Bab 17
Hafsah tercengang mendengar pertanyaan ibu mertuanya. Dia berpikir kenapa ibunya Ali bisa bertanya seperti itu.
"Aku belum periksa, Bu," kata Hafsah.
Dia bingung kenapa ibu mertuanya bertanya seperti itu. Dia kembali mengingat-ingat kapan pembicaraan terakhir tentang masalah kehamilan itu. Hafsah ingat kalau itu baru berjalan tiga minggu. Lalu, kenapa mertuanya kini sudah menanyakan tentang kehamilan itu lagi.
"Kalau begitu untuk apa kamu mengadakan syukuran dengan kirim-kirim makanan ke tetangga kalau kamu tidak hamil?" Ruqoyah kembali meradang.
"Aku dan Bang Ali bersyukuran untuk segala kenikmatan yang diberikan oleh Allah untuk keluarga kita, Bu. Semoga Allah semakin melimpahkan rezeki kepada keluarga ini. Salah satunya adalah diberinya keturunan yang banyak seperti keinginan Ibu," balas Hafsah dengan lemah lembut karena tahu mertuanya sedang kecewa.
"Kalau kalian punya banyak uang lebih baik berikan kepada ibu," ujar Ruqoyah yang lupa kalau keuangan di rumah itu sudah dia pegang dan dia juga yang mengatur semuanya.
Hal ini terjadi karena Ruqoyah sudah biasa mengatur keuangan di rumahnya saat masih tinggal bersama mendiang suaminya. Makanya saat dia ikut tinggal bersama Ali, dia juga yang ingin mengatur keuangan. Ali sempat menolak karena dia ingin ibunya hidup tenang tanpa perlu memikirkan perputaran keuangan di rumahnya. Namun, Ruqoyah bersikukuh dengan keinginannya itu. Dia malah menuduh Hafsah yang sudah memengaruhi putranya agar tidak diizinkan mengatur gaji Ali. Akhirnya Ali pun memberikan wewenang kepada Ruqoyah untuk mengatur keuangannya. Ini dikarenakan dia tidak suka melihat Hafsah disudutkan terus oleh ibunya. Meski keuangan mereka sekarang menjadi kacau karena tidak bisa menabung.
Gaya hidup Ruqoyah dan Alika yang suka berfoya-foya dan kumpul-kumpul dengan orang berada membuat uang itu cepat habis. Bahkan Hafsah tidak diberi uang dari penghasilan suaminya, dengan alasan sudah punya penghasilan dari mengajari anak-anak mengaji. Padahal guru mengaji itu gajinya hanya seikhlasnya saja. Mereka akan digaji jika ada sisa dari belanja keperluan madrasah. Kadang mereka kebagian 100 ribu rupiah paling besar 300 ribu rupiah. Jika Ruqoyah sedang berbaik hati dia akan memberi Hafsah uang dari gaji Ali sebesar 100 ribu rupiah.
***
Alika memasang wajah masam dan tidak mau bicara dengan siapa pun. Dia saat ini sedang kesal karena tadi siang sudah kepergok oleh Hafsah saat sedang kencan. Selain itu Hafsah malah menantang Romi untuk datang ke rumah jika memang serius dengan hubungannya itu. Dia juga takut kalau kakak iparnya ini juga memberi tahu kakaknya tentang kejadian tadi. Bisa-bisa nanti Ali akan marah, karena dia melarang Alika untuk berpacaran. Apalagi kalau sampai terbawa pergaulan bebas.
Alika adalah tipe penurut jika di depan Ali dan Ruqoyah. Dia akan manut dengan segala ucapan kakak dan ibunya. Kalau tidak begitu maka segala keinginan dia tidak akan pernah dituruti oleh mereka, sebaliknya jika dia menurut apa pun keinginannya akan dikabulkan.
Ruqoyah yang melihat putrinya seperti itu merasa heran. "Kamu kenapa?" tanya wanita paruh baya itu.
"Tidak ada apa-apa, kok, Bu." Alika pura-pura membaca buku.
"Kamu ada masalah? Bicara sama ibu," tanya Ruqoyah dengan penuh perhatian.
"Tadi saat aku dan temanku pergi ke restoran untuk ditraktir makan siang. Datang Mbak Hafsah dan menuduh yang enggak-enggak karena yang mentraktir aku itu teman laki-laki," adu Alika berbohong.
