada ke ruang kerjanya.

Disana ia bertemu dengan Sam, yang tengah asyik melihat jalannya perakitan mesin dan lain-lain.

"Sam, bagaimana dengan motor pesanan PT Motorindo? Apa sudah siap?" tanya Drew.

"Sudah Drew, 1000 unit telah siap. Dan besok sudah bisa dikirim," balas Sam.

"Bagus, itu berarti kita sedang merakit sisanya ya?" tanya Drew.

"Ya, 1000 unit lagi masih dalam pengerjaan. Dan kalau produksi berjalan lancar, bisa dipastikan minggu depan kita bisa kirim sisanya," balas Sam.

Drew menghela nafas lega. "Itu berarti aku bisa kembali balapan," ucapnya menggebu.

"Lebih baik jangan," ucap Sam menyela.

"Kenapa? Balapan adalah hobiku," balas Drew tidak setuju.

Sam menatap Drew dan berkacak pinggang. "Apa kau tidak ingat kejadian di desa waktu lalu hah? Kau menyusahkan diriku Drew dan aku tidak mau disusahkan lagi olehmu," tolaknya.

"Kalau kau tidak mau membantuku, ya sudah aku bisa balapan sendiri. Aku ingin menantang Matt untuk balapan sekali lagi dan kali ini aku pastikan aku akan menang melawannya," ucap Drew penuh yakin.

Sam memutar bola matanya malas. "Kau tidak akan menang melawannya, selalu kau tidak mematuhi arahanku. Selain itu, kau juga harus punya kemampuan sekelas Twister jika ingin menang darinya," jelas Sam.

Drew berubah lesu. "Kau benar Sam, sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa menang melawan Matt."

Lalu ia berjalan menghampiri motor balap peninggalan almarhum kakaknya itu. "Siapa lagi yang bisa mengalahkan Matt selain dirimu kakak? Jika ada, aku ingin sekali berguru dengannya."

"Banyak pembalap hebat didunia ini Drew, tapi hanya ada segelintir pembalap senior saja yang bisa menjadi guru terbaik bagi juniornya. Bahkan aku tidak yakin ada pembalap seperti itu," ucap Sam.

Drew terdiam cukup lama, lalu teringat akan Bagas saat mengantar motornya yang baru saja selesai diperbaiki dari bengkel menuju perbatasan desa.

Drew merasa takjub, karena Bagas dengan mudah melewati setiap rintangan rumit dari jalanan desa yang tekenal memiliki jalanan berombak dan tikungan tajam serta turunan yang curam.

"Sam, apa kau ingat akan aksi Bagas saat mengendarai motorku?" tanya Drew.

"Iya, aku ingat. Dia mengantar motormu ke perbatasan agar bisa diangkut oleh mobil pick up kita," balas Sam.

"Apa menurutmu dia punya kemampuan menjadi seorang pembalap?" tanya Drew.

"Entahlah, bisa membawa motor bukan berarti bisa menjadi pembalap Drew," balas Sam menepis dugaan Drew.

"Tapi aku yakin Bagas memiliki kemampuan itu," ucap Drew yakin.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Mommy Ghina

