Suasana di kantin yang tadinya ramai, mendadak menjadi sepi. Mereka semua yang berada di sana, tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun.
Makan siang yang harusnya menyenangkan menjadi menegangkan karena kedatangan orang yang di takuti di perusahaan. Dia adalah Raymond.
Selama kepemimpinan perusahaan berada ditangan Raymond, tidak ada yang berani membantah. Semua karyawan tunduk padanya seolah Raymond adalah orang yang mengerikan.
Bagaimana tidak? Kasus pemecatan Edo membuat mereka takut melakukan kesalahan. Tidak hanya di pecat, tapi Edo juga mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Dan semua itu karena Raymond.
Mereka semua tahu jika Edo tidak tidak salah, tapi mereka memilih menutup kedua mata dan telinga mereka untuk memilih aman.
Dan dengan di angkatnya Alyssa menjadi pemimpin baru, membuat mereka merasa lega. Setidaknya Alyssa cukup ramah dan tidak angkuh pada karyawan-karyawannya.
"Kenapa paman duduk disini? Aku rasa masih banyak tempat kosong di meja yang lain." seru Ken
"Aku hanya ingin makan siang bersama dengan keponakan ku, apa tidak boleh?" seru Raymond
"Jika paman ingin maka, silahkan saja. Tapi kami akan pindah tempat." Ken berdiri dan menarik tangan Alyssa.
"Sopan lah sedikit pada pak tua ini, Ken. Bagaimanapun juga, aku adalah pamanmu." seru Raymond
Ken menatap Alyssa yang mengangguk pelan. Dia menghela nafas dan terpaksa kembali duduk.
Seketika suasana menjadi sangat menegangkan. Ken adalah orang pertama yang berani membantah Raymond. Bahkan dulu, Rain cukup segan pada Raymond karena menghormatinya sebagai pamannya. Tapi sepertinya semua itu tidak berlaku untuk Ken.
"Jika kau ingin makan, kenapa kau tidak segera memesan makanan? Apa kau sengaja mengawasi kami?" sentak Ken
"Ken!!" Alyssa memeringatkan Ken untuk menurunkan nada bicaranya. Dia tersenyum dan beralih menatap Raymond.
"Sepertinya ada yang ingin paman katakan pada kami." seru Alyssa
Raymond tertawa keras sambil bertepuk tangan. "Wah.. Wah.. Wah.. Kau sangat hebat, Alyssa. Kau bahkan bisa meredam emosi Ken."
Ucapan Raymond terdengar seperti hinaan untuk Alyssa. Tapi wanita itu masih bisa tersenyum. "Terimakasih atas pujiannya, paman. Aku harap, aku juga bisa membuatmu tunduk padaku."
Ken tersenyum sinis. Dia suka dengan ucapan Alyssa. Dia kira Alyssa hanya akan diam saja saat ada orang lain yang menghinanya, tapi ternyata dia cukup pandai membalasnya.
"Wow.. Kau ingin membuat pak tua ini tunduk padamu? Apa itu tidak terdengar sangat kejam, Alyssa?" Raymond melihat orang-orang di sekitar nya dan berkata, "Kalian dengar? Ini kah pemimpin yang kalian banggakan? Berani menghina orang yang lebih tua." teriak Raymond
Semua karyawan yang berada di sana hanya diam menunduk. Mereka tidak bersuara apalagi menjawab pertanyaan Raymond.
Sedangkan Ken sudah terlihat tidak biasa. Wajahnya memerah menahan amarah. Kedua matanya menatap tajam Raymond dan tangannya mengepal erat, siap melayang ke wajah Raymond.
"Kau juga setuju denganku kan, Ken? Alyssa tidak mencerminkan seorang pemimpin." ucap Raymond lagi
BRAKH
PYAAR
Ken menggulingkan meja didepannya kesamping hingga semua makanan dan minumannya berserakan di lantai.
Deg
Semua orang terkejut. Begitu juga dengan Alyssa. Ditambah Ken yang tiba-tiba mencengkeram kerah Raymond dan menariknya untuk berdiri. "Beraninya kau menghina istriku, sialan!!" teriak Ken
"Ke_ken!! A_ada apa denganmu?" tanya Raymond ketakutan. Dia mengira jika Ken akan setuju dengan ucapannya mengingat Ken yang membenci Alyssa. Tapi ternyata, Ken terlihat sangat marah. Bukankah mereka sudah sepakat untuk menjatuhkan Alyssa dan merebut kursi kepemimpinan Alyssa?
"Apa kau pikir dengan umurmu, kau bisa menghina Alyssa?" teriak Ken
"Kau memang lebih tua darinya tapi hatimu tidak lebih dari seperti seekor binatang."
Raymond menelan salivanya kasar. Dia merasa bingung. Sebenarnya Ken berada di pihak siapa?
"Dengar ini baik-baik paman!! Aku memang ingin mengambil alih harta kakak ku. Tapi aku akan melakukannya dengan caraku sendiri. Jadi, aku menolak tawaranmu, paman. Dan aku harap kau menjaga sikapmu, karena Alyssa adalah pemimpin perusahaan ini. Ingat itu!!." bisik Ken penuh penekanan. Dia mendorong tubuh Raymond dan menarik Alyssa pergi dari sana.
"Kurang ajar!! beraninya dia mempermalukan ku di depan umum. Aku tidak akan melupakan penghinaan ini. Lihat saja!! aku pasti akan membalasmu, Ken." geram Raymond dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments