Bab 15. Sedih.

Mansion Royce.

Drew akhirnya telah tiba dikediaman sang ayah, setelah sebelumnya tuan Hans memintanya untuk datang ke rumah.

"Mendadak sekali, padahal aku ingin tidur di unit apartemenku." Gumam Drew sambil melangkah masuk ke dalam.

Dan setibanya ia di ruang utama, kepala Maid memintanya untuk menemui tuan Hans di dalam ruang kerjanya.

"Ada yang ingin tuan besar sampaikan kepada anda tuan muda," ucap Pak Budi kepala maid di rumah itu.

"Baiklah," balas Drew mengikuti.

"Ada apa memanggilku?" tanya Drew tanpa basa basi.

"Duduk," titah Tuan Hans.

"Tidak perlu, aku ingin segera pulang dari sini sebelum istrimu datang."

"Drew!" sergah Tuan Hans menggebrak mejanya. "Istri Daddy, Mommy mu juga!" jelasnya menekannya.

"Dia bukan mommyku, bagiku dia tidak lebih dari seorang wanita pelacur. Dan mommy ku hanya ada satu didunia ini dan dia adalah wanita pekerja keras, dan dia sedang bekerja di restoran miliknya sendiri!" tukas Drew menegaskan.

Tuan Hans menghembus nafasnya kasar. "Jangan ingatkan Daddy tentang mommymu lagi, karena bagai Daddy, dia sudah tidak ada lagi dikehidupan ini. Dan selalu ingat ini Drew, mommymu adalah istri Daddy yang sekarang ini!"

"Sampai kapanpun aku tidak akan mengakuinya sebagai mommy!" tegas Drew. "Sekarang katakan padaku, ada apa memanggilku kemari?" tanyanya kemudian.

"Daddy ingin kau ikut makan malam bersama rekan bisnis Daddy dan disana kau akan dijodohkan dengan putrinya tuan Bams," balas Tuan Hans ke intinya.

"Dimana?" tanya Drew.

"Restoran Manyu," balas Tuan Hans.

Drew melebarkan kedua matanya. "Apa? Daddy ingin kita datang makan malam bersama di restoran mommy?" tanyanya tidak mengerti.

Tuan Hans mengangguk. "Tentu saja, memangnya kenapa?"

Drew menggeleng. "Tidak, aku yakin kau memiliki maksud tersembunyi dan aku benar-benar tidak mengerti. Apa sebenarnya tujuan Daddy datang kesana? Apa Daddy ingin membuat mommy sedih lagi dengan menunjukkan kemesraanmu pada wanita ja-lang itu hah!" tukasnya penuh curiga.

"Kenapa berkata seperti itu? Dari awal sudah Daddy katakan kalau kita akan makan malam bersama dengan rekan bisnis Daddy, sekalian memberitahu kepada Bianca tentang perjodohanmu nanti disana," balas Tuan Hans.

Drew menggeleng. "Aku tidak pernah percaya padamu Daddy." Lalu meninggalkan ruang kerja sang ayah, lalu pergi dari rumah itu dengan segera.

Semenjak kasus skandal tuan Hans, yang berakhir pada perceraian kedua orang tuanya, Drew tidak pernah ada keinginan untuk tinggal di rumah itu lagi. Apalagi harus tinggal satu atap bersama dengan perempuan perusak rumah tangga orang lain.

Dan sejak saat itu, Drew memutuskan untuk tinggal di unit apartemennya. Sesekali mengunjungi rumah sang ibu jika merasa rindu dan tidur disana secara diam-diam agar tidak ketahuan oleh sang ayah.

...----------------...

Desa Rawa Bebek.

Sementara itu, Tesla tengah membungkus semua keperluan pribadi, serta barang-barang pendukung lainnya. Karena ia akan pergi ke kota pada esok hari. Dimana pada lusa harinya, merupakan hari pertama Tesla mulai masuk kuliah sebagai seorang mahasiswi disebuah universitas.

"Oke sudah siap!" serunya.

Lalu Tesla menatap Pak Sanyoto yang sedang duduk ditepi ranjang kamarnya dan terlihat memalingkan wajahnya dengan raut wajah sedih.

