Drew menepuk-nepuk celana dan bajunya dari debu jalanan serta tanah lempung yang menempel, sesekali menggerutu jika mengingat kejadian saat dirinya ditabrak oleh gadis penggendara sepeda tadi.
"Dasar gila! Baju dan celana mahalku jadi kotor gara-gara gadis kampungan itu!" dengus Drew.
"Tapi dia cantik banget loh Drew," balas Sam mengingat-ingat wajah cantik gadis desa yang telah berani menabrak serta memaki mereka berdua.
Drew terdiam sejenak, sekelibat bayangan wajah gadis desa saat dirinya tertindih tadi samar-samar muncul dalam ingatannya. "Iya ku akui dia cantik," ucapnya membenarkan perkataan Sam.
"Kau mengakuinya, berarti penilaianmu telah salah Drew," balas Sam.
"Salah kenapa?" tanya Drew aneh.
"Ya tidak semua gadis desa itu hitam dan dekil, buktinya ada bidadari yang lewat tadi," balas Sam.
Drew menghela nafas panjang. "Bidadari apanya, dia tidak lebih dari seekor bebek cempreng!" tepisnya.
Sam terkekeh. "Tapi aku sempat melihat wajahmu memerah saat tertindih olehnya tadi," ejeknya mengoda.
Drew menggeleng. "Tidak juga, kau pasti salah lihat. Dan menurutku penilaianmu tentang warga desa disini juga salah," balasnya.
"Apanya yang salah?" tanya balik Sam.
"Ya, kau bilang warga desa disini ramah-ramah. Tapi bagaimana dengan wanita tadi? Menurutku dia tidak ramah sama sekali," balas Drew.
Sam mengangguk. "Sudahlah jangan dibahas lagi, bukankah kita datang kesini agar bisa melihat kondisi jalanan untuk balapan nanti," ucapnya.
"Benar, tapi dimana aku bisa mendapatkan air untuk mencuci semua kotoran ini?" tanya Drew merasa risih dengan tanah lempung yang masih menempel dipakaiannya.
Sam menunjukkan lokasi kepada Drew melalui google map pada ponsel pintarnya. "Sepertinya didekat sini ada sungai dan juga air terjun, mungkin kau bisa mandi atau membersihkan semua tanah pada pakaianmu ini disana."
"Baguslah. Ya sudah, ayo kita cari saja." Drew kembali melangkah masuk ke desa lebih dalam, demi mencari sumber air untuk dirinya membersihkan diri.
...***...
Setibanya di tempat tujuan, Drew tidak henti-hentinya berdecak kagum. Ia terus memandangi panorama alam sekitar sungai dari tempatnya berdiri, sesekali mengambil udara segar sebanyak-banyaknya.
"Ah segar sekali," gumam Drew terpejam, sambil merentangkan kedua tangannya menikmati sejuknya udara pegunungan.
"Ya namanya juga di desa, tempatnya masih asri dan sepertinya belum terjamah orang asing. Sudah begitu lngkungan sekitarnya juga bersih," balas Sam sama berdecak kagum.
Drew setuju dengan penilaian Sam, lalu pria itu berjalan mendekati sungai yang mengalir. Kemudian berjongkok agar bisa merasakan segarnya air pegunungan.
Sementara itu Sam pergi melihat-lihat pemandangan lain, lalu duduk di tepian berbatu untuk mengistirahatkan kedua kakinya yang terasa lelah.
"Drew, aku akan menunggumu disini saja. Kau bersihkan dirimu sendiri, aku mau istirahat!" ucap Sam sambil merebahkan diri diatas batu besar.
Drew mengangguk. "Ya!" sahutnya. Lalu berjalan mendekati air terjun dan mencari tempat tersembunyi untuk dirinya membersihkan diri.
Sesampainya disebuah tempat yang cocok, ditepian sungai dengan air yang tenang dan jernih seperti telaga. Tiba-tiba dirinya di kejutkan oleh sesosok wanita cantik, yang sedang bermain air seperti sedang membersihkan tubuhnya, dibawah guyuran air terjun kembar yang tidak terlalu tinggi.
Dengan segera Drew berjongkok dan bersembunyi dibalik bebatuan besar yang ada disekitarnya dan mengurungkan niat untuk mendekat, sampai wanita itu benar-benar menyelesaikan aktifitasnya.
"Gila mandi ditempat seperti ini, dia orang atau bukan?" gumam Drew sambil mengintip. Sesekali menantapi daerah sekitar, siapa tahu ada orang lain selain dirinya disini.
"Tidak ada," lanjutnya. Lalu kembali menatapi wanita itu dari kejauhan.
