Drew telah siap digaris start dengan memakai baju khusus pembalap sama seperti Matt kenakan, pria itu terlihat serius dan memainkan gas pada motornya hingga mengeluarkan kepulan asap pada knalpot.
Sama seperti Drew, Matt tidak ingin kalah saing. Dia mengeluarkan bunyi mesin yang tidak kalah hebatnya.
"Kita akan balapan 5 lap saja," ucap Matt memberitahu.
"Baiklah," sahut Drew siap.
"Apa kau sudah siap?" tantang Matt.
"Aku selalu siap," sahut Drew tidak gentar.
Tak lama setelah itu, seorang wanita cantik datang diantara mereka berdua sambil membawa sebuah bendera motif kotak-kotak berwarna hitam putih.
Wanita cantik nan sekssi itu mengangkat tinggi-tinggi bendera tersebut, lalu mengibas kebawah, sebagai tertanda dimulainya aksi balapan.
Matt maupun Drew melajukan motornya dengan kencang, mereka sama-sama fokus menatap jalanan beraspal nan berliku. Sesekali mendengar arahan dari seseorang yang memantau keadaan mereka dari balik layar.
Sam memonitoring aksi Drew dan memberi arahan-arahan sebagaimana mestinya, pria itu berusaha keras agar Drew mengikuti arahan darinya, karena ia tidak ingin kejadian Twister 3 tahun silam terulang kembali.
Kurangi kecepatan dibelokan ke tiga!
Begitulah kira-kira arahan Sam dan Drew mengerti, ia segera menurunkan kecepatan serta kembali fokus ke kecepatan semula setelah melewati belokan tersebut.
Bagus Drew pertahankan, kau masih dibelakang Matt. Tapi itu tidak masalah, yang terpenting kau harus tetap fokus.
"Baik Sam, aku mengerti!" jawab Drew.
Tidak ada bedanya dengan Drew, Matt juga memiliki asisten yang membantu dirinya memberi arahan.
"Bagaimana dengan anak itu?" tanya Matt.
Dia masih dibelakangmu, kira-kira 50 meter jaraknya!
Matt tersenyum miring dan berdecih. "Hanya orang biasa mau menantang pembalab handal sepertiku dan berharap menang? Cih! jangan mimpi!"
Lalu pria itu menunjukkan kebolehannya, mengebut saat melewati jalanan dengan belokan yang terkenal menukik tajam.
Drew sebentar lagi ada belokan ke 5, kau harus mengurangi kecepatan dibawah 60Km/jam dan lakukan mulai dari sekarang.
"Kenapa?" tanya Drew enggan.
Belokan tajam.
Drew mendesaah kesal, karena sudah terlampau jarak yang cukup jauh dengan pesaingannya, dia malah harus mengurangi kecepatan.
"Aku ingin menang Sam!" bersikeras Drew.
Sadarlah Drew, kau bukan pembalap. Lagipula hanya seorang pembalap profesional saja lah yang mampu melewati belokan itu dengan kecepatan tinggi. Jika kau tidak mengikuti arahanku, maka motormu akan mengalami oleng dan kau akan terjatuh!
Drew memukul kepala motornya karena kesal, mau tidak mau ia pun menuruti arahan Sam. Dan begitulah terus sampai dirinya memasuki putaran terakhir.
Matt memenangkan balapan tersebut, ia menunggu dengan gayanya digaris finish. Dan segera bertepuk tangan saat Drew menyelesaikan balapannya.
"Wah Drew, sebagai pebisnis kau berpeluang besar menjadi pembalap handal. Tapi kau masih harus belajar sepuluh tahun agar bisa mengalahkanku," ucap Matt memuji sekaligus menyindir Drew.
"Drew! Sebelum balapan di sirkuit, cobalah mencicipi jalanan desa. Sepertinya disana cocok untukmu," ucap Matt kemudian.
Pria itu tergelak bersama dengan rekan-rekan satu timnya, kemudian menunjukkan jari telunjuk kearah Drew dan menantangnya kembali.
"Bagaimana kalau kita balapan di jalanan kampung sekitaran sini! Dan kau tenang saja, aku tidak akan menunjukkan keahlianku sebagai pembalap profesional agar kau bisa menang. Ya setidaknya kau bisa merasakan menang sebagai juara kampung!" tantang dan sindir Matt lagi. Sesekali terkekeh menatap Drew yang semakin memanas.
Sedangkan Drew meremat kuat helm seharga puluhan jutanya, kemudian turun dari motor dan menyanggupi tantangan Matt.
"Baiklah aku tidak takut dengan tantanganmu!" sahut Drew gemas sekali.
"Bagus adik kecil, kita balapan di jalanan kampung sekitar sini! Aku tunggu kedatangan jam 3 sore di depan tugu sebelah sana!" tunjuk Matt mengarah kesebuah tugu perbatasan desa.
"Baiklah, aku akan meladenimu!" sahut Drew terpancing emosi.
Sam berlari menghampiri Drew dan menceramahinya. "Apa kau sudah gila Drew? Kenapa kau terima tantangan Matt tadi? Dia pria licik dan aku yakin dia punya maksud tersembunyi," ucapnya.
"Aku tidak peduli Sam, aku hanya ingin memberi pelajaran pada di pembalab sombong itu. Bagaimanapun juga aku akan mengalahkannya!" tekad Drew.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu, setahuku tuan Hans akan datang ke tempat perakitan untuk melihatmu sore ini," ucap Sam mengingatkan.
"Alah! Paling Daddy datang cuma mau menceramahiku dan menjelek-jelekkan tempat pekerjaanku saja. Sudah jangan ditanggapi," balas Drew masa bodo.
