Bab 19
Sarah menelepon Ruqoyah untuk makan siang bersama. Dia berharap kalau Ali bisa ikut makan bersama. Perempuan itu datang ke rumah Ali saat Hafsah selesai masak.
Ruqoyah itu tipe orang yang suka makan masakan yang masih hangat. Jadi, Hafsah harus masak tiga kali sehari dengan menu yang berbeda-beda dan paling sedikit itu tiga jenis menu makanannya. Berbeda dengan saat hanya tinggal berdua dengan suaminya. Dia masak sehari dua kali atau sekali itu juga dengan dua menu sederhana. Makanya uang pengeluaran bulanan tidak sebesar sekarang.
Uang untuk keperluan rumah tangga sebesar 5 juta itu sudah untuk semua pengeluaran kebutuhan sampai bayar sampah. Itu juga setiap sebulan sekali Ali akan mengajak keluarganya makan-makan bersama. Sekarang uang 20 juta habis semua dalam sebulan dan tidak bisa menyimpan di tabungan sama sekali.
Ali bisa menyimpan uang ketika mendapat bonus dari kantor. Untungnya Ruqoyah tidak pernah menanyakan soal uang bonus. Jika tahu anaknya kadang mendapat uang tambahan pasti akan dia minta juga.
Ruqoyah menyambut kedatangan Sarah dengan suka cita. Begitu juga dengan Alika yang senang akan diajak makan di restoran mewah.
"Kamu cantik sekali? Bajunya juga indah sekali," puji Ruqoyah dengan senyum lebar menatap Sarah.
"Iya. Ini baju bermerk, loh, Bu. Artis mancanegara juga pakai baju seperti ini. Keren, deh, Kak Sarah!" Alika juga memuji wanita calon pelakor itu.
Dia sengaja meninggikan suaranya agar di dengar oleh Hafsah yang sedang berada di dapur. Rasa sakit hatinya kemarin masih berbekas sampai sekarang.
Sarah senang mendengar ucapan dari ibu dan adiknya Ali. Dia sudah merasa di atas angin karena sudah mendapatkan dua dukungan dari anggota keluarga laki-laki yang dicintainya. Dengan ini dia semakin percaya diri bisa mendapatkan pujaan hatinya.
"Ayo, kita berangkat sekarang! Kita harus ke kantor Ali dulu menjemput dia," ajak Sarah dengan suara yang lumayan keras agar didengar oleh Hafsah.
Hafsah yang merasa tidak ridho kalau suaminya pergi makan siang bersama wanita itu, langsung mengirim pesan kepada suaminya. Dia meminta Ali untuk menolak ajakan Sarah.
Senyum Hafsah mengembang saat mendapat balasan dari suaminya. Dia bergegas mengganti pakaian dan berdandan secantik mungkin meski nanti akan ditutup pakai niqob. Makanan yang dia masak tadi dipindahkan ke rantang dan akan dibawa ke kantor suaminya untuk makan siang bersama.
***
Ali sudah tahu kalau Sarah akan datang bersama ibu dan adiknya untuk makan siang bersama. Maka dia meminta resepsionis untuk mengatakan dirinya sedang ada agenda dengan orang penting.
"Panggilkan dulu anak saya ke sini sekarang juga. Ini juga ada urusan penting!" teriak Ruqoyah membuat keributan di lantai dasar.
Sebenarnya Sarah sangat malu dengan kelakuan wanita paruh baya itu. Namun, di sisi lain dia juga ingin makan siang bersama Ali lagi.
"Sudah, Bu. Kita jangan buat malu Kak Ali karena kelakuan kita," kata Alika mencoba menenangkan Ruqoyah.
Untungnya di lobi tidak ada karyawan karena memang belum waktunya istirahat. Jadinya mereka pergi makan siang tanpa Ali.
***
Ali turun ke lantai bawah untuk menjemput Hafsah yang akan datang untuk makan siang bersama dengannya. Senyumnya terlukis ketika melihat sang istri turun dari taksi. Dia segera menghampiri dan mengambil rantang dari tangannya.
"Assalamualaikum, Bang." Hafsah mencium tangan Ali.
"Wa'alaikumsalam, Sayang," balas Ali sambil mengusap kepala Hafsah.
Ali pun menggandeng tangan Hafsah. Banyak pasang mata melihat ke arah mereka. Banyak orang yang tidak tahu kepada Hafsah. Hanya orang terdekat Ali saja yang tahu sosok itu, karena perempuan itu hanya akan datang jika ada acara kantor saja.
