Bab 10. Hihang hoheng.

Karena merasa jenuh didalam rumah, Drew memutuskan untuk keluar dan duduk di teras. Sambil menunggu kedatangan Sam, yang sampai detik ini belum menunjukkan batang hidungnya.

Ia sedikit takjub akan pandangan sekitar desa dipagi hari, rumah sederhana dengan tanah lapang, diapit oleh banyaknya sawah hijau yang masih tertutup kabut.

Serta dikejauhan sana, ada pemandangan gunung yang masih bisa dilihat oleh mata telanjangg. Kicauan burung-burung pemakan padi disekitar, menambah suasana menenangkan dari indahnya desa.

Drew seketika melupakan egonya, ia tanpa sadar memuji pemandangan indah tersebut. "Bagus sekali," puji Drew sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar.

Lalu pandangannya itu seketika berhenti kepada seorang wanita cantik, yang sedang sibuk memberi pakan ternak untuk segerombolan ayam kampungnya.

"Ayo makan-makan!" seru Tesla menyebar pakan ayam dalam wadah yang ia bawa.

Drew tidak bisa berhenti memperhatikan aktifitas tersebut, cukup aneh menurutnya. Akan tetapi setelah melihat para binatang begitu patuh mematuki pakan yang ada dibawah tanah, membuat Drew merasa senang.

Tesla berhenti memberi pakan ayamnya, dan keluar dari kandang untuk kembali ke rumah. Ia berhenti melangkahkan kaki, karena melihat Drew yang sedang duduk diteras rumah.

Wanita itu berusaha tidak menegur, karena tidak menyukai sifat Drew yang sombong dan angkuh. "Daripada darah tinggi, lebih baik diam saja." Lalu mencuci tangan sebelum masuk ke dalam rumah.

Namun Drew menegurnya, sehingga Tesla pun harus berhenti masuk ke dalam rumah dan segera menoleh.

"Ada dimana semua orang, kenapa rumahmu sepi sekali?" tanya Drew menatap ke sekeliling rumah Tesla nan luas namun sederhana itu.

"Tadi pagi-pagi sekali Papa ku sudah pergi ke sawah, karena para warga mendatangi rumahku dan meminta pertanggung jawaban atas sawah baru ditanami padi, yang kau rusak kemarin itu," balas Tesla.

"Berapa yang harus aku bayar?" tanya Drew sombong seperti biasanya.

"Mereka tidak meminta uang, hanya butuh kesadaran saja." balas Tesla.

"Apa maksudmu? Apa kau berpikir kalau aku ini tidak punya kesadaran untuk bertanggung jawab dan mengganti semua kerusakan yang pernah aku lakukan hem?" tanya Drew.

Tesla menatap baik-baik Drew. "Kau selalu berpikir segala sesuatu bisa dibeli dengan uang dan kau juga selalu beranggapan bahwa uang dapat menyelesaikan semua perkara yang ada di dunia ini. Tapi apa kau pernah berpikir dan memahami sedikit saja tentang perasaan orang lain hah?"

Drew menggeleng. "Tidak! Aku tidak pernah berpikir tentang perasaan seseorang dan aku malas memahaminya. Lagipula untuk apa? Tidak penting sama sekali dan tidak ada untungnya untukku," balasnya angkuh.

Tesla menghela nafas panjang. "Pantas saja, sampai kapanpun dia tidak akan pernah mengerti arti kata peduli," gumamnya. Lalu wanita itu memanggul bakul cucian dan pergi dari rumah menuju sungai.

"Hei kau mau kemana?" tanya Drew.

"Aku mau pergi cuci baju!" sahut Tesla.

"Lalu bagaimana denganku, bagaimana kalau aku bosan dan ingin berjalan-jalan atau mau ke toilet lagi?" tanya Drew, dia mulai khawatir karena akan ditinggal seorang diri.

"Kalau begitu minta tolong saja pada uang-uang kertasmu itu!" ketus Tesla lalu pergi meninggalkan Drew.

Drew mendesah kesal, ia refleks menendang teras berbatu didekatnya itu dan berakhir dengan kesakitan pada kakinya sendiri.

"Akh! Aduh! Siall sekali!" umpatnya sambil memegangi kakinya yang masih sakit.

"Baiklah aku tidak butuh bantuan siapapun dan aku bisa melakukannya sendiri!" pekik Drew kepada Tesla yang sudah berjalan jauh didepan.