"Papa, kenapa mukanya tidak enak begitu?"

"Dari dulu muka Papa memang begini kok," balas Pak Sanyoto tanpa mau menatap wajah Tesla.

Tesla menghela nafas panjang, lalu duduk disebelah pak Sanyoto dan memeluknya.

"Jangan sedih, Tesla pergi kan untuk belajar. Lagipula siapa yang maksa Tesla buat belajar disana hah?" ucapnya.

"Papa ... " lirih Pak Sanyoto.

"Ya kan, Papa yang minta Tesla buat belajar dan raih cita-cita. Jadi jangan bersedih ya, Tesla janji akan sempat-sempatin pulang kesini," balas Tesla menghibur.

"Ya tapi berat sekali rasanya Nak, rasanya baru kemarin kamu dilahirkan. Sekarang sudah besar saja," balas Pak Sanyoto sedih.

"Sudahlah sayang, jangan sedih begitu. Biarkan dia meraih cita-citanya," ucap Ibu Tyas yang baru saja masuk ke dalam kamar Tesla.

"Kamu itu, apa tidak sedih anak mau pergi jauh dari kita. Papa pasti merasa kehilangan kalau Tesla pergi kuliah, nanti siapa yang akan melindungi dia dari bahaya?" keluh Pak Sanyoto.

Ibu Tyas menghela nafasnya panjang. "Jangan khawatir, kita harus percaya dan yakin kalau Tesla bisa menjaga dirinya." Lalu menatap Tesla. "Ya kan sayang?" ucapnya kemudian.

"Ya Papa, tenang saja. Papa kan sudah mengajari Tesla jurus bebek menyosor lawan dan jurus bebek ngibrit," ucap Tesla menimpali.

Pak Sanyoto menatap Tesla dan juga istrinya, sebagai seorang lelaki, dialah yang paling berperasaan dan berhati lembut. Apalagi kepada putri kandung kesayangannya itu, Pak Sanyoto merasa sedih dan tidak ingin berada jauh dari putrinya.

Seketika Pak Sanyoto teringat masa kecil Tesla dan merasa sedih karena waktu berjalan dengan cepat.

"Huhu ... Putri papa yang cantik, kau sudah tumbuh besar sekarang. Papa masih ingat sekali, kau suka main sama tahi bebek dikandang. Kau juga suka meledek ayam betina Papa kalau lagi ngeden mau bertelor."

"Nanti siapa yang akan membantu Papa ngangon bebek disawah," ucap Pak Santoyo mengungkapkan kesedihannya.

"Sudahlah, jangan lebay seperti itu. Putrimu pergi menuntut ilmu, bukannya mau perang!" ucap Ibu Tyas.

"Tapi sama saja momennya, sedih. Sakitnya tuh disini," balas Pak Sanyoto menunjuk-nunjuk letak jantungnya.

Ibu Tyas memutar bola matanya malas menghadapi suaminya yang terlalu lemah lembut dan baperan. Namun hal berbeda justru dirasakan oleh ibu Tyas, wanita paruh baya itu malah bersemangat melihat putrinya yang ingin menuntut ilmu di kota.

"Sudah, jangan dipikirkan. Masalah papamu, biar mama yang urus." Ibu Tyas menarik lengan suaminya agar berhenti menangis di dalam kamar Tesla.

"Ayo sayang kita keluar, biar Tesla menyiapkan keperluannya lagi."

"T-tapi, papa belum sempat kangen-kangenan."

"Dia belum pergi sayang, kau bisa menghabiskan waktu seharian lagi bersama dengannya," balas Ibu Tyas.

"Iya kau benar, hari ini Papa akan menyenangkan hati Tesla. Papa juga akan memberikan apapun yang Tesla inginkan," ucap Pak Sanyoto berusaha tegar namun tetap menangis juga.

