Bab 10
Hafsah benar-benar membuat Ali mabuk kepayang malam ini. Wanita itu memberikan pelayanan terbaik dan spesial untuk suaminya. Dia tidak ingin suaminya berpaling kepada wanita lain karena merasa istrinya sudah tidak menggoda dan menarik di matanya. Perempuan itu bahkan memesan beberapa pakaian yang begitu menggoda dan membuat Ali tidak bisa berpaling darinya.
Malam ini mereka begitu lebih panas dari malam-malam sebelumnya. Ali sangat mengapresiasi perbuatan istrinya ini. Rasa cinta kepada Hafsah semakin bertambah saja. Selama ini dia sudah sering dibuat bahagia oleh sang istri saat di atas ranjang, tetapi sekarang lebih-lebih lagi sampai dia tidak bisa lagi mengungkapkan rasa bahagianya ini.
"Terima kasih, Sayang. Abang sangat senang dan puas sekali. Bahkan jika bisa ingin lagi," bisik Ali menggoda Hafsah.
Perempuan itu sangat malu sekali karena dia begitu liar malam ini, karena ingin memberikan sesuatu yang baru dan lain dari biasanya. Dia hanya bisa menyembunyikan wajahnya di dada sang suami.
"Besok lagi, sekarang sudah sangat malam. Takut nanti bangun kesiangan," bisik Hafsah dengan menahan rasa malunya dan Ali pun balas berbisik kata-kata yang membuat wanita mengangguk.
***
Ruqoyah kini sedang berkirim pesan dengan Sarah. Dia memberi tahu semua hal tentang Ali, apa yang dia sukai dan tidak disukai.
"Bagaimana kalau nanti siang kita makan bersama di Restoran Nusantara Srikandi?" Sarah sudah mulai melangkah untuk mendapatkan dukungan Ruqoyah.
Restoran Nusantara Srikandi adalah salah satu restoran mewah karena kwalitas bahan baku yang terjamin organik dan juga rasanya sangat memanjakan lidah. Ruqoyah pernah makan di sana bersama ibu-ibu arisan dan uangnya hampir habis karena memang harga menu makanan di sana sangat mahal-mahal.
"Tentu saja ibu mau. Apalagi ibu belum begitu mengenal dirimu dengan baik," kata Ruqoyah.
Wanita itu memang tertarik dengan kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Sarah. Namun, dia tidak mau punya menantu pembangkang atau mandul. Ruqoyah ingin punya menantu yang bisa diatur-atur olehnya, menurut kepadanya, dan bisa memberikan banyak cucu untuknya.
"Baiklah nanti aku akan jemput ibu ke rumah, ya!" sahut Sarah dengan senang.
"Ibu tunggu, loh!" balas Ruqoyah sambil tertawa kecil.
Alika tidak perduli dengan rencana ibunya saat ini, karena dia sedang kewalahan mengatur jadwal kencan dengan para laki-laki nakal yang suka daun muda. Perempuan itu sedang mencoret-coret selembar kertas. Banyak nama-nama yang dia bubuhkan di sana. Tanggal, tempat, dan juga jamnya dia atur semua.
"Akhirnya selesai sudah aku buat jadwal untuk satu bulan ini," gumamnya sambil puas melihat hasil kerjanya.
"Setiap hari ada jadwal kencan dengan satu orang. Kecuali hari Sabtu dan Minggu ada dua orang. Mumpung jadwal kampus bulan ini tidak terlalu padat, aku bisa mencari uang yang banyak," racaunya bermonolog.
"Jika sekali kencan paling sedikit 2 juta, berati dalam sebulan ini uang yang akan aku dapatkan 60 juta. Apalagi jika ada yang memberi uang 5 juta pastinya akan lebih banyak lagi uang yang akan aku dapatkan," lanjut Alika.
Kencan dengan laki-laki berkantong tebal membuatnya dapat banyak uang. Bisa beli barang-barang yang diinginkan, apa pun itu. Apalagi kalau laki-laki yang diajaknya kencan itu tampan, membuat dia bertambah senang.
"Aku harus beli beberapa perlengkapan menyamar. Agar saat aku kencan nanti tidak ada yang mengenali aku. Dulu juga kepergok oleh ibu, untungnya aku tidak sampai disamperin sama ibu dan teman-teman arisannya. Kalau sampai aku digerebek bisa hancur masa depanku," gumam adiknya Ali.
