Disisi lain, Pak Sanyoto yang sedang mengangon bebek disawah pun, berteriak histeris karena melihat kejadian membagongkan didepan matanya itu.
"Ya ampun apa itu yang terjatuh! Bunyinya gedebug pisan!" Histerisnya.
Pak Sanyoto segera menaikkan kain sarung kotak-kotaknya yang sedikit kedodoran, lalu berlari berjingkat-jingkat ke arah seseorang yang menurutnya baru saja melakukan atraksi terjun bebas bersama dengan motornya. Namun tidak bangun-bangun lagi.
"Kenapa pah?" pekik Tesla yang baru saja selesai membuat konten tentang tutorial mengawinkan bebek.
"Ini ada nangka jatuh, eh orang jatuh maksudnya!" sahut Pak Sanyoto.
"Orang jatuh?" gumam Tesla. Lalu mengikuti jejak sang ayah karena penasaran.
Setibanya di tempat, Pak Sanyoto segera membalik sosok pria yang sedang pingsan itu, lalu mengusap wajah penuh lumpurnya.
"Bangun mas bangun," ucap Pak Sanyoto sambil menepuk wajah Drew berkali-kali, namun tidak ada respon darinya.
"Siapa Pah yang tiduran disitu?" tanya Tesla setibanya ditempat kejadian.
"Sepertinya pingsan, coba kamu panggil bantuan buat angkat dia."
Tesla mengangguk, kemudian bergegas memanggil bala bantuan para pemuda desa, untuk mengangkat Drew beserta motornya sekalian.
...***...
Para pemuda desa ramai-ramai mengangkat Drew yang masih pingsan dan membawanya ke rumah Pak Sanyoto.
"Sudah turunkan saja dia disini," titah pak Sanyoto menunjuk sebuah bale bambu panjang depan rumahnya.
"Siap Tuan tanah!" patuh para pemuda desa.
"Tes, ambilkan air dan handuk untuk lap mukanya ya. Sama obat-obatan kita," ucap Pak Sanyoto memerintah.
"Ya Pah," patuh Tesla.
Wajah Drew yang tertutup lumpur beserta benjol besar dikepalanya, membuat Tesla tidak mengenali siapa pria yang sedang mereka tolong sekarang ini.
Sehingga dengan patuh, gadis itu membawakan apa yang dipinta oleh sang ayah dan mulai membersihkan wajah Drew yang kotor akibat berlumuran lumpur.
Sedangkan Pak Sanyoto meminta salah satu pemuda desa untuk pergi dan mengabarkan kepada kepala desa perihal penemuan lelaki asing di sawahnya.
"Cepat beritahu kepala desa, takut ada keluarga yang nyariin pemuda ini!" titahnya.
"Ya Tuan tanah!"
Tesla membersihkan wajah Drew dengan perlahan dan hati-hati, karena ada beberapa luka lecet pada bagian wajahnya. Sesekali mengingat-ingat wajah pria yang mulai terlihat bersih itu.
"Sepertinya pernah lihat," batinnya. Lalu terjawablah rasa penasaran Tesla, ketika seluruh wajah Drew telah bersih dari lumpur.
"OMG!"
"Ada apa sayang?" tanya Pak Sanyoto berlari mendekati.
"Pah, ini dia pemuda asing itu yang ngintip Tesla mandi di telaga," bisik Tesla menunjuk-nunjuk Drew yang masih berbaring tidak sadarkan diri.
"Masa? Coba papa lihat," balas Pak Sanyoto mencondongkan wajahnya untuk melihat lebih jelas siapa pria yang telah berani mengintip putrinya mandi.
Namun rasa kesal pria paruh baya itu seketika lenyap, karena merasa iba melihat kondisi Drew yang terlalu menyedihkan.
"Untung saja wajahnya tampan, coba kalau jelek. Sudah papa tenggelamkan dia ke dalam telaga," gerutu pak Sanyoto sembari mendengus.
"Jadi, papa tidak jadi nih mau pites kepalanya?" tanya Tesla memancing.
"Apanya yang mau dipites, kamu tidak lijat jidatnya sudah ada benjol besar seperti itu?" balas Pak Sanyoto.
Tesla terkekeh dan mengangguk-angguk. "Sepertinya dia terkena karma," balas Tesla sambil membubuhkan minyak gosok diatas benjol Drew.
"Iya, tapi bagaimana dia bisa jatuh disawah kita ya?" tanya pak Sanyoto heran.
"Entahlah, paling tersesat."
Pak Sanyoto menghela nafas panjang, akibat menolong Drew ia sampai lupa telah meninggalkan bebek-bebeknya yang masih berkeliaran disawah.
"Papa giring bebek pulang kandang dulu ya, kamu jaga dia sebentar. Ini ada pentungan bambu, jika dia macam-macam pukul saja kepalanya." ucapnya mengajari.
Tesla mengangguk paham. "Ya pah." lalu kembali mengobati luka Drew.
