Bab 13
Malam itu Ali benar-benar menjaga perasaan Hafsah. Bahkan mereka berdua makan di balkon kamar. Dia tidak mau kalau istrinya mendengar ucapan ibu atau adiknya yang membuat sakit hati.
"Sayang, kamu harus makan banyak. Biasanya dengan makan banyak akan membuat mood membaik kembali," kata Ali sambil tersenyum menggoda Hafsah.
"Dapat dari mana statement seperti itu? Yang ada makan banyak itu malah membuat berat badan naik," balas Hafsah sambil tertawa kecil.
Ali merasa senang melihat Hafsah tertawa lagi. Dia menyuapi perempuan yang sudah mendampingi dirinya selama lima tahun ini. Saat hanya berdua seperti ini dia merasa benar-benar bahagia, tidak memikirkan tentang anak dan urusan lainnya yang membuat pikiran kacau.
"Sayang, malam ini jangan lupa bagian membuat dede bayi. Semoga saja ikhtiar malam ini Allah kabulkan hajat kita ini," bisik Ali dan membuat muka Hafsah merona.
"Aku suka kamu sangat aktif seperti akhir-akhir ini. Tenangkan pikiran kita, begitu juga dengan hati kita. Pikirkan saja apa saja yang membuat kita bahagia agar perasaan kita juga ikut senang. Dengan begitu tubuh pun akan memberi respon yang baik," ucap Ali sambil membelai wajah Hafsah yang terlihat semakin cantik saja.
"Kamu semakin cantik dari hari ke hari. Untungnya hanya aku yang bisa melihat wajah kamu ini," kata Ali sambil memberikan kecupan-kecupan ringan di seluruh permukaan wajah Hafsah.
"Gombal," balas Hafsah dengan senyum malu-malu dan kerlingan nakal.
"Kalau bisa rasanya ingin Abang kurung saja kamu dan hanya ada kita berdua," tukas Ali dengan matanya yang sudah berkabut gairah karena Hafsah mengusap dadanya dengan lembut.
"Bukannya sekarang aku juga sedang dikurung sana Abang di kamar ini berdua saja," ucap Hafsah sambil terkekeh dan Ali juga ikut tertawa karena menertawakan kebodohannya sendiri.
Malam itu mereka pun mengarungi surga dunia berharap akan hadirnya buah cinta mereka di dalam perut Hafsah. Ali bukanlah laki-laki egois yang hanya memikirkan kepuasan dirinya sendiri, tetapi dia juga selalu membuat Hafsah bahagia dan puas oleh sentuhan suaminya.
***
Mood Hafsah sudah kembali lagi baik. Dia sudah ceria kembali menjalani aktivitas sehari-harinya. Kesedihan dan rasa sakit di hatinya seakan sudah tersapu oleh cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh Ali untuknya.
Ali pun ikut membantu Hafsah memasak untuk sarapan dan bekalnya makan siang nanti. Sebelum pulang kemarin Ali juga memakan bekal yang dibuatkan oleh istrinya. Dia ingin menghargai usaha istrinya, selain dia juga merasa kenyang dengan rasa masakan yang enak. Hafsah juga akan ikut merasa senang jika masakan dia dimakan habis.
"Ali, hari ini kamu akan makan siang lagi dengan Sarah?" tanya Ruqoyah.
"Tidak, Bu. Hari ini aku akan makan siang dengan klien bisnis kantor. Kebetulan dia juga suka masakan Hafsah, maka aku akan membawa banyak bekal ke kantor hari ini," jawab Ali sambil menunjuk rantang susun yang berisi lauk pauk.
Ruqoyah memajukan bibirnya, dia merasa kesal karena tidak bisa membuat Sarah dan Ali bersama hari ini. Jika dia minta makan siang bersama dengan Sarah lagi, akan malu karena kemari mereka menghabiskan uang tujuh juta untuk makan siang bertiga. Wanita paruh baya ini harus bisa menahan dirinya agar calon menantunya itu tidak ilfeel kepadanya dan nanti tidak akan lagi membelikan barang mewah.
"Kak … Bu, hari ini aku akan menginap di rumah Niken. Boleh, ya?" Alika merayu Ali dan Ruqoyah.
Sebenarnya dia akan ada kencan dengan Om Bimo. Alika akan diajak sebuah perjamuan dengan rekan bisnis laki-laki itu. Bayaran yang akan diterima oleh Alika sebesar 10 juta untuk menemani ke acara itu. Jadi, dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Apalagi laki-laki itu akan membelikan gaun malam yang indah di sebuah butik ternama milik seorang desainer dan artis terkenal di negeri ini. Lalu, dia juga akan pergi ke salon untuk merias wajahnya.
"Kamu jangan sering-sering menginap di luar, tidak baik," kata Ruqoyah menasehati putrinya.