Ibu Tyas menyeka air mata pada kedua nata suaminya itu. "Sudah, jangan bersedih lagi. Biarkan Tesla meraih mimpinya," balas Ibu Tyas.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Mommy Ghina

Mommy Ghina

ooh Tesla mau kuliah, semangat

2023-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Balapan.
2 Bab 2. Ketabrak sepeda.
3 Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4 Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5 Bab 5. Nyungsep.
6 Bab 6. Membawa Drew.
7 Bab 7. Keseleo.
8 Bab 8. Diurut.
9 Bab 9. Ke toilet.
10 Bab 10. Hihang hoheng.
11 Bab 11. Mencuci mobil.
12 Bab 12. Menyewa Villa.
13 Bab 13. Kualat.
14 Bab 14. Tercebur.
15 Bab 15. Sedih.
16 Bab 16. Perjodohan
17 Bab 17. Mencari kos-an.
18 Bab 18. Teman baru
19 Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20 Bab 20. Latihan.
21 Bab 21. Tukang cekik.
22 Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23 Bab 23. berebut dilayani.
24 Bab 24. Menyumpal mulut
25 Bab 25. Menerima konsekuensi.
26 Bab 26. Gagal.
27 Bab 27. Deal
28 Bab 28. Sosok Twister.
29 Bab 29. The Monster.
30 Bab 30. Seimbang.
31 Bab 31. Lamaran pernikahan.
32 Bab 32. Mencari tahu.
33 Bab 33. Menganggap sama.
34 Bab 34. Kecelakaan.
35 Bab 35. Masih hidup.
36 Bab 36. Menolak kembali.
37 Bab 37. Pil KB.
38 Bab 38. Ketahuan.
39 Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40 Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41 Bab 41. Logo MTW.
42 Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43 Bab 43. Sam tahu.
44 Bab 44. Penengah.
45 Bab 45. Membayangi.
46 Bab 46. Kemenangan Drew.
47 Bab 47. Merelakannya.
48 Bab 48. Arisan.
49 Bab 49. Sejumlah uang.
50 Bab 50. Selembar surat.
51 Bab 51. Pergi ke desa.
52 Bab 52. Menyusul
53 Bab 53. Drama televisi.
54 Bab 54. Pancake.
55 Bab 55. Mengajak pulang.
56 Bab 56. Meminta tolong.
57 Bab 57. Mengurut Tesla.
58 Bab 58. Nasi goreng.
59 Bab 59. Duo kanebo kering.
60 Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61 Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62 Bab 62. The Little Memed
63 Bab 63. Rencana pembangunan.
64 Bab 64. Demo
65 Bab 65. Mendatangi.
66 Bab 66. Berorasi.
67 Bab 67. Batalnya perjanjian.
68 Bab 68. Dokter Mutia.
69 Bab 69. Menguping.
70 Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71 Bab 71. Pertikaian.
72 Bab 72. Tamparan keras.
73 Bab 73. Membawa Bella.
74 Bab 74. Lamar
75 Bab 75. Terlambat.
76 Bab 76. Keceplosan.
77 bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78 Bab 78. Kembali dirawat.
79 Bab 79. Tidak percaya.
80 Bab 80. Pusat kuliner.
81 Bab 81. Kerja sama
82 Bab 82. Bertamu.
83 Bab 83. Tatapan tajam.
84 Bab 84. Mana yang benar.
85 Bab 85. Sebuah keputusan.
86 Bab 86. Makan malam keluarga.
87 Bab 87. Kebakaran.
88 Bab 88. Nekad ke kota.
89 Bab 89. Menuntut.
90 Bab 90. Serangan Jantung.
91 Bab 91. Mulai menyelidiki
92 Bab 92. Menyamar.
93 Bab 93. Tekad Drew
94 Bab 94. Titik terang.
95 Bab 95. Tertangkap.
96 Bab 96. Terbongkar.