***
Hafsah sedang memasak untuk makan siang. Terdengar bunyi klakson mobil di depan rumah. Lalu, dia pun bergegas ke depan untuk melihat tamu yang datang. Betapa terkejutnya dia saat melihat Sarah dengan pakaian seksi dan glamor turun dari mobil mewah yang sering dipakai oleh kaum miliarder.
Ruqoyah keluar dari kamar tidur dengan penampilan rapi dan berdandan cantik. Tentu saja Hafsah merasa aneh karena tadi ibunya tidak bilang mau pergi ke luar kepada Ali saat sarapan. Biasanya semua orang memberi tahu Ali jika akan ke luar rumah atau ada kegiatan yang mengharuskan ke luar di hari itu.
Ruqoyah melirik sinis ke arah Hafsah, dia ingin memanas-manasi menantunya. Dia sengaja memeluk sayang Sarah dan bercipika cipiki dengannya.
"Ayo, kita pergi! Ibu sudah menunggu kamu dari tadi. Tidak sabar deh ingin segera jalan-jalan bersama kamu, Sarah," kata Ruqoyah.
"Aku juga sudah tidak sabar ingin bisa berjalan-jalan berdua dengan Ibu," balas Sarah sambil melirik sinis ke arah Hafsah.
Istrinya Ali itu menatap nanar ke arah Ruqoyah dan Sarah. Tidak pernah sekalipun ibu mertuanya memperlakukan dia seperti itu.
"Bagaimana kalau kita ajak Ali juga? Dia pasti senang bisa makan siang bersama di sana. Dulu keluarga kami juga sering makan di sana jika ada acara penting keluarga," kata Ruqoyah dengan jelas agar didengar oleh Hafsah.
"Bagus juga, Bu. Aku akan telepon Ali untuk makan siang bersama nanti," lanjut Sarah dengan bangga dan merasa puas saat melihat wajah Hafsah yang berubah tegang.
Hafsah bingung dengan apa yang sedang dia rasakan saat ini. Sakit hati? Sudah pasti itu. Kecewa dengan sikap mertuanya yang begitu lembut kepada Sarah? Iya. Cemburu? Sudah bisa dipastikan, iya. Marah? Meski dia selalu berusaha untuk menghilangkan perasaan ini jika sedang disakiti oleh seseorang, kali ini ketingkatan emosinya lebih tinggi.
'Ya Allah, semoga Engkau menjaga suamiku. Baik hati maupun jasadnya. Jangan biarkan dia jatuh ke dalam perangkap syetan,' batik Hafsah.
Tercium bau gosong dari arah dapur. Lalu, Hafsah pun segera berlari ke sana. Goreng tempe dan oseng kangkung yang sedang dia masak kini gosong.
"Astaghfirullah, aku sampai lupa sedang memasak," kata Hafsah dengan penyesalan.
Terdengar suara mobil meninggalkan halaman rumahnya. Dia pun menarik napasnya yang terasa sesak. Meluluhkan hati ibu mertuanya saja sudah sulit sekarang ditambah ada Sarah, ini membuat Hafsah semakin sedih.
Dalam hati kecilnya dia takut kalau sampai Ali jatuh dalam pesona Sarah yang seksi dan kaya raya. Meski dia selalu berusaha sekuat tenaga untuk menjadi istri yang baik sesuai harapan suami dan mertuanya, hati orang siapa yang tahu, karena Allah Sang Penguasa Hati yang membolak-balikannya.
'Ya Allah kuat dan kukuhkan lah perasaan cinta aku dan Bang Ali sampai maut memisahkan kita,' batin Hafsah dengan air mata yang mengalir.
***
Apakah Ali akan tergoda oleh Sarah? Bisakah Ruqoyah dan Sarah membujuk Ali untuk makan siang bersama? Ikuti terus kisah mereka, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Muhamad Bardi
kalau pake cara halus kayanya ga bisa deh ali baba dirayu, aq takutnya soang betina ngrrayunya pake cara licik untuk menjebak ali agar bisa tidur sama soang betina, tapi semoga aja itu tidak terjadi..
2023-05-08
2
Nurlaela
mertua yang haus harus harta dan ingin menantu kaya serta bisa melahirkan cucu, adik ipar Alika yang sedang buat jadwal kencan suatu saat kena batunya deh, sedang Hafsah berusaha menjadi istri baik dan tentu dengan servis terbaik pula hanya mungkin kelemahannya tak berharta dan belum mengandung, jangan lemah hafsah, tetap jadi panutan buat suamimu, entahlah dengan Ali semakin hari godaan semakin besar, disini kamu diuji lebih berat lagi, soal tergoda atau tidak, authorr yg tahu🤭😂
2023-05-08
3