...----------------...
Di tempat yang berbeda, Sam mengusak rambutnya hingga berantakan dan meraup wajahnya kesal, karena sampai detik ini dia tidak mengetahui bagaimana keadaan Drew.
"Drew jawablah aku!" paniknya dan masih terus berusaha menghubungi.
Terlebih Matt telah menyelesaikan balapannya, sedangkan Drew sama sekali belum terlihat menyelesaikan balapan satu putaran pun.
"Matt, apa kau melihat Drew?" tanya Sam menghampiri Matt yang tengah melakukan selebrasi atas kemenangannya.
Matt menggeleng dan berlagak seolah-olah tidak tahu. "Bukankah tadi dia ada dibelakangku?"
"Tidak, dia tidak ada dibelakangmu atau dimanapun," balas Sam putus asa.
"Kasihan sekali, dia orang baru disini. Mungkin tersesat saat balapan," balas Matt tersenyum miring.
Sam menghembus nafasnya kasar dan terlihat cemas sekali, apalagi hari sudah semakin senja. Yang tentunya jalan tersebut akan semakin gelap dan sulit untuk dilihat karena minim penerangan.
Sam akhirnya meninggalkan arena balapan dan pergi mencari Drew sesuai dengan lokasi saat pria itu terakhir kali kehilangan kontak.
Dan setibanya dilokasi, Sam dikejutkan dengan penemuan semak belukar didepannya.
"Oh tidak! Apa Drew masuk ke dalam semak-semak ini dan tersesat didalam," batinnya was-was.
Sam mencoba menerobos masuk kedalam semak belukar, mencoba mengikuti jalan setapak yang ada didalam semak itu.
Dan rasa penasaran Sam akhirnya terjawab sudah, setelah melihat helm Drew tergeletak disembarang tempat, diantara rimbunnya semak belukar, serta jejak ban motor didekat semak itu.
Sam terus mengikuti jejak ban tersebut dan tibalah dia diujung semak, dimana terdapat jurang dengan sawah milik warga sekitar dibawahnya. Namun Drew masih saja tidak ditemukan.
"Drew!" panggil Sam berteriak.
"Drew!"
Sam melompat kebawah dan ia menemukan jejak lain, lalu mengaitkannya dengan sesuatu. "Apa Drew jatuh dari semak diatas itu dan mendarat disini?" batinnya menduga.
Karena ia melihat ada bekas tabrakan disisi tanah dan hancurnya sawah padi yang baru saja ditanam.
Sam melihat kesekeliling dan berharap Drew baik-baik saja, hingga pada akhirnya Sam memutuskan untuk mencari warga sekitar untuk menanyakan keberadaan Drew.
Tak butuh waktu lama pencarian Sam membuahkan hasil, ia bertemu dengan seorang bapak-bapak berbentuk bulat yang sedang menggiring bebek. Dan Sam segera menanyakannya sesuatu.
"Permisi Pak, maaf mengganggu. Apa bapak lihat ada pemuda asing disini, kira-kira dia habis terjatuh disana?" tanya Sam menunjuk lokasi sawah yang rusak.
Pak Sanyoto memindai penampilan Sam. "Oh jadi kamu temannya pemuda itu?"
Sam mengangguk cepat. "Iya Pak, apa Bapak tahu ada dimana dia sekarang ini?"
"Ada di rumah saya, kebetulan sedang pingsan. Kepalanya juga benjol, tapi jangan khawatir, dia sudah ditangani dan ada putri saya yang menjaganya," jawab Pak Sanyoto.
Sam terkejut sekaligus lega mendengarnya. "Terima kasih banyak Pak, bolehkan bapak mengantar saya kesana?"
"Oh tentu saja boleh, mari silahkan ikut!" seru Pak Sanyoto ramah.
Sam mengikuti Pak Sanyoto dari belakang dan membantunya menggiring bebek ke kandang, setelah itu bergegas menghampiri Drew yang terlihat masih berbaring diatas bale.
"Drew ..." panggil Sam. Ia menatapi tubuh Drew yang penuh luka lecet.
"Tidak apa, lukanya sudah diobati. Nanti juga sembuh," ucap Tesla memberitahu agar Sam tidak cemas.
"Terima kasih," balas Sam sedikit membungkukkan badan.
"Sama-sama," balas Tesla.
Bersamaan dengan hal itu, Drew merintih dan mulai tersadar dari pingsannya. Ia mengusap kepalanya yang terbentur yang telah terbalut perban putih.
"Dimana aku?" lirih Drew. "Tempat apa ini jelek sekali," ucapnya kemudian.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Neng Alifa
/Joyful//Joyful//Joyful/
2024-03-07
0
Fenti
aku mampir lagi kak😊
2023-09-28
1
Mommy Ghina
aduh Pak kenapa gak jadi pites sih biar tambah besar tuh benjolannya
2023-05-09
1