Bab 11
Ali sedang bekerja saat seorang resepsionis memberi tahu kalau ibunya datang ke kantor untuk menemuinya. Tentu saja Ali terkejut dengan kedatangan Ruqoyah ke sana. Ini pertama kali ibunya datang ke sana, tentu saja laki-laki itu berpikir yang tidak-tidak, apalagi wanita itu datang dengan tiba-tiba seperti ini.
Ali berlari ke lantai bawah untuk menemui ibunya. Ketika dia sampai terlihat ada Ruqoyah dan Sarah sedang duduk di ruang tunggu sambil tertawa senang.
Ali curiga kalau kedua orang itu sedang membuat sesuatu yang sudah mereka rencanakan. Penampilan ibunya juga terlihat sangat rapi dengan baju yang terlihat formal dan mahal.
"Assalamualaikum, Bu. Apa apa? Apa terjadi sesuatu kepada Hafsah?" tanya Ali begitu berhadapan dengan mereka berdua.
"Dia baik-baik saja. Ibu ke sini mau ajak kamu makan siang bersama," jawab Ruqoyah.
"Sebentar lagi waktunya makan siang. Ayo, kita makan bersama," ajak Sarah.
"Maafkan aku, Bu. Aku akan makan di kantor karena sedang banyak pekerjaan. Lagian aku sudah punya bekal untuk makan siang," sahut Ali menolak ajakan mereka berdua.
"Bisa tidak kamu tidak membantah keinginan ibu ini. Apa kamu takut Hafsah cemburu? Dia sudah tahu, kok! Kalau kita akan ajak kamu makan siang bersama," ujar Ruqoyah dengan memasang wajah kesal dan kecewa kepada putranya.
"Kalau kamu tidak percaya sama ibu, kamu sana telepon Hafsah. Ternyata kamu lebih sayang sama istri kamu dibandingkan ibu kamu yang sudah mengandung, melahirkan, dan menyusui kamu," lanjut Ruqoyah.
"Seharusnya, kamu membuat ibumu senang, Ali. Dia sudah tua dan tugas kita sebagai anaknya harus menuruti keinginannya. Ini juga cuma makan siang bersama, apa begitu sulit untuk kamu mengabulkan permintaannya ini," tukas Sarah memojokkan Ali.
Laki-laki itu menjadi gamang, karena terlihat ibunya sangat berharap bisa makan siang bersama. Namun, dia merasa kurang nyaman karena ada Sarah bersama mereka.
"Aku akan membereskan pekerjaan aku dulu," kata Ali akhirnya meski dengan enggan.
"Kamu jangan lama-lama, ya! Ibu sudah lapar," titah Ruqoyah dan Ali hanya tersenyum tipis.
"Kami tunggu di Restoran Nusantara Srikandi," ucap Sarah dengan senyum lebarnya karena berhasil mengajak Ali makan siang bersama.
***
Hafsah merasa hatinya resah, pikiran dia kini terus tertuju kepada Ali. Kini wanita itu hanya bisa pasrah jika takdir Allah menggariskan harus demikian, maka dia harus ikhlas dan ridho. Hanya doa yang bisa dia lakukan saat ini.
Siang ini hilang sudah napsu makan wanita itu. Makanan yang dia masak gosong semua, meski dia bisa memasak telur untuk makan, mulutnya seakan enggan untuk mengunyah.
Waktu sudah menunjukan pukul 13:00 sudah saatnya dia mengangkat jemuran lalu menyetrikanya sebelum dia pergi mengajar di madrasah. Hafsah selalu cekatan ketika bekerja, bahkan dia sering melakukan dua atau tiga pekerjaan sekaligus.
Sesekali dia melirik ke arah handphone miliknya berharap sang suami menghubungi dirinya jika dia memang ikut makan siang bersama, meski yakin dia akan merasa cemburu. Begitu selesai melakukan semua tugasnya siang itu, Hafsah segera mandi untuk bersiap pergi mengajar. Dia belum tahu kalau ibu mertuanya membuat status di aplikasi hijau yang akan membuat geger orang-orang kenalannya.
Hafsah mengajar seperti biasa, tidak ada drama anak bertengkar atau menangis hari ini. Semua berjalan lancar bahkan terlihat anak-anak tertawa gembira.
"Eh, lihat Bu Ruqoyah sedang makan bersama calon menantunya," kata salah satu wali murid saat akan menjemput anaknya.
"Apa Pak Ali akan menikah lagi?" tanya yang lain.
Jantung Hafsah berdetak kencang dan tubuhnya langsung terasa lemas saat mendengar pembicaraan ibu-ibu dari murid didiknya.
"Sepertinya begitu. Karena Ustadzah itu mandul tidak bisa memberikan anak untuk Pak Ali, jadi wajarlah kalau dia mencari istri muda," balasnya.