"Ya sudah kalau bisa sendiri, maka lakukanlah sendiri!" sahut Tesla tanpa menoleh dan sengaja memberi Drew pelajaran.

"Ck! Dia itu, benar-benar wanita yang sangat menyebalkan!" umpat Drew, sambil meraup wajahnya kasar dan berkacak pinggang. Lalu pria tampan itu terduduk kembali, sesekali menyugar rambutnya agar tidak berantakan.

...***...

Sepuluh menit telah berlalu, nampaknya Drew mulai jenuh duduk didepan rumah. Ia juga merasa haus dan berusaha berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air.

Pria itu berusaha keras berjalan sendiri, tanpa alat penyangga yang dipakai orang sakit kaki pada umumnya. Sesekali mengeluh tentang kondisi rumah Tesla, yang menurutnya terlalu luas untuk kalangan orang desa biasa.

Setibanya di dapur Drew segera mengambil gelas dan mencari tempat minum, namun sudah beberapa menit berlalu, Drew sama sekali tidak menemukan dimana dispenser ataupun lemari pendingin.

"Dapur macam apa ini! Kenapa aku tidak bisa menemukan air dimanapun," keluh Drew.

Ia kembali mencari ke tempat lain, hingga kesudut ruangan dapur itu. Kedua matanya dibuat penasaran dengan sebuah kendi besar dari tanah liat yang tertutup rapat, dan ada sebuah gayung dari tempurung kelapa diatas tutupnya.

"Benda apa lagi ini?" gumamnya pada diri sendiri.

Tak mau banyak bertanya, Drew membuka tutup kendi itu dan melongok kedalam untuk melihat apa isinya.

"Air!" serunya kesenangan.

Namun egonya kembali mencuat. "Menjijikkan! Belum tentu airnya steril dan aku yakin pasti banyak kuman didalamnya," lalu menutup kendi itu lagi.

"Sedang apa kamu disini?" ucap Pak Sanyoto tiba-tiba.

Dan Drew tersentak kaget. "Ya ampun kirain siapa!" kejutnya sembari mengelus dada berkali-kali.

"Emangnya saya hantu hah?" cebik Pak Sanyoto. Lalu berjalan menuju kendi dan meminum air dalam kendi tersebut. "Ah segarnya," ucapnya sembari mengelus leher.

"Ngapain kamu disini?" tanya Pak Sanyoto kembali.

"S-saya mau minum," balas Drew menunjukkan gelas kosongnya.

"Oh mau minum, sini biar saja ambilkan." Pak Sanyoto mengisi gelas Drew dengan air yang ada didalam kendi. "Minumlah," tawarnya kemudian.

Drew menatapi air dalam gelasnya dan tiba-tiba saja merasa mual, "Bagaimana mungkin aku minum air seperti ini dengan gayung yang sama dipakai orang lain," batinnya merasa keberatan.

Namun Drew tidak ada pilihan lain, rasa haus membuat ia segera menenggak minumannya itu.

"Aah!!" ucap Drew merasa segar.

"Bagaimana? Segar bukan?" tanya Pak Sanyoto.

"Ya segar sekali," jawab Drew.

"Itu sudah pasti, karena air di desa ini diambil langsung dari mata air pegunungan. Lalu airnya dimasukan kedalam kendi biar lebih segar dan sejuk," ucap Pak Sanyoto sambil menepuk-nepuk kendi bulat kesayangannya itu.

Drew mengangguk-angguk. "Pantas saja rasanya segar sekali," batinnya mengakui.

Ia kembali menatapi Pak Sanyoto yang sedang sibuk di dapur. "Anda sedang apa?" tanya Drew.

"Mau goreng pisang," balas Pak Sanyoto. Mengupas kulit pisang gepok yang ia bawa dari kebun tadi.

"Kenapa anda mau melakukan pekerjaan dapur, bukankah ini pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh seorang wanita?" tanya Drew.

"Pekerjaan dapur bukan hanya pekerjaan wanita atau istri saja, selama kita bisa membantu kenapa tidak," balas Pak Sanyoto mulai membuat adonan tepung.

"Begitu, tapi kalau boleh tahu ada dimana istri anda? Kenapa istri anda tidak terlihat dari kemarin?" tanya Drew penasaran.

"Istri Bapak bekerja dibengkel miliknya sendiri dan dia lembur karena sedang memperbaiki motormu yang rusak itu," balas Pak Sanyoto.

