Mansion Royce.
Drew akhirnya telah tiba dikediaman sang ayah, setelah sebelumnya tuan Hans memintanya untuk datang ke rumah.
"Mendadak sekali, padahal aku ingin tidur di unit apartemenku." Gumam Drew sambil melangkah masuk ke dalam.
Dan setibanya ia di ruang utama, kepala Maid memintanya untuk menemui tuan Hans di dalam ruang kerjanya.
"Ada yang ingin tuan besar sampaikan kepada anda tuan muda," ucap Pak Budi kepala maid di rumah itu.
"Baiklah," balas Drew mengikuti.
"Ada apa memanggilku?" tanya Drew tanpa basa basi.
"Duduk," titah Tuan Hans.
"Tidak perlu, aku ingin segera pulang dari sini sebelum istrimu datang."
"Drew!" sergah Tuan Hans menggebrak mejanya. "Istri Daddy, Mommy mu juga!" jelasnya menekannya.
"Dia bukan mommyku, bagiku dia tidak lebih dari seorang wanita pelacur. Dan mommy ku hanya ada satu didunia ini dan dia adalah wanita pekerja keras, dan dia sedang bekerja di restoran miliknya sendiri!" tukas Drew menegaskan.
Tuan Hans menghembus nafasnya kasar. "Jangan ingatkan Daddy tentang mommymu lagi, karena bagai Daddy, dia sudah tidak ada lagi dikehidupan ini. Dan selalu ingat ini Drew, mommymu adalah istri Daddy yang sekarang ini!"
"Sampai kapanpun aku tidak akan mengakuinya sebagai mommy!" tegas Drew. "Sekarang katakan padaku, ada apa memanggilku kemari?" tanyanya kemudian.
"Daddy ingin kau ikut makan malam bersama rekan bisnis Daddy dan disana kau akan dijodohkan dengan putrinya tuan Bams," balas Tuan Hans ke intinya.
"Dimana?" tanya Drew.
"Restoran Manyu," balas Tuan Hans.
Drew melebarkan kedua matanya. "Apa? Daddy ingin kita datang makan malam bersama di restoran mommy?" tanyanya tidak mengerti.
Tuan Hans mengangguk. "Tentu saja, memangnya kenapa?"
Drew menggeleng. "Tidak, aku yakin kau memiliki maksud tersembunyi dan aku benar-benar tidak mengerti. Apa sebenarnya tujuan Daddy datang kesana? Apa Daddy ingin membuat mommy sedih lagi dengan menunjukkan kemesraanmu pada wanita ja-lang itu hah!" tukasnya penuh curiga.
"Kenapa berkata seperti itu? Dari awal sudah Daddy katakan kalau kita akan makan malam bersama dengan rekan bisnis Daddy, sekalian memberitahu kepada Bianca tentang perjodohanmu nanti disana," balas Tuan Hans.
Drew menggeleng. "Aku tidak pernah percaya padamu Daddy." Lalu meninggalkan ruang kerja sang ayah, lalu pergi dari rumah itu dengan segera.
Semenjak kasus skandal tuan Hans, yang berakhir pada perceraian kedua orang tuanya, Drew tidak pernah ada keinginan untuk tinggal di rumah itu lagi. Apalagi harus tinggal satu atap bersama dengan perempuan perusak rumah tangga orang lain.
Dan sejak saat itu, Drew memutuskan untuk tinggal di unit apartemennya. Sesekali mengunjungi rumah sang ibu jika merasa rindu dan tidur disana secara diam-diam agar tidak ketahuan oleh sang ayah.
...----------------...
Desa Rawa Bebek.
Sementara itu, Tesla tengah membungkus semua keperluan pribadi, serta barang-barang pendukung lainnya. Karena ia akan pergi ke kota pada esok hari. Dimana pada lusa harinya, merupakan hari pertama Tesla mulai masuk kuliah sebagai seorang mahasiswi disebuah universitas.
"Oke sudah siap!" serunya.
Lalu Tesla menatap Pak Sanyoto yang sedang duduk ditepi ranjang kamarnya dan terlihat memalingkan wajahnya dengan raut wajah sedih.