Mommy Ghina

lanjut lagi

2023-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Balapan.
2 Bab 2. Ketabrak sepeda.
3 Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4 Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5 Bab 5. Nyungsep.
6 Bab 6. Membawa Drew.
7 Bab 7. Keseleo.
8 Bab 8. Diurut.
9 Bab 9. Ke toilet.
10 Bab 10. Hihang hoheng.
11 Bab 11. Mencuci mobil.
12 Bab 12. Menyewa Villa.
13 Bab 13. Kualat.
14 Bab 14. Tercebur.
15 Bab 15. Sedih.
16 Bab 16. Perjodohan
17 Bab 17. Mencari kos-an.
18 Bab 18. Teman baru
19 Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20 Bab 20. Latihan.
21 Bab 21. Tukang cekik.
22 Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23 Bab 23. berebut dilayani.
24 Bab 24. Menyumpal mulut
25 Bab 25. Menerima konsekuensi.
26 Bab 26. Gagal.
27 Bab 27. Deal
28 Bab 28. Sosok Twister.
29 Bab 29. The Monster.
30 Bab 30. Seimbang.
31 Bab 31. Lamaran pernikahan.
32 Bab 32. Mencari tahu.
33 Bab 33. Menganggap sama.
34 Bab 34. Kecelakaan.
35 Bab 35. Masih hidup.
36 Bab 36. Menolak kembali.
37 Bab 37. Pil KB.
38 Bab 38. Ketahuan.
39 Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40 Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41 Bab 41. Logo MTW.
42 Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43 Bab 43. Sam tahu.
44 Bab 44. Penengah.
45 Bab 45. Membayangi.
46 Bab 46. Kemenangan Drew.
47 Bab 47. Merelakannya.
48 Bab 48. Arisan.
49 Bab 49. Sejumlah uang.
50 Bab 50. Selembar surat.
51 Bab 51. Pergi ke desa.
52 Bab 52. Menyusul
53 Bab 53. Drama televisi.
54 Bab 54. Pancake.
55 Bab 55. Mengajak pulang.
56 Bab 56. Meminta tolong.
57 Bab 57. Mengurut Tesla.
58 Bab 58. Nasi goreng.
59 Bab 59. Duo kanebo kering.
60 Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61 Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62 Bab 62. The Little Memed
63 Bab 63. Rencana pembangunan.
64 Bab 64. Demo
65 Bab 65. Mendatangi.
66 Bab 66. Berorasi.
67 Bab 67. Batalnya perjanjian.
68 Bab 68. Dokter Mutia.
69 Bab 69. Menguping.
70 Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71 Bab 71. Pertikaian.
72 Bab 72. Tamparan keras.
73 Bab 73. Membawa Bella.
74 Bab 74. Lamar
75 Bab 75. Terlambat.
76 Bab 76. Keceplosan.
77 bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78 Bab 78. Kembali dirawat.
79 Bab 79. Tidak percaya.
80 Bab 80. Pusat kuliner.
81 Bab 81. Kerja sama
82 Bab 82. Bertamu.
83 Bab 83. Tatapan tajam.
84 Bab 84. Mana yang benar.
85 Bab 85. Sebuah keputusan.
86 Bab 86. Makan malam keluarga.
87 Bab 87. Kebakaran.
88 Bab 88. Nekad ke kota.
89 Bab 89. Menuntut.
90 Bab 90. Serangan Jantung.
91 Bab 91. Mulai menyelidiki
92 Bab 92. Menyamar.
93 Bab 93. Tekad Drew
94 Bab 94. Titik terang.
95 Bab 95. Tertangkap.
96 Bab 96. Terbongkar.
97 Bab 97. Membantu
98 Bab 98. Salah urat
99 Bab 99. Pengorbanan Drew.
100 Bab 100. Terima kasih
101 Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102 Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103 Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104 Bab 104. Mengaku.
105 Bab 105. Jatuh cinta.
106 Bab 106. Makan malam romantis.
107 Bab 107. Pacaran saja.
108 Bab 108. Papa Mertua.
109 Bab 109. Keliling naik sepeda
110 Bab 110. Menikmati alam.
111 Bab 111. Pernikahan Twister.
112 Bab 112. Pulang dari bulan madu
113 Bab 113. Makan malam pertama.
114 Bab 114. Pekerja Dadakan.
115 Bab 115. Tuan Hans sakit.
116 Bab 116. Sadar.
117 Bab 117. Maaf.
118 Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119 Bab 119. Gadis untuk Drew
120 Bab 120. Tidak menyetujui.
121 Bab 121. Video Call
122 Bab 122. Meluruskan
123 Bab 123. Menginap.
124 Bab 124. Permainan drama.
125 Bab 125. Tertangkap.
126 Bab 126. Pilihan sulit.
127 Bab 127. Patah hati
128 Bab 128. Mabuk
129 Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130 Bab 130. Menerima nasib.
131 Bab 131. Acara pertunangan.
132 Bab 132. Keluarga Luna.
133 Bab 133. Fitnah Luna.
134 Bab 134. Luna menemui Tesla.
135 Bab 135. Ada dimana Drew?
136 Bab 136. Belum mengetahui.
137 Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138 Bab 138. Terlacak.
139 Bab 139. Kebenaran terungkap
140 Bab 140. Keributan.
141 Bab 141. Memutar rekaman.
142 Bab 142. Dibatalkan.
143 Bab 143. Diijinkan.
144 Bab 144. Usir.
145 Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146 Bab 146. Sah!
147 Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148 Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149 Bab 149. Dua garis merah
150 Pengumuman karya baru
151 Bab 150. Akhir cerita (Tamat).