97 Bab 97. Membantu
98 Bab 98. Salah urat
99 Bab 99. Pengorbanan Drew.
100 Bab 100. Terima kasih
101 Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102 Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103 Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104 Bab 104. Mengaku.
105 Bab 105. Jatuh cinta.
106 Bab 106. Makan malam romantis.
107 Bab 107. Pacaran saja.
108 Bab 108. Papa Mertua.
109 Bab 109. Keliling naik sepeda
110 Bab 110. Menikmati alam.
111 Bab 111. Pernikahan Twister.
112 Bab 112. Pulang dari bulan madu
113 Bab 113. Makan malam pertama.
114 Bab 114. Pekerja Dadakan.
115 Bab 115. Tuan Hans sakit.
116 Bab 116. Sadar.
117 Bab 117. Maaf.
118 Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119 Bab 119. Gadis untuk Drew
120 Bab 120. Tidak menyetujui.
121 Bab 121. Video Call
122 Bab 122. Meluruskan
123 Bab 123. Menginap.
124 Bab 124. Permainan drama.
125 Bab 125. Tertangkap.
126 Bab 126. Pilihan sulit.
127 Bab 127. Patah hati
128 Bab 128. Mabuk
129 Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130 Bab 130. Menerima nasib.
131 Bab 131. Acara pertunangan.
132 Bab 132. Keluarga Luna.
133 Bab 133. Fitnah Luna.
134 Bab 134. Luna menemui Tesla.
135 Bab 135. Ada dimana Drew?
136 Bab 136. Belum mengetahui.
137 Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138 Bab 138. Terlacak.
139 Bab 139. Kebenaran terungkap
140 Bab 140. Keributan.
141 Bab 141. Memutar rekaman.
142 Bab 142. Dibatalkan.
143 Bab 143. Diijinkan.
144 Bab 144. Usir.
145 Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146 Bab 146. Sah!
147 Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148 Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149 Bab 149. Dua garis merah
150 Pengumuman karya baru
151 Bab 150. Akhir cerita (Tamat).
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Bab 1. Balapan.
2
Bab 2. Ketabrak sepeda.
3
Bab 3. Tukang intip dan bebek cempreng.
4
Bab 4. Bukan Valentino Rossi.
5
Bab 5. Nyungsep.
6
Bab 6. Membawa Drew.
7
Bab 7. Keseleo.
8
Bab 8. Diurut.
9
Bab 9. Ke toilet.
10
Bab 10. Hihang hoheng.
11
Bab 11. Mencuci mobil.
12
Bab 12. Menyewa Villa.
13
Bab 13. Kualat.
14
Bab 14. Tercebur.
15
Bab 15. Sedih.
16
Bab 16. Perjodohan
17
Bab 17. Mencari kos-an.
18
Bab 18. Teman baru
19
Bab 19. Tawaran pekerjaan.
20
Bab 20. Latihan.
21
Bab 21. Tukang cekik.
22
Bab 22. Ajakan nyonya Bianca
23
Bab 23. berebut dilayani.
24
Bab 24. Menyumpal mulut
25
Bab 25. Menerima konsekuensi.
26
Bab 26. Gagal.
27
Bab 27. Deal
28
Bab 28. Sosok Twister.
29
Bab 29. The Monster.
30
Bab 30. Seimbang.
31
Bab 31. Lamaran pernikahan.
32
Bab 32. Mencari tahu.
33
Bab 33. Menganggap sama.
34
Bab 34. Kecelakaan.
35
Bab 35. Masih hidup.
36
Bab 36. Menolak kembali.
37
Bab 37. Pil KB.
38
Bab 38. Ketahuan.
39
Bab 39. Nyonya Marlyn VS Ibu Tyas.
40
Bab 40. Keluar dari rumah sakit.
41
Bab 41. Logo MTW.
42
Bab 42. Kedatangan Tuan Hans
43
Bab 43. Sam tahu.
44
Bab 44. Penengah.
45
Bab 45. Membayangi.
46
