Drew mengepal erat tangannya, terlebih melihat Sam mengutip uang yang telah ia lemparkan tadi kepada Tesla.
"Dasar wanita kampung tidak tahu diuntung, sudah bagus aku membayarnya, tapi dengan soknya dia malah menolak pemberianku itu!" geram Drew.
"Sudahlah Drew, kalau kau masih bersikeras membuat ulah lagi. Maka jangan salahkan aku meninggalkanmu seorang diri disini!" ancam Sam.
"Kenapa kau membela mereka Sam? Apa ada yang salah dengan perkataanku tadi hah?" tanya Drew tidak mengerti.
Sam menghembus nafasnya panjang. "Aku malas berdebat denganmu, lebih baik kita istirahat saja. Besok pagi aku akan mengurus kepulangan kita," balasnya.
Drew mendengus kesal. "Bagaimana aku bisa tidur ditempat seperti ini, banyak nyamuk, sudah begitu tempat tidurnya keras," keluh Drew mengoceh sepanjang malam.
Sesekali menepuk nyamuk yang berseliweran disekitar telinganya. "Dasar binatang menyebalkan!" gerutu Drew terus menerus.
Sedangkan di kamar yang berbeda, Tesla akhirnya datang menghampiri kamar tamu, karena terganggu dengan suara berisik yang mengganggu tidurnya. Dan melihat Sam bersama dengan Drew tengah berperang melawan para kawanan nyamuk kebon.
Merasa kasihan, wanita itu segera memberikan lotion anti nyamuk dan juga obat nyamuk bakar, dengan wajah juteknya.
"Ini, pakailah!" ketusnya.
"Apa ini?" tanya Drew membolak balik benda yang diberikan oleh Tesla.
"Kau bisa baca, kan?"
"Tentu saja," balas Drew.
"Kalau begitu bacalah!" balas Tesla malas.
"Obat nyamuk?" Drew menautkan kedua alisnya lalu menatap Tesla.
"Untuk apa memberikan obat kepada nyamuk hah, lalu mana aku tahu nyamuk mana yang sedang sakit? Heh gadis kampung! aku butuh pengusir nyamuk bukannya obat nyamuk! Dasar aneh!" protesnya kemudian menaruh benda tersebut secara kasar diatas meja.
"Drew," ucap Sam menutup mulut Drew agar berhenti mengoceh. "Maafkan dia Tesla, kami memang tidak tahu benda apa ini. Jika berkenan, bolehkah kamu memberitahu kepada kami bagaimana cara penggunaannya?" tanyanya ramah.
Tesla menghela nafas panjang, rasa kesalnya kepada Drew sesaat mereda, ketika Sam bertanya baik-baik dan juga menunjukkan perilaku sopan kepadanya.
"Baiklah, aku akan menunjukkannya kepada kalian bagaimana cara menggunakan ini," ucap Tesla menunjukkan.
"Terima kasih," balas Sam.
"Ini lotion anti nyamuk, kalian tinggal balurkan saja kebagian tubuh agar tidak digigit nyamuk. Kalau ini obat nyamuk bakar, tinggal dibakar saja ujungnya nanti keluar asap dan asapnya itu bisa mengusir nyamuk agar pergi," jelas Tesla.
Sam mengangguk, lalu mengikuti saran Tesla. "Terima kasih."
"Jangan lupa taruh obat nyamuknya ditempat yang aman ya, aku tidak ingin rumah kesayanganku ini sampai terbakar. Apalagi oleh dia!" ucap Tesla menunjuk dan menatap tajam Drew.
Drew berdecih. "Rumah murahan seperti gubuk ini, tidak dibakar juga nanti roboh sendiri," sindirnya.
"Walau rumah gubuk, tapi sangat berarti bagiku, banyak kenangan didalam rumah ini yang tidak dapat digantikan oleh apapun termasuk uang!" tegas Tesla, lalu pergi dan menutup pintu kamar itu dengan kencang.
"Dasar lelaki menyebalkan!" gerutu Tesla didepan pintu.
"Dasar cewek emosian," gerutu Drew.
Sam hanya bisa menghela nafasnya berkali-kali, entah sampai kapan Drew akan sadar, dan bisa menghilangkan sikap sombong dan angkuhnya itu.
...----------------...
Keesokan harinya.
Pagi hari telah tiba, sinar sang surya mulai menelisik masuk kecelah-celah kecil tiap rumah penduduk desa dan membangunkan setiap insan dari tidur malam yang lelap.
Suasana alam yang begitu asri serta segarnya udara pagi, membangkitkan semangat bagi siapapun makhluk hidup yang selalu mengucap syukur disetiap nikmat-Nya.
Tapi tidak bagi Drew, pria tampan itu terbangun dengan tubuh yang sakit. Serta lingkaran hitam pada kedua matanya, karena tidak bisa tidur nyenyak semalaman.
"Oh neraka dunia," keluhan pertama yang keluar dari mulutnya dipagi hari ini.
"Sam!" panggil Drew.
Namun Sam tidak kunjung menyahut, hingga pada akhirnya seseorang datang untuk memberikannya sarapan pagi.
