Di tempat lain, di sebuah apartemen mewah di kawasan elite. Seorang pria paruh baya tengah bergumul dengan wanita yang disewanya.
Mereka saling menyalurkan hasrat, mencari sumber kenikmatan yang membuat keduanya melayang sampai ke langit ketujuh.
Kedua tubuh mereka saling beradu. Erangan demi erangan keluar dari mulut mereka hingga tidak lama setelahnya mereka melenguh panjang karena mencapai puncak kenikmatan.
"Ambil uangnya dan pergilah." usir pria itu
Si wanita tidak banyak bicara. Dia memunguti bajunya yang berserakan dilantai. Dia memakainya dan mengambil uang bayarannya. "Thanks bos. Lain kali jika kau butuh pelepasan, jangan lupa hubungi aku."
Si pria hanya mengibaskan tangannya, meminta si wanita untuk segera pergi.
Tapi bersamaan dengan itu, dia mendengar ponselnya berdering. Dia meraih ponsel tersebut dan melihat si penelepon.
"Aku harap kau membawa kabar baik." pria itu menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel tersebut ditelinga nya.
"Bagaimana?" tanyanya pada seseorang diseberang sana
"Dia bertengkar hebat dengan istrinya. Dan setelahnya dia pergi untuk bertanding balap liar."
"Lalu?"
"Dia memenangkan pertandingan. Dan sekarang kembali ke basecamp nya."
"Bagus. Awasi terus anak itu!! Dan laporkan padaku walau sekecil apapun itu."
"Baik Tuan."
Pria itu melempar ponselnya begitu saja. Wajahnya terlihat senang dengan informasi yang diberikan anak buahnya.
"Sepertinya hubungan Ken dan istrinya sangat buruk. Aku bisa memanfaatkan situasi ini untuk menghasut Ken agar mendepak wanita itu dari perusahaan. Baru setelahnya, aku sendiri yang akan mendepak Ken, mengusirnya dan menguasai perusahaan itu." pria yang tidak lain adalah Raymond tertawa senang.
Dia memang mempunyai rencana untuk mengambil alih perusahaan Rain sejak dua tahun yang lalu. Tapi dia tidak bisa langsung melakukannya karena masih ada Alvin. Untuk itu dia memindahkan Alvin ke perusahaan cabang dengan alasan jika perusahaan cabang sedang mengalami masalah.
Dan tinggal sedikit lagi, dia akan berhasil. Apalagi setelah tahu jika Rain tidak bisa bertahan dan meninggal. Raymond menyusun rencana untuk secepatnya menguasai perusahaan Rain.
Dia mengira jika saingannya hanya berandalan seperti Ken, dia akan sangat mudah untuknya menyingkirkannya. Tapi siapa sangka, Rain sangat cerdik. Dia mewariskan semua hartanya pada Alyssa termasuk perusahannya.
Untuk itu, Raymond menyusun ulang rencananya. Dia harus mencari cara untuk menyingkirkan penghalangnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya, seperti biasa Alyssa menyiapkan sarapan untuk Ken. Dia melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 6:30 pagi.
"Kira-kira dia akan kuliah tidak ya? Tapi dia kan sedang terluka." ucap Alyssa bermonolog. Seandainya Ken berangkat kuliah, dia bisa ke kantor. Tapi jika tidak, dia terpaksa libur hari ini untuk merawat Ken.
"Akhirnya semua sudah siap." Alyssa pergi ke kamar Ken untuk membangunkannya.
"Ken!! Sarapan sudah siap." ucapnya di depan pintu. Dia mengetuk pintu berulang kali tapi tidak ada jawaban dari Ken. Dan hal itu membuatnya khawatir.
"Ken!! Kau baik-baik saja kan? Aku masuk ya." beruntung karena Ken tidak mengunci kamarnya. Jadi Alyssa bisa masuk untuk melihat kondisi Ken.
"Ken!!" Alyssa celingak-celinguk mencari Ken karena pria itu tidak terlihat di tempat tidurnya. "Ken!! Kau dimana?" panggilnya lagi
"Apa dia pergi?" gumamnya bermonolog. Tapi baru saja dia berbalik, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.
Alyssa menoleh dan mendapati Ken berdiri diambang pintu dengan selembar handuk yang melingkar di pinggangnya.
"Oh my God !!" Alyssa terkejut dan buru-buru membalikkan badannya. Berbeda dengan Ken yang terlihat santai.
"Kenapa kau masuk kamarku tanpa ijin?" tanya Ken
"A_aku tadi sudah mengetuk pintu. Tapi kau tidak menjawab. Ma_makanya aku masuk. A_aku kira kau....
"Ada apa?" sela Ken
"Sa_sarapan sudah siap." seru Alyssa yang dijawab deheman oleh Ken.
Alyssa buru-buru keluar dari kamar Ken dan tidak lupa dia menutup pintunya. Dia bersandar di dinding dan memegang dadanya yang berdetak kencang.
"Astaga!! Apa yang sudah aku lakukan?" Alyssa menepuk-nepuk kedua pipinya, "aku tidak sengaja melihatnya. Tidak!! Aku sama sekali tidak melihatnya." Alyssa terdiam dan teringat tubuh Ken saat keluar dari kamar mandi. "Kyaaa.... Aku pasti sudah gila!!" dia berlari menuruni anak tangga menuju ruang makan.
Tidak berapa lama, Ken datang dan langsung duduk berseberangan dengan Alyssa. Dan seperti biasa, Alyssa melayaninya. Dia melirik Ken yang terlihat sedikit rapi. Sepertinya pria itu akan pergi kuliah, pikir Alyssa.
"Ada apa?" tanya Ken yang melihat gerak-gerik Alyssa yang terlihat tidak biasa.
"Ti_tidak apa-apa." jawab Alyssa
Ken menatap Alyssa dari atas sampai kebawah. "Kenapa kau belum bersiap? Apa kau tidak ke kantor hari ini?" tanya Ken
"A_apa boleh?"
"Kenapa kau malah bertanya padaku? Bukankah itu perusahaanmu?"
Ucapan Ken terdengar seperti sebuah sindiran di telinga Alyssa. Tapi dia hanya memilih untuk diam. sampai Ken kembali berkata, "Terserah kau mau mengurus perusahaan itu atau tidak. Tapi aku tidak akan memaafkan mu jika sampai kau membuat perusahaan itu bangkrut."
Alyssa mengumpat dalam hati. Jika dia mempunyai keberanian ingin rasanya dia mencekik leher Ken saat itu juga.
Kemarin pria itu marah-marah karena menuduhnya mengabaikan kewajibannya. Tapi sekarang saat dia berusaha untuk menjadi istri yang baik dengan mengurusnya, bahkan berniat untuk merawat Ken seandainya luka pria itu belum sembuh, tapi pria itu justru mengancamnya.
Benar-benar tuan muda yang menyebalkan.
"Aku sudah selesai." Ken beranjak dari duduknya. Dia meraih kunci motornya meninggalkan Alyssa begitu saja.
"Sabar Lysa!! Menghadapi mahkluk langka seperti Ken memang harus banyak-banyak bersabar." gerutu Alyssa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dynamite