Drew terkejut mendengar hal tersebut. "Maksud anda, istri anda seorang montir?" tanyanya memastikan.

"Yap betul, dia montir terhebat di desa ini." balas Pak Sanyoto bangga.

Drew mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali, merasa aneh dengan kenyataan terbalik didepannya.

"Lalu apa pekerjaan anda Pak?" tanya Drew.

"Pekerjaan Bapak tentu saja banyak, Bapak harus mengurus ternak ayam dan bebek untuk dijual. Belum lagi Bapak juga harus mengurus lahan sawah yang selama ini disewa oleh warga desa," jawab Pak Sanyoto sambil menggoreng pisangnya.

Drew membulatkan bibirnya. "Oh begitu," balasnya sambil mengangguk-angguk.

"Nah pisang gorengnya sudah matang, mari dicicipi selagi masih hangat," ucap Pak Sanyoto menawarkan pisang goreng hasil buatannya sendiri.

Drew awalnya ragu, ia hanya menatap pisang berbalur tepung berwarna kecoklatan diatas piring kaleng. "Kenapa mirip itu sih?" batinnya membandingkan yang ada di septictank.

"Makanlah, ini seratus persen home made. Alami tanpa pemanis buatan." Lalu Pak Sanyoto menggigit pisang gorengnya itu.

"Aduh hihang hoheng na hanas!" ucapnya kepanasan, lalu bergegas menyeruput kopi yang sama panasnya hingga pria bulat itu jadi kelabakan sendiri.

Drew terkekeh geli melihatnya, lalu ia pun mencoba menggigit ujung pisang goreng buatan Pak Sanyoto dan saat kunyahan pertama kedua kelopak mata Drew seketika terbuka lebar.

"Hem ... Perfecto!"

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

olive

olive

sekarang mendesah bisa lolos sensor, yah Kak? kalo aku biasanya aku dobelin, karena takut kena review manual

2023-06-09

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Wkwkwkkw.... dr judulnya sy pnsrn apa hihang hoheng.... ehhhn rupanya yang mkn pisang goreng kpnssn.