Bab 46. Kemenangan Drew.
47
Bab 47. Merelakannya.
48
Bab 48. Arisan.
49
Bab 49. Sejumlah uang.
50
Bab 50. Selembar surat.
51
Bab 51. Pergi ke desa.
52
Bab 52. Menyusul
53
Bab 53. Drama televisi.
54
Bab 54. Pancake.
55
Bab 55. Mengajak pulang.
56
Bab 56. Meminta tolong.
57
Bab 57. Mengurut Tesla.
58
Bab 58. Nasi goreng.
59
Bab 59. Duo kanebo kering.
60
Bab 60. ketakutan Nyonya Sherly.
61
Bab 61. Ibu kandung dan Ibu Tiri.
62
Bab 62. The Little Memed
63
Bab 63. Rencana pembangunan.
64
Bab 64. Demo
65
Bab 65. Mendatangi.
66
Bab 66. Berorasi.
67
Bab 67. Batalnya perjanjian.
68
Bab 68. Dokter Mutia.
69
Bab 69. Menguping.
70
Bab 70. Membatalkan pernikahan.
71
Bab 71. Pertikaian.
72
Bab 72. Tamparan keras.
73
Bab 73. Membawa Bella.
74
Bab 74. Lamar
75
Bab 75. Terlambat.
76
Bab 76. Keceplosan.
77
bab 77. Pulang Atas Permintaan Sendiri.
78
Bab 78. Kembali dirawat.
79
Bab 79. Tidak percaya.
80
Bab 80. Pusat kuliner.
81
Bab 81. Kerja sama
82
Bab 82. Bertamu.
83
Bab 83. Tatapan tajam.
84
Bab 84. Mana yang benar.
85
Bab 85. Sebuah keputusan.
86
Bab 86. Makan malam keluarga.
87
Bab 87. Kebakaran.
88
Bab 88. Nekad ke kota.
89
Bab 89. Menuntut.
90
Bab 90. Serangan Jantung.
91
Bab 91. Mulai menyelidiki
92
Bab 92. Menyamar.
93
Bab 93. Tekad Drew
94
Bab 94. Titik terang.
95
Bab 95. Tertangkap.
96
Bab 96. Terbongkar.
97
Bab 97. Membantu
98
Bab 98. Salah urat
99
Bab 99. Pengorbanan Drew.
100
Bab 100. Terima kasih
101
Bab 101. Hubungan semakin dekat.
102
Bab 102. Kecemasan Nyonya Sherly
103
Bab 103. Nyonya Sherly vs Nyonya Marlyn.
104
Bab 104. Mengaku.
105
Bab 105. Jatuh cinta.
106
Bab 106. Makan malam romantis.
107
Bab 107. Pacaran saja.
108
Bab 108. Papa Mertua.
109
Bab 109. Keliling naik sepeda
110
Bab 110. Menikmati alam.
111
Bab 111. Pernikahan Twister.
112
Bab 112. Pulang dari bulan madu
113
Bab 113. Makan malam pertama.
114
Bab 114. Pekerja Dadakan.
115
Bab 115. Tuan Hans sakit.
116
Bab 116. Sadar.
117
Bab 117. Maaf.
118
Bab 118. Kenangan 10 tahun lalu
119
Bab 119. Gadis untuk Drew
120
Bab 120. Tidak menyetujui.
121
Bab 121. Video Call
122
Bab 122. Meluruskan
123
Bab 123. Menginap.
124
Bab 124. Permainan drama.
125
Bab 125. Tertangkap.
126
Bab 126. Pilihan sulit.
127
Bab 127. Patah hati
128
Bab 128. Mabuk
129
Bab 129. Nyonya Bianca tahu.
130
Bab 130. Menerima nasib.
131
Bab 131. Acara pertunangan.
132
Bab 132. Keluarga Luna.
133
Bab 133. Fitnah Luna.
134
Bab 134. Luna menemui Tesla.
135
Bab 135. Ada dimana Drew?
136
Bab 136. Belum mengetahui.
137
Bab 137. Rumah yang sesungguhnya
138
Bab 138. Terlacak.
139
Bab 139. Kebenaran terungkap
140
Bab 140. Keributan.
141
Bab 141. Memutar rekaman.
142
Bab 142. Dibatalkan.
143
Bab 143. Diijinkan.
144
Bab 144. Usir.
145
Bab 145. Undangan Nyonya Bianca.
146
Bab 146. Sah!
147
Bab 147. Kejahatan Nyonya Sherly.
148
Bab 148. Macam-macam gaya bebek.
149
Bab 149. Dua garis merah
150
Pengumuman karya baru
151
Bab 150. Akhir cerita (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!