Kedatangan Hafsah yang membawa bekal makanan disambut gembira oleh teman-teman Ali. Meski hanya menu sederhana mereka sangat suka masakan itu.
"Wah, sambalnya mantap!" puji Pak Harun ketika dia makan mentimun yang sudah dicolek ke sambel.
"Ini goreng tempe, tapi rasanya bisa enak begini. Apa resepnya?" tanya seorang wanita yang sedang memegang tempe goreng dan dibenarkan oleh yang lain.
"Aku pakai bumbu kuning sama dengan bumbu yang buat ayam goreng," jawab Hafsah yang sedang menyiapkan makanan untuk Ali dan dirinya.
"Sayur sopnya juga enak seger," puji yang lain.
Hafsah tadi memasak sayur sop, goreng ayam dan tempe, juga sambal tomat. Tidak lupa ada mentimun dan kerupuk. Dia hanya memasak itu, karena nanti sore masak menu baru lagi.
Ali mengajak Hafsah untuk makan di dalam ruangannya. Ini akan membuat istrinya leluasa untuk makan. Mereka makan sepiring berdua dengan Hafsah yang menyuapi Ali dan dirinya dengan bergantian.
"Terima kasih, ya, Bang. Karena Abang tidak ikut makan siang bersama mereka," ucap Hafsah dengan tidak enak hati.
"Tidak apa-apa. Abang malah lebih suka makan berdua dengan kamu seperti ini. Kalau bisa ingin setiap hari makan siang berdua dengan kamu," balas Ali sambil mengusap pipi mulus Hafsah.
Hafsah duduk di samping Ali, tetapi saling berhadapan. Posisi perempuan itu menghadap pintu sedangkan laki-laki itu membelakangi pintu. Mereka asyik makan sambil bersenda gurau.
"Pak Ali."
Tiba-tiba saja seorang laki-laki muda masuk ke ruangan Ali tanpa mengetuk pintu dulu. Hafsah sangat terkejut dengan kedatangan orang itu. Begitu juga dengan Ali dan langsung menyembunyikan wajah Hafsah di dadanya sampai sang istri memasangkan niqob kembali.
"Pak Ghani, ada apa?" tanya Ali kepada laki-laki yang masih terdiam berdiri di depan pintu.
Hafsah segera membereskan bekas makan mereka. Lalu, dia meminta izin ke luar karena merasa akan ada pembicaraan penting.
Laki-laki itu diam terpana saat melihat wajah Hafsah meski hanya sekilas. Jantung dia juga berdebar kencang.
Ali pun mengantarkan dulu Hafsah sampai masuk ke taksi. Dia juga memastikan siapa orang yang membawa kendaraan itu dan menyuruhnya untuk berhati-hati.
***
Liburan kantor ke puncak pun segera tiba. Seperti dugaan Ali sebelumnya kalau ibu dan adiknya juga ingin ikut. Maka Ali memesan satu kamar untuk mereka. Mereka akan menyewa beberapa villa karena hotel sudah penuh. Ternyata libur ke sana bersamaan dengan liburan karyawan dari perusahaan lain.
"Sarah, kamu mau ikut liburan ke puncak? Kita akan berendam di air panas," ajak Ruqoyah kepada Sarah yang datang saat hari Minggu.
"Wah, kalau begitu aku ikut juga. Kebetulan aku ada villa keluarga di sana," aku Sarah dan tentu saja itu membuat Ruqoyah dan Alika sangat senang.
Ali dan Hafsah saling melirik. Ini di luar dugaan mereka kalau Sarah juga akan ikut. Entah akan seperti apa liburan itu nanti.
***
Akankah Ghani akan menjadi calon pebinor? Akankah Sarah merencanakan sesuatu saat liburan nanti? Ikuti terus kisah mereka, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nurlaela
wadaw lengkap sudah, akan semakin kuat cinta mereka semoga tidak terpisah oleh ulah orang tak beradab, ya ternyata Ghani seperti terpesona sama istri orang moga saja sadar itu istri Ali, sedangkan Sarah tak tahu diri terus mengejar...
2023-05-11
3
Muhamad Bardi
wah..jangan" nanti ghani bersekongkol sama sarah untuk merusak rumah tangganya ali dan hafsah..
2023-05-11
3
😘Mrs. Hen😘
ada pelakor ada juga pebinor..makin menarik ceritanya...
2023-05-11
3