Lalu pria itu pergi dari sirkuit menuju arah desa dengan berjalan kaki, untuk memantau kondisi medan jalan dan mempelajari seberapa besar tantangan yang ada dijalan desa itu.
...***...
"Desa Rawa Bebek? Aneh sekali nama desa ini," ucap Drew sambil menatapi depan tugu perbatasan desa tersebut sambil mengerutkan dahinya dan berpikir apakah desa itu dihuni oleh sekumpulan para bebek.
Sam mengangguk setuju. "Benar namanya memang Desa Rawa Bebek, karena di desa ini banyak warga yang menernak bebek. Bahkan bebek disini termasuk bebek unggulan dan berkualitas baik," jelasnya.
Drew mengangguk paham. "Oh jadi seperti itu, tapi aku tidak peduli. Mereka tetaplah orang desa yang tidak tahu apa-apa selain menernak bebek bau," balasnya angkuh.
"Jangan salah Drew, malah restoran Mommy mu mengambil bebek dari desa ini untuk menu bebek pekingnya yang terkenal enak itu," ucap Sam memberitahu.
Drew memutar lehernya dan menatap Sam aneh. "Really? Restoran mommy?" jawabnya tidak percaya.
"Ya, kalau tidak percaya ya sudah. Kau mau lihat-lihat tidak?" ajak Sam.
"Tentu aku mau, masih ada waktu 4 jam lagi sebelum jam 3 sore. Aku ingin melihat kondisi medan jalanan disini," balas Drew sambil melangkah masuk ke desa.
Sam merangkul Drew seperti merangkul Twister sahabatnya dan memberi sedikit arahan agar menjaga sikap di desa orang lain. Karena sikap sombong dan angkuh Drew yang suka kumat sewaktu-waktu.
"Kau sudah ku anggap seperti adik sendiri, berjanjilah kau tidak banyak tingkah saat berinteraksi dengan warga sekitar nanti. Ku dengar warga disini sangat ramah, jadi jangan menjatuhkan dirimu sendiri dihadapan mereka semua dengan sikap sombongmu itu," ucap Sam telah mewanti-wanti sebelumnya.
"Apanya yang sombong, aku tidak merasa sepeti itu. Aku memang terlahir menjadi orang kaya, aku punya penghasilan tetap dan tinggi. Jika perlu aku bisa membeli desa ini dengan bebeknya sekalian," ucap Drew mulai kumat lagi sifat sok kaya-nya.
Sam menghela nafas panjang dan menepuk jidatnya. "Drew itulah yang aku tidak suka darimu, kau terlalu sombong. Sampai-sampai berkata sanggup membeli desa ini, bagaimana kalau ucapanmu itu sampai terdengar oleh sesepuh desa dan omonganmu itu sampai berbalik ke dirimu sendiri," tekan Sam.
"Apa maksudmu Sam, setahuku segala sesuatu yang ada didesa itu murah-murah. Bisa jadi wanita-wanita yang ada disini sama murahnya, apalagi jika ada orang kota seperti kita. Gadis kampung pasti akan mendekati dan menunjukkan sikap norak mereka," cibir Drew sembari terkekeh.
Sam menelan ludahnya susah payah, perkataan Drew begitu sangat menyebalkan. "Hati-hati dengan nada bicaranu itu Drew. Bagaimana kalau kau yang malah tertarik dengan gadis desa disini dan tergila-gila padanya," ucap Sam memutar balikkan keadaan.
"Jangan gila Sam, dengan gadis secantik dan se sekksi Bella saja aku tidak mau. Mana mungkin dengan gadis desa yang kumel dan hitam?" balas Drew tertawa geli sambil menggeleng-geleng kepalanya.
Sam hanya bisa menghembus nafas kasar. "Awas saja kalau itu terjadi padamu, aku akan jadi orang pertama yang menertawaimu paling kencang!" balasnya.
Drew meninju bahu Sam, selama perjalanan menuju lokasi balapan mereka tertawa dan berdebat bersama.
Hingga tidak mendengar ada seorang gadis tengah menggendarai sepeda dengan kecepatan tinggi, karena mengalami rem blong.
"Woi minggir!" pekik Tesla sambil membunyikan bel sepedanya.
Drew dan Sam sama-sama menoleh kebelakang dan mereka terbelalak bersamaan.
"S-sepeda ngebut!" tergagap Drew.
"Minggir!" pekik Tesla memberi kode minggir.
Jalanan yang menurun membuat gadis itu kesulitan mengatur kecepatannya, hingga mau tidak mau ia menambrak Drew dan Sam yang sedang terbengong-bengong melihat dirinya yang mengebut.
Gubrak!
Sepeda Tesla terjungkal dan ia jatuh menimpah Drew. "M-maaf," ucapnya malu. Lalu menarik diri agar menjauh dari tubuh pria yang baru saja ditabrak sepeda olehnya.
Dan mereka bertiga terduduk bersama sejenak untuk menetralisir rasa kaget akan kejadian yang baru saja terjadi.
"Manget-manget ... Tuli ya! Bukannya minggir malah planga plongo ditengah jalan!" ketus Tesla sambil menatap tajam Drew dan Sam.
Kemudian segera bangkit dan mendirikan sepedanya yang terbalik, lalu pergi menaiki sepedanya lagi dan meninggalkan Drew serta Sam yang terdiam menatapi kepergiannya.
"Gila tuh cewek," ucap Sam mengulurkan tangannya ke arah Drew agar berdiri.
"Buta lu ya!" pekik Drew setelah Tesla menjauh.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Duhhh gadis desanya beningg bngttt , awas lu ya drew jngn naksir😅
2024-03-18
1
Maya●●●
aku mmpir lagi kk
2023-08-21
1
Fenti
aku mampir kak, salam dari karena Amin yang sama 😊
2023-06-20
1