"Aku jadi tidak enak hati kepadanya. Nanti aku dikira wanita yang tidak benar," lanjut Alika masih berbohong.
"Memangnya dia ngomong apa sama kalian tadi?" tanya Ruqoyah mulai terpancing emosinya.
"Ya, Mbak Hafsah bilang "jangan pergi berduaan dengan laki-laki yang bukan mahram, jika serius datang ke rumah", intinya begitu, Bu. Aku kan merasa tidak enak kepada Romi, sedangkan kita sudah lama berteman baik. Nanti Romi menyangka harus menikahi aku," adu Alika sambil terisak.
"Apa?" Ruqoyah tidak terima dengan perbuatan menantunya itu.
Ruqoyah selalu berharap Alika akan menikah dengan laki-laki kaya raya. Bisa menjadi seorang nyonya dan hidup bergelimang harta agar tidak mengalami kesusahan hidup dan dipandang terhormat oleh masyarakat.
"Benar-benar, deh, si Hafsah itu. Dia itu maunya apa!" Ruqoyah bicara dengan nada tinggi.
Sementara itu, Hafsah dan Ali sedang memadu kasih. Ali senang bermanja-manja pada sang istri. Dia tidur dipangkuan wanita itu dan kepalanya dibelai-belai.
"Sayang, aku harap di dalam sini sudah ada calon bayi kita," kata Ali sambil sesekali mencium perut istrinya.
"Aamiin. Semoga Allah memberikan amanah untuk keluarga kita," balas Hafsah sambil tersenyum manis.
Setiap wanita yang sudah berkeluarga kebanyakan mengharapkan kehadiran buah hati mereka. Begitu juga dengan Hafsah, dia sangat ingin mempunyai banyak anak dari laki-laki yang dicintainya ini.
"Hayo, melamun! Lagi membayangkan apa?" goda Ali sambil mencolek hidung mancung Hafsah.
"Aku sedang membayangkan punya banyak anak yang wajahnya mirip sama kamu, Bang," aku Hafsah dengan malu-malu.
Ketika keduanya sedang asyik bercengkerama terdengar suara Ruqoyah berteriak memanggil nama menantunya sambil menggedor-gedor pintu.
"Keluar kamu, Hafsah!" teriak Ruqoyah lupa diri kalau saat ini hari sudah malam.
"Astaghfirullahal'adzim. Ibu kenapa, Bang?" tanya Hafsah.
Ali bergegas turun dari peraduannya dan membuka pintu yang tadi sudah dia kunci. Terlihat ibunya memasang muka masam dengan tatapan penuh amarah.
"Mana istrimu yang tidak tahu diri itu?" tanya Ruqoyah dengan nada membentak.
"Ada apa, Bu?" Hafsah muncul dari balik tubuh Ali.
Tanpa ba-bi-bu Ruqoyah menampar pipi kiri Hafsah di depan Ali. Tentu saja perbuatannya itu mengejutkan bagi pasangan suami istri itu.
"Astaghfirullah. Ibu, kenapa menampar Hafsah?" tanya Ali yang langsung melindungi istrinya dalam pelukannya.
"Karena wanita mandul ini sudah membuat malu Alika dan bicara yang tidak-tidak tentangnya kepada orang lain," jawab Ruqoyah dengan napas memburu.
***
Apakah Ali akan percaya dengan ucapan Alika dan Ruqoyah? Ikuti terus kisah mereka, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Muhamad Bardi
sudah 5 tahun hafsah belum juga hamil, siapa tau nanti pas hamil dikasih anaknya kembar pasti seneng bangeeet..😊😊😊
dasar rubah kecil main fitnah aja, tunjukin videonya hafsah yang sudah kamu rekam saat alika dan romi berciuman biar shock tuh sinenek lampir..🤣🤣🤣
2023-05-10
2
😘Mrs. Hen😘
sabar banget pastinya hafsah ngadepin ibu mertua yang teramat sangat baik padanya😀✌...semoga kelakuan alika terbongkar dihadapan ali dan ibunya
2023-05-09
3
Nurlaela
sudah mengatur keuangan rumahtangga anak, nampar lagi mau mu sih Bu,...
2023-05-09
3