"Inikan mau mengerjakan tugas sekaligus mendengarkan curhat sesama teman," ucap Alika berbohong.
"Kamu sedang tidak berbohong, 'kan?" tanya Ali dengan tatapan penuh selidik kepada adiknya.
"Ngapain aku berbohong. Tidak ada untungnya buat aku," jawab Alika sambil mencibir.
Hafsah hanya diam saja. Kemarin sore dia mendapat kiriman foto dari Azizah, temannya yang melihat Alika sedang berjalan di mal bersama om-om. Istrinya Ali tidak pernah bertemu dengan laki-laki yang ada di foto itu. Jadi dia belum mengatakan hal ini kepada Ali, sebelum menanyakan terlebih dahulu kepada Azizah tentang kebenaran foto itu.
Hafsah tidak mau kalau nanti dituduh memfitnah Alika, padahal laki-laki yang ada difoto itu adalah salah satu keluarganya. Meski dalam foto itu mereka berdua berjalan dengan mesra saling merangkul.
***
Alika sepulang dari kampus langsung dijemput oleh Om Bimo dan diajak memilih baju. Setelah hampir satu jam mereka di butik, laki-laki itu mengajak Alika ke apartemennya. Masih ada waktu sampai waktu pertemuan.
"Sayang, makan dulu," ajak laki-laki sekita berusia 40 tahun-an, tapi masih terlihat muda, seperti 30 tahun-an. Makanya Alika suka diajak pergi kencan oleh Om Bimo ini.
"Wah, asyik ada lobster!" seru Alika.
"Aku tahu makanan kesukaan kamu, Sayang," balas Om Bimo.
"Terima kasih, Om," ucap Alika.
Mereka pun makan sampai habis makanan yang ada di atas meja. Kini kedua sejoli itu sedang bercumbu di atas sofa. Hanya ciuman dan yang boleh mereka lakukan. Laki-laki itu menghargai prinsip Alika yang tidak mau tubuhnya di jamah oleh orang lain.
"Bagaimana kalau kita menikah saja, Alika?" Om Bimo berbisik di telinga gadis itu.
"Ih, tidak mau. Om Bimo sudah punya istri," balas Alika.
"Laki-laki boleh punya lebih dari satu istri, loh!" tukas laki-laki itu masih mencumbu pipi dan leher Alika.
"Aku tidak mau dipoligami. Ceraikan istri Om Bimo dulu, baru aku akan pikirkan lagi untuk menjadi istri Om. Karena ibuku itu cerewet sekali. Dia tidak akan suka jika tidak sesuai kriterianya," ucap Alika sambil menahan rasa geli atas perbuatan Om Bimo.
"Baiklah, asalkan aku bisa bersama denganmu," balas pria dewasa itu. Kini keduanya berciuman dengan mesra.
Alika sendiri tidak mau dijadikan yang kedua. Namun, dia malah mendukung Sarah untuk menjadi wanita kedua dalam rumah tangga kakaknya, sungguh ironis. Gadis itu masih suka mengedepankan rasa egonya, tanpa pernah mau memikirkan orang lain bagaimana jika dirinya berada di posisi itu.
Alika dididik oleh oleh Ruqoyah agar bisa menjadi yang terbaik dan terdepan meski harus segala cara dilakukan untuk meraih semua itu. Bagi dia untuk menyingkirkan istri Om Bimo sangat mudah jika menginginkan itu.
'Aku bukan wanita bodoh yang mau dijadikan alat pemuas napsu laki-laki. Apalagi laki-laki bergelar seorang suami,' batin Alika.
***
Apakah Hafsah akan secepatnya memberi tahu Ali tentang foto itu? Bagaimana reaksi Ruqoyah saat tahu kelakuan putrinya? Ikuti terus kisah mereka, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Muhamad Bardi
kamu yakin alika bisa menyingkirkan istri sahnya om bimo, dan kamu percaya sama kata" om bimo yang mau mencerikan istrinya itu mustahil alika, musibah itu ga da yang tau alika siapa tau kamu keciduk duluan sama istri sahnya pengen tau om bimo itu akan milih siapa kamu atau istri sahnya kalau kekayaan itu dari istrinya pasti om bimo akan mencapakan kamu..🤣🤣🤣
2023-05-09
3
😘Mrs. Hen😘
hafsah harus kasih tahu ke Ali akan kelakuan alika...
2023-05-09
3
Nurlaela
beritahu saja, tidak diberitahu juga ngank apa-apa biar tahu menjadi sugar baby pria beristri, tidak mau jadi yang kedua tapi dia kencan dg pria beristri prettt🤪...sayang uang 7 juta hanya untuk makan siang bertiga, mending belikan bahan pokok, selama berapa bulan ya😩🤔🙄🥱
2023-05-08
3