2023-05-30

1

mom mimu

mom mimu

satu iklan mendarat kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻

2023-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Balapan.
2 Bab 2. Ketabrak sepeda.
3 Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4 Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5 Bab 5. Nyungsep.
6 Bab 6. Membawa Drew.
7 Bab 7. Keseleo.
8 Bab 8. Diurut.
9 Bab 9. Ke toilet.
10 Bab 10. Hihang hoheng.
11 Bab 11. Mencuci mobil.
12 Bab 12. Menyewa Villa.
13 Bab 13. Kualat.
14 Bab 14. Tercebur.
15 Bab 15. Sedih.
16 Bab 16. Perjodohan
17 Bab 17. Mencari kos-an.
18 Bab 18. Teman baru
19 Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20 Bab 20. Latihan.
21 Bab 21. Tukang cekik.
22 Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23 Bab 23. berebut dilayani.
24 Bab 24. Menyumpal mulut
25 Bab 25. Menerima konsekuensi.
26 Bab 26. Gagal.
27 Bab 27. Deal
28 Bab 28. Sosok Twister.
29 Bab 29. The Monster.
30 Bab 30. Seimbang.
31 Bab 31. Lamaran pernikahan.
32 Bab 32. Mencari tahu.
33 Bab 33. Menganggap sama.
34 Bab 34. Kecelakaan.
35 Bab 35. Masih hidup.
36 Bab 36. Menolak kembali.
37 Bab 37. Pil KB.
38 Bab 38. Ketahuan.
39 Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40 Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41 Bab 41. Logo MTW.
42 Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43 Bab 43. Sam tahu.
44 Bab 44. Penengah.
45 Bab 45. Membayangi.
46 Bab 46. Kemenangan Drew.
47 Bab 47. Merelakannya.
48 Bab 48. Arisan.
49 Bab 49. Sejumlah uang.
50 Bab 50. Selembar surat.
51 Bab 51. Pergi ke desa.
52 Bab 52. Menyusul
53 Bab 53. Drama televisi.
54 Bab 54. Pancake.
55 Bab 55. Mengajak pulang.
56 Bab 56. Meminta tolong.
57 Bab 57. Mengurut Tesla.
58 Bab 58. Nasi goreng.
59 Bab 59. Duo kanebo kering.
60 Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61 Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62 Bab 62. The Little Memed
63 Bab 63. Rencana pembangunan.
64 Bab 64. Demo
65 Bab 65. Mendatangi.
66 Bab 66. Berorasi.
67 Bab 67. Batalnya perjanjian.
68 Bab 68. Dokter Mutia.
69 Bab 69. Menguping.
70 Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71 Bab 71. Pertikaian.
72 Bab 72. Tamparan keras.
73 Bab 73. Membawa Bella.
74 Bab 74. Lamar
75 Bab 75. Terlambat.
76 Bab 76. Keceplosan.
77 bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78 Bab 78. Kembali dirawat.
79 Bab 79. Tidak percaya.
80 Bab 80. Pusat kuliner.
81 Bab 81. Kerja sama
82 Bab 82. Bertamu.
83 Bab 83. Tatapan tajam.
84 Bab 84. Mana yang benar.
85 Bab 85. Sebuah keputusan.
86 Bab 86. Makan malam keluarga.
87 Bab 87. Kebakaran.
88 Bab 88. Nekad ke kota.
89 Bab 89. Menuntut.
90 Bab 90. Serangan Jantung.
91 Bab 91. Mulai menyelidiki
92 Bab 92. Menyamar.
93 Bab 93. Tekad Drew
94 Bab 94. Titik terang.
95 Bab 95. Tertangkap.
96 Bab 96. Terbongkar.
97 Bab 97. Membantu
98 Bab 98. Salah urat
99 Bab 99. Pengorbanan Drew.
100 Bab 100. Terima kasih
101 Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102 Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103 Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104 Bab 104. Mengaku.
105 Bab 105. Jatuh cinta.
106 Bab 106. Makan malam romantis.
107 Bab 107. Pacaran saja.
108 Bab 108. Papa Mertua.
109 Bab 109. Keliling naik sepeda
110 Bab 110. Menikmati alam.
111 Bab 111. Pernikahan Twister.
112 Bab 112. Pulang dari bulan madu
113 Bab 113. Makan malam pertama.
114 Bab 114. Pekerja Dadakan.
115 Bab 115. Tuan Hans sakit.
116 Bab 116. Sadar.
117 Bab 117. Maaf.
118 Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119 Bab 119. Gadis untuk Drew
120 Bab 120. Tidak menyetujui.
121 Bab 121. Video Call
122 Bab 122. Meluruskan
123 Bab 123. Menginap.
124 Bab 124. Permainan drama.
125 Bab 125. Tertangkap.
126 Bab 126. Pilihan sulit.
127 Bab 127. Patah hati
128 Bab 128. Mabuk
129 Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130 Bab 130. Menerima nasib.
131 Bab 131. Acara pertunangan.
132 Bab 132. Keluarga Luna.
133 Bab 133. Fitnah Luna.
134 Bab 134. Luna menemui Tesla.
135 Bab 135. Ada dimana Drew?
136 Bab 136. Belum mengetahui.
137 Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138 Bab 138. Terlacak.
139 Bab 139. Kebenaran terungkap
140 Bab 140. Keributan.
141 Bab 141. Memutar rekaman.
142 Bab 142. Dibatalkan.
143 Bab 143. Diijinkan.
144 Bab 144. Usir.
145 Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146 Bab 146. Sah!
147 Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148 Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149 Bab 149. Dua garis merah
150 Pengumuman karya baru