Hafsah merasa dadanya direm_at sangat kuat sampai terasa sakit sekali. Sesak napasnya dan mata juga terasa panas. Dalam hati wanita itu terus berdzikir meminta kekuatan kepada Sang Penguasa Segalanya. Hafsah tidak menolak adanya poligami dalam Islam, tetapi dia tidak bisa menjalani kehidupan rumah tangga berpoligami. Dia takut kalau sampai terjadi cemburu buta kepada dirinya dan menyebabkan berburuk sangka kepada wanita lain dan juga pasangannya. Hafsah mengakui kalau dia masih suka cemburu dan itu sangat tidak disukai olehnya.
"Wanita di foto ini terlihat cantik, tapi sayang tidak berjilbab, ya?" ucap wanita lainnya sambil melihat handphone miliknya.
Hafsah mengerutkan kening saat melirik ke arah ibu-ibu itu. Dia merasa heran kenapa orang-orang itu tahu kalau ibu mertua dan Ali sedang wanita lain. Lalu, Hafsah membuka handphone miliknya, dia melihat status milik ibu mertuanya. Banyak sekali foto mereka saat makan siang bersama. Terlihat Sarah dan Ruqoyah tersenyum bahagia. Ali juga begitu menikmati makanan yang dihidangkan di atas meja.
'Astaghfirullahal'adzim. Bang, kenapa kamu tega sekali kepadaku. Apa kamu begitu menikmati waktu bersama dengan wanita yang menjadi cinta pertamamu itu,' batin Hafsah.
Dirasa tidak bisa membendung lagi air matanya, Hafsah pun permisi kepada murid-muridnya untuk pergi ke kamar kecil. Di sana dia menumpahkan air matanya. Sakit hatinya karena merasa sudah dikhianati oleh suaminya.
"Baru segini saja sudah terasa sangat sakit, bagaimana jika mereka benar-benar menjalin hubungan serius," gumam Hafsah sambil mencengkeram kuat pinggir bak air.
***
Ruqoyah diajak oleh Sarah ke sebuah butik terkenal setelah mereka selesai makan siang. Wanita itu membelikan baju untuk ibu dari laki-laki yang disukainya.
"Bu, ini sangat bagus sekali. Cocok dipakai sama Ibu!" seru Sarah saat Ruqoyah mencoba sebuah baju dengan hiasan brokat.
"Beneran ibu pantas memakai baju ini?" tanya Ruqoyah dengan malu-malu.
"Iya, bener! Sudah pakai saja, Bu, tidak perlu diganti lagi," sahut wanita ber-make full, tetapi pas di wajahnya.
"Ini harganya sangat mahal," kata Ruqoyah mengingatkan perempuan itu.
"Ini murah, Bu. Cuma sepuluh juta, aku yang akan bayar, Ibu tenang saja," ujar Sarah dan membuat Ruqoyah bahagia.
Setelah melakukan pembayaran, Sarah mengajak Ruqoyah membeli tas ke sebuah gerai milik merk terkenal di dunia. Mulut wanita paruh baya itu terus menganga saat melihat harga-harga dari barang di sana.
'Tas sekecil ini harganya 25 juta! Bisa buat beli apa saja aku dengan uang segitu,' batin Ruqoyah saat melihat sebuah tas berwarna hitam terbuat dari kulit buaya.
"Ibu suka tas ini?" tanya Sarah saat melihat Ruqoyah memegang sebuah tas jinjing.
"Tidak. Ibu hanya melihat-lihat saja," jawab Ruqoyah sambil tersenyum manis, sedangkan dalam hatinya dia berharap kalau Sarah mau membelikan untuknya.
"Kalau ibu suka ambil saja, nanti aku yang bayar. Kebetulan tempat ini juga adalah milik temanku, pasti akan dapat potongan harga untuk member," ucap Saras dengan senyum menawannya.
Lagi-lagi Sarah membelikan barang mewah untuk Ruqoyah. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Hafsah, sang menantu.
'Aku harus bisa menarik simpati ibunya Ali. Sepertinya dia sudah memberikan sinyal untuk aku. Kini tinggal meluluhkan adik perempuannya,' batin Sarah sambil melihat Ruqoyah yang senyum-senyum memandangi tas baru miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Muhamad Bardi
sekuat apapun kamu iklhas hafsah untuk dipoligami tapi tetap aja bakal sakit hati, apalagi kalau sampai melihat bermesraan didepan mata pasti akan sakit mana ada wanita yang mau dimadu, apalagi kalau suami tidak berbuat adil huh pasti lebih sakit lagi..😔😔
2023-05-09
2
sefti bella
Hafsah lebih baik berpisah dari suami nya pada d poligami .
2023-05-08
2
Nurlaela
satu hal yang pasti Hafsah jangan pernah mau dipoligami, sebab kamu akan tertekan nantinya, ... ya lebih baik berpisah tidak ada tempat bersandar lagi.nyesek apalagi klo itu terjadi😩
2023-05-08
3