Dan entah mengapa, walau tidak membuka baju, Drew merasa sosok wanita yang sedang ia lihat ini begitu sekssi. Terlebih saat melihat sekujur tubuhnya yang basah kuyup, sehingga menampilkan bentuk lekuk tubuh sempurna.
Sampai-sampai Drew terus saja menelan ludahnya berkali-kali hingga kenyang, dan yang paling menyebalkan baginya sekarang ini adalah, ada sesuatu yang bangun dari balik celananya.
"Siall, kapan wanita itu selesai?" batin Drew tidak tahan lagi. Apalagi dia ingin sekali buang air kecil dan sudah pegal berjongkok dibalik bebatuan.
Dan tidak lama setelah itu, akhirnya Drew bisa bernafas lega. Karena wanita yang sedang bermain air tadi telah keluar dari telaga kecil. Namun ada sesuatu yang membuat Drew tercengang dibuatnya.
"Loh, sepertinya aku kenal. Bukan kah itu si bebek cempreng!" ucap Drew berbicara sendiri.
Karena terlalu berisik, suara Drew samar-samar terdengar di telinga Tesla, hingga gadis itu pun celingukkan kesana kemari untuk mencari sumber suara.
"Apa ada yang mengintip?" ucapnya sambil menutupi bagian dadanya yang terlihat berbentuk akibat bajunya basah.
"Siapa disana?" tanya Tesla sedikit berteriak. Lalu bergegas mengambil handuk kecil yang selalu ia bawa kemana-mana, untuk mengeringkan badan sekaligus menutupi bagian dadanya.
Drew kembali berjongkok dan menutup mulutnya rapat-rapat. "Astaga dia kemari?" cemasnya berubah panik.
Hingga pada akhirnya Drew memberanikan diri untuk berdiri agar bisa berhadapan langsung dengan gadis yang sedang mencari keberadaan seseorang.
Seketika pandangan mereka beradu dan saling memandang satu sama lain.
"Bukankah kau pria yang tadi aku tabrak?" tanya Tesla mengingat Drew.
"I-ya," balas Drew gugup. Ia memalingkan wajah, sesekali melirik dengan ekor matanya.
"Apa yang kau lakukan disini, apa kau sedang mengintipku?" tukas Tesla.
"Maaf, aku hanya kebetulan lewat dan ingin membersihkan pakaianku saja. Tapi tidak sengaja melihatmu sedang mandi disini," balas Drew memberi alasan.
"Dasar tukang intip! Kau pikir aku percaya, kalau kau bukan tukang intip, lalu untuk apa berjongkok dibebatuan ini dan kenapa tidak pergi saja menjauh. Entah darimana asalmu, tapi sepertinya kau bukan pria baik-baik," tukas Tesla memindai penampilan Drew keseluruhan.
Drew berdecak kesal dituduh seperti itu, hingga penyakit angkuh dan sombongnya mulai kumat kembali.
"Berani sekali kau menuduhku tukang intip, apa kau tidak tahu siapa diriku ini. Aku adalah pengusaha muda kaya raya berusia 26 tahun, pemilik bisnis rakit motor ternama dan anak pengusaha properti terbesar di Asia tenggara! Jadi untuk apa aku mengintip wanita desa tidak berharga seperti dirimu itu!" ucap Drew beralasan, sekaligus memperkenalkan dirinya.
"Sudah salah tidak mau mengaku, asal kau tahu saja aku sama sekali tidak mengenalmu dan tidak peduli dengan identitasmu yang mengaku-ngaku sebagai orang kaya. Karena menurutku kau pasti sedang berbual dan kalau kau ingin menyombongkan dirimu itu, maka bukan disini tempatnya. Pergilah sana!" usir Tesla.
"Dasar bebek cempreng! Awas saja aku akan membuat perhitungan denganmu dan lihat saja nanti, aku akan menundukkan dirimu beserta seluruh warga desa disini karena telah berlaku tidak baik pada Drew Royce selama berkunjung!" sergah Drew menggertak.
"Aku tidak takut padamu! Coba saja kalau berani bicara seperti itu dibalai desa, aku mau tahu sampai dimana keberanianmu itu. Apa kau sanggup menghadapi para pemuda desa disini, hah!" tantang Tesla.
Drew melonggarkan kerah bajunya dan berdehem. "Pemuda desa apaan, orang-orang kampung mana bisa menghadapiku," angkuhnya gagah berani.
"Baiklah, aku akan mengadukan sikap burukmu itu kepada para pemuda desa ini!" dengus Tesla, lalu pergi menaiki sepedanya meninggalkan Drew.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Fenti
iklan mendarat 😁
2023-07-09
1
Fenti
hati-hati lho nanti muncul benih-benih cinta 🤭
2023-07-09
1
Mommy Ghina
Awas Drew matamu bisa bintitan ngintip cewek mandi 😁
2023-05-07
1