151 Bab 150. Akhir cerita (Tamat).
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Bab 1. Balapan.
2
Bab 2. Ketabrak sepeda.
3
Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4
Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5
Bab 5. Nyungsep.
6
Bab 6. Membawa Drew.
7
Bab 7. Keseleo.
8
Bab 8. Diurut.
9
Bab 9. Ke toilet.
10
Bab 10. Hihang hoheng.
11
Bab 11. Mencuci mobil.
12
Bab 12. Menyewa Villa.
13
Bab 13. Kualat.
14
Bab 14. Tercebur.
15
Bab 15. Sedih.
16
Bab 16. Perjodohan
17
Bab 17. Mencari kos-an.
18
Bab 18. Teman baru
19
Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20
Bab 20. Latihan.
21
Bab 21. Tukang cekik.
22
Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23
Bab 23. berebut dilayani.
24
Bab 24. Menyumpal mulut
25
Bab 25. Menerima konsekuensi.
26
Bab 26. Gagal.
27
Bab 27. Deal
28
Bab 28. Sosok Twister.
29
Bab 29. The Monster.
30
Bab 30. Seimbang.
31
Bab 31. Lamaran pernikahan.
32
Bab 32. Mencari tahu.
33
Bab 33. Menganggap sama.
34
Bab 34. Kecelakaan.
35
Bab 35. Masih hidup.
36
Bab 36. Menolak kembali.
37
Bab 37. Pil KB.
38
Bab 38. Ketahuan.
39
Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40
Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41
Bab 41. Logo MTW.
42
Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43
Bab 43. Sam tahu.
44
Bab 44. Penengah.
45
Bab 45. Membayangi.
46
Bab 46. Kemenangan Drew.
47
Bab 47. Merelakannya.
48
Bab 48. Arisan.
49
Bab 49. Sejumlah uang.
50
Bab 50. Selembar surat.
51
Bab 51. Pergi ke desa.
52
Bab 52. Menyusul
53
Bab 53. Drama televisi.
54
Bab 54. Pancake.
55
Bab 55. Mengajak pulang.
56
Bab 56. Meminta tolong.
57
Bab 57. Mengurut Tesla.
58
Bab 58. Nasi goreng.
59
Bab 59. Duo kanebo kering.
60
Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61
Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62
Bab 62. The Little Memed
63
Bab 63. Rencana pembangunan.
64
Bab 64. Demo
65
Bab 65. Mendatangi.
66
Bab 66. Berorasi.
67
Bab 67. Batalnya perjanjian.
68
Bab 68. Dokter Mutia.
69
Bab 69. Menguping.
70
Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71
Bab 71. Pertikaian.
72
Bab 72. Tamparan keras.
73
Bab 73. Membawa Bella.
74
Bab 74. Lamar
75
Bab 75. Terlambat.
76
Bab 76. Keceplosan.
77
bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78
Bab 78. Kembali dirawat.
79
Bab 79. Tidak percaya.
80
Bab 80. Pusat kuliner.
81
Bab 81. Kerja sama
82
Bab 82. Bertamu.
83
Bab 83. Tatapan tajam.
84
Bab 84. Mana yang benar.
85
Bab 85. Sebuah keputusan.
86
Bab 86. Makan malam keluarga.
87
Bab 87. Kebakaran.
88
Bab 88. Nekad ke kota.
89
Bab 89. Menuntut.
90
Bab 90. Serangan Jantung.
91
Bab 91. Mulai menyelidiki
92
Bab 92. Menyamar.
93
Bab 93. Tekad Drew
94
Bab 94. Titik terang.
95
Bab 95. Tertangkap.
96
Bab 96. Terbongkar.
97
Bab 97. Membantu
98
Bab 98. Salah urat
99
Bab 99. Pengorbanan Drew.
100
Bab 100. Terima kasih
101
Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102
Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103
Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104
Bab 104. Mengaku.
105
Bab 105. Jatuh cinta.
106
Bab 106. Makan malam romantis.
107
Bab 107. Pacaran saja.
108
Bab 108. Papa Mertua.
109
Bab 109. Keliling naik sepeda
110
Bab 110. Menikmati alam.
111
Bab 111. Pernikahan Twister.
112
Bab 112. Pulang dari bulan madu
113
Bab 113. Makan malam pertama.
114
Bab 114. Pekerja Dadakan.
115
Bab 115. Tuan Hans sakit.
116
Bab 116. Sadar.
117
Bab 117. Maaf.
118
Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119
Bab 119. Gadis untuk Drew
120
Bab 120. Tidak menyetujui.
121
Bab 121. Video Call
122
Bab 122. Meluruskan
123
Bab 123. Menginap.
124
Bab 124. Permainan drama.
125
Bab 125. Tertangkap.
126
Bab 126. Pilihan sulit.
127
Bab 127. Patah hati
128
Bab 128. Mabuk
129
Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130
Bab 130. Menerima nasib.
131
Bab 131. Acara pertunangan.
132
Bab 132. Keluarga Luna.
133
Bab 133. Fitnah Luna.
134
Bab 134. Luna menemui Tesla.
135
Bab 135. Ada dimana Drew?
136
Bab 136. Belum mengetahui.
137
Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138
Bab 138. Terlacak.
139
Bab 139. Kebenaran terungkap
140
Bab 140. Keributan.
141
Bab 141. Memutar rekaman.
142
Bab 142. Dibatalkan.
143
Bab 143. Diijinkan.
144
Bab 144. Usir.
145
Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146
Bab 146. Sah!
147
Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148
Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149
Bab 149. Dua garis merah
150
Pengumuman karya baru
151
Bab 150. Akhir cerita (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!