"Papa, kenapa mukanya tidak enak begitu?"
"Dari dulu muka Papa memang begini kok," balas Pak Sanyoto tanpa mau menatap wajah Tesla.
Tesla menghela nafas panjang, lalu duduk disebelah pak Sanyoto dan memeluknya.
"Jangan sedih, Tesla pergi kan untuk belajar. Lagipula siapa yang maksa Tesla buat belajar disana hah?" ucapnya.
"Papa ... " lirih Pak Sanyoto.
"Ya kan, Papa yang minta Tesla buat belajar dan raih cita-cita. Jadi jangan bersedih ya, Tesla janji akan sempat-sempatin pulang kesini," balas Tesla menghibur.
"Ya tapi berat sekali rasanya Nak, rasanya baru kemarin kamu dilahirkan. Sekarang sudah besar saja," balas Pak Sanyoto sedih.
"Sudahlah sayang, jangan sedih begitu. Biarkan dia meraih cita-citanya," ucap Ibu Tyas yang baru saja masuk ke dalam kamar Tesla.
"Kamu itu, apa tidak sedih anak mau pergi jauh dari kita. Papa pasti merasa kehilangan kalau Tesla pergi kuliah, nanti siapa yang akan melindungi dia dari bahaya?" keluh Pak Sanyoto.
Ibu Tyas menghela nafasnya panjang. "Jangan khawatir, kita harus percaya dan yakin kalau Tesla bisa menjaga dirinya." Lalu menatap Tesla. "Ya kan sayang?" ucapnya kemudian.
"Ya Papa, tenang saja. Papa kan sudah mengajari Tesla jurus bebek menyosor lawan dan jurus bebek ngibrit," ucap Tesla menimpali.
Pak Sanyoto menatap Tesla dan juga istrinya, sebagai seorang lelaki, dialah yang paling berperasaan dan berhati lembut. Apalagi kepada putri kandung kesayangannya itu, Pak Sanyoto merasa sedih dan tidak ingin berada jauh dari putrinya.
Seketika Pak Sanyoto teringat masa kecil Tesla dan merasa sedih karena waktu berjalan dengan cepat.
"Huhu ... Putri papa yang cantik, kau sudah tumbuh besar sekarang. Papa masih ingat sekali, kau suka main sama tahi bebek dikandang. Kau juga suka meledek ayam betina Papa kalau lagi ngeden mau bertelor."
"Nanti siapa yang akan membantu Papa ngangon bebek disawah," ucap Pak Santoyo mengungkapkan kesedihannya.
"Sudahlah, jangan lebay seperti itu. Putrimu pergi menuntut ilmu, bukannya mau perang!" ucap Ibu Tyas.
"Tapi sama saja momennya, sedih. Sakitnya tuh disini," balas Pak Sanyoto menunjuk-nunjuk letak jantungnya.
Ibu Tyas memutar bola matanya malas menghadapi suaminya yang terlalu lemah lembut dan baperan. Namun hal berbeda justru dirasakan oleh ibu Tyas, wanita paruh baya itu malah bersemangat melihat putrinya yang ingin menuntut ilmu di kota.
"Sudah, jangan dipikirkan. Masalah papamu, biar mama yang urus." Ibu Tyas menarik lengan suaminya agar berhenti menangis di dalam kamar Tesla.
"Ayo sayang kita keluar, biar Tesla menyiapkan keperluannya lagi."
"T-tapi, papa belum sempat kangen-kangenan."
"Dia belum pergi sayang, kau bisa menghabiskan waktu seharian lagi bersama dengannya," balas Ibu Tyas.
"Iya kau benar, hari ini Papa akan menyenangkan hati Tesla. Papa juga akan memberikan apapun yang Tesla inginkan," ucap Pak Sanyoto berusaha tegar namun tetap menangis juga.
Ibu Tyas menyeka air mata pada kedua nata suaminya itu. "Sudah, jangan bersedih lagi. Biarkan Tesla meraih mimpinya," balas Ibu Tyas.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Mommy Ghina
ooh Tesla mau kuliah, semangat
2023-05-15
1