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Bab 1. Balapan.
2
Bab 2. Ketabrak sepeda.
3
Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4
Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5
Bab 5. Nyungsep.
6
Bab 6. Membawa Drew.
7
Bab 7. Keseleo.
8
Bab 8. Diurut.
9
Bab 9. Ke toilet.
10
Bab 10. Hihang hoheng.
11
Bab 11. Mencuci mobil.
12
Bab 12. Menyewa Villa.
13
Bab 13. Kualat.
14
Bab 14. Tercebur.
15
Bab 15. Sedih.
16
Bab 16. Perjodohan
17
Bab 17. Mencari kos-an.
18
Bab 18. Teman baru
19
Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20
Bab 20. Latihan.
21
Bab 21. Tukang cekik.
22
Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23
Bab 23. berebut dilayani.
24
Bab 24. Menyumpal mulut
25
Bab 25. Menerima konsekuensi.
26
Bab 26. Gagal.
27
Bab 27. Deal
28
Bab 28. Sosok Twister.
29
Bab 29. The Monster.
30
Bab 30. Seimbang.
31
Bab 31. Lamaran pernikahan.
32
Bab 32. Mencari tahu.
33
Bab 33. Menganggap sama.
34
Bab 34. Kecelakaan.
35
Bab 35. Masih hidup.
36
Bab 36. Menolak kembali.
37
Bab 37. Pil KB.
38
Bab 38. Ketahuan.
39
Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40
Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41
Bab 41. Logo MTW.
42
Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43
Bab 43. Sam tahu.
44
Bab 44. Penengah.
45
Bab 45. Membayangi.
46
Bab 46. Kemenangan Drew.
47
Bab 47. Merelakannya.
48
Bab 48. Arisan.
49
Bab 49. Sejumlah uang.
50
Bab 50. Selembar surat.
51
Bab 51. Pergi ke desa.
52
Bab 52. Menyusul
53
Bab 53. Drama televisi.
54
Bab 54. Pancake.
55
Bab 55. Mengajak pulang.
56
Bab 56. Meminta tolong.
57
Bab 57. Mengurut Tesla.
58
Bab 58. Nasi goreng.
59
Bab 59. Duo kanebo kering.
60
Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61
Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62
Bab 62. The Little Memed
63
Bab 63. Rencana pembangunan.
64
Bab 64. Demo
65
Bab 65. Mendatangi.
66
Bab 66. Berorasi.
67
Bab 67. Batalnya perjanjian.
68
Bab 68. Dokter Mutia.
69
Bab 69. Menguping.
70
Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71
Bab 71. Pertikaian.
72
Bab 72. Tamparan keras.
73
Bab 73. Membawa Bella.
74
Bab 74. Lamar
75
Bab 75. Terlambat.
76
Bab 76. Keceplosan.
77
bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78
Bab 78. Kembali dirawat.
79
Bab 79. Tidak percaya.
80
Bab 80. Pusat kuliner.
81
Bab 81. Kerja sama
82
Bab 82. Bertamu.
83
Bab 83. Tatapan tajam.
84
Bab 84. Mana yang benar.
85
Bab 85. Sebuah keputusan.
86
Bab 86. Makan malam keluarga.
87
Bab 87. Kebakaran.
88
Bab 88. Nekad ke kota.
89
Bab 89. Menuntut.
90
Bab 90. Serangan Jantung.
91
Bab 91. Mulai menyelidiki
92
Bab 92. Menyamar.
93
Bab 93. Tekad Drew
94
Bab 94. Titik terang.
95
Bab 95. Tertangkap.
96
Bab 96. Terbongkar.
97
Bab 97. Membantu
98
Bab 98. Salah urat
99
Bab 99. Pengorbanan Drew.
100
Bab 100. Terima kasih
101
Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102
Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103
Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104
Bab 104. Mengaku.
105
Bab 105. Jatuh cinta.
106
Bab 106. Makan malam romantis.
107
Bab 107. Pacaran saja.
108
Bab 108. Papa Mertua.
109
Bab 109. Keliling naik sepeda
110
Bab 110. Menikmati alam.
111
Bab 111. Pernikahan Twister.
112
Bab 112. Pulang dari bulan madu
113
Bab 113. Makan malam pertama.
114
Bab 114. Pekerja Dadakan.
115
Bab 115. Tuan Hans sakit.
116
Bab 116. Sadar.
117
Bab 117. Maaf.
118
Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119
Bab 119. Gadis untuk Drew
120
Bab 120. Tidak menyetujui.
121
Bab 121. Video Call
122
Bab 122. Meluruskan
123
Bab 123. Menginap.
124
Bab 124. Permainan drama.
125
Bab 125. Tertangkap.
126
Bab 126. Pilihan sulit.
127
Bab 127. Patah hati
128
Bab 128. Mabuk
129
Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130
Bab 130. Menerima nasib.
131
Bab 131. Acara pertunangan.
132
Bab 132. Keluarga Luna.
133
Bab 133. Fitnah Luna.
134
Bab 134. Luna menemui Tesla.
135
Bab 135. Ada dimana Drew?
136
Bab 136. Belum mengetahui.
137
Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138
Bab 138. Terlacak.
139
Bab 139. Kebenaran terungkap
140
Bab 140. Keributan.
141
Bab 141. Memutar rekaman.
142
Bab 142. Dibatalkan.
143
Bab 143. Diijinkan.
144
Bab 144. Usir.
145
Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146
Bab 146. Sah!
147
Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148
Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149
Bab 149. Dua garis merah
150
Pengumuman karya baru
151
Bab 150. Akhir cerita (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!