"Aku memanggil Sam bukan dirimu," ucap Drew. "Sam!" panggilnya lagi.
"Berisik, Sam-mu sudah pergi pagi-pagi sekali dan dia meninggalkanmu sendirian disini karena terlalu menyebalkan," balas Tesla menakuti.
"Cih! Kau pikir aku percaya pada ucapanmu? Sam adalah orang yang sangat aku percayai, dia pergi pasti ingin mengambil mobilku dan membawaku pergi dari sini," balas Drew.
"Kalau sudah tahu kemana dia pergi, maka berhentilah memanggil namanya!" balas Tesla.
Drew menatap Tesla sinis dan memperhatikan gerak gerik gadis cantik dihadapannya yang sedang menaruh sarapan pagi untuknya itu. Dan tiba-tiba saja perutnya merasa mulas dan ia ingin sekali menunaikan setoran paginya.
"Aduh, bagaimana ini. Perutku mulas dan aku ingin ke toilet," batin Drew sambil memegangi perutnya dan mulai keluar keringat dingin.
"Hei! Dimana toilet?" tanya Drew.
Tesla menengok ke kanan dan ke kiri. "Kau bertanya kepada siapa, apa kepadaku?" tanyanya menunjuk diri sendiri.
"Ya kau pikir aku bertanya kepada siapa lagi hah?" dengus Drew sudah tidak tahan.
Tesla mencebik. "Ada di belakang ujung rumah ini," jawabnya.
Drew mendengus kembali. "Toiletmu tidak ada didalam rumah, sunguh menyebalkan." Keluhnya lalu turun dari tempat tidur dan berjalan tertatih-tatih menuju toilet.
Drew meringis kesakitan, karena keseleo pada kaki kanannya itu belum sembuh, sehingga membuatnya kesulitan untuk berjalan. Ia menatap Tesla yang ingin pergi dan memanggilnya sebelum terlambat.
"Hei jangan pergi dulu!" panggil Drew.
Tesla menoleh. "Kenapa?"
"Antarkan aku kesana!" pinta Drew angkuh.
Tesla mencebik. "Bisakah kau berkata baik-baik dan sopan saat ingin meminta bantuan kepada seseorang?"
"Tidak bisa!" balas Drew menggeleng.
"Ya sudah kalau begitu aku juga tidak bisa mengantarmu kesana!" balas Tesla tegas.
Perut Drew semakin melilit dan ia menjadi serba salah. "B-baiklah, t-tolong antarkan aku kesana," ucapnya gemetaran.
Tesla mencebik. "Baiklah, karena aku kasihan padamu. Aku akan mengantarmu ke WC," balasnya menghampiri.
Drew perlahan mengalungkan lengannya pada pundak Tesla, yang telah sudi memapah dan menahan bobot tubuhnya agar bisa berjalan menuju kamar mandi.
Sesekali kedua netranya bergerak sendiri demi bisa melirik gadis disebelahnya itu dari jarak yang cukup dekat. Dan selama perjalanan panjangnya menuju kamar mandi, Drew terus memindai penampilan Tesla dari samping.
Wajah cantik dengan kulit putih bersih, pinggang ramping dan tubuh yang bisa dibilang ideal. Membuat Drew jadi betah berlama-lama memandangi Tesla.
Sudah begitu hembusan angin pagi yang lembut, menambah kesan tersendiri bagi Drew. Dimana hembusan angin tersebut menyebarkan aroma wangi sehabis mandi dari tubuh gadis desa itu, yang selalu saja menusuk masuk ke dalam indera penciumannya tanpa permisi.
Dan hal tersebut cukup menjadikan Drew kehilangan akal sehatnya dalam sekejap.
"Sudah sampai," ucap Tesla. Setibanya dimuka pintu toilet.
Drew membuka cepat kedua matanya yang sempat terpejam saat mencium aroma wangi itu, lalu segera menarik tangannya.
"Bagus, sekarang pergilah dari sini!" titahnya.
Tesla menyilangkan kedua tangannya didepan dada dan menghadang pintu masuk toilet agar Drew tidak bisa masuk ke dalam, sambil menatap tajam Drew yang menurutnya sama sekali tidak mengerti cara mengucapkan kata terima kasih.
"Kenapa berdiri disitu? Cepatlah menyingkir!" Drew menggeser Tesla namun Tesla tetap tidak memberikan jalan.
"Sepertinya kau melupakan sesuatu," balas Tesla enggan menggeser posisinya.
"Ck! Baiklah, terima kasih karena telah mengantarku dan menolongku! Apa kau puas!" ucap Drew penuh penekanan.
Tesla menghela nafasnya panjang. "Lain kali katakan itu dengan tutur kata yang lembut dan juga penuh keikhlasan," balasnya lalu memberi jalan agar Drew bisa masuk ke dalam toilet.
Drew membuang mukanya kasar, lalu masuk ke dalam toilet sambil terus mengerutu.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Mommy Ghina
orang kaya jarang pakai lotion anti nyamuk 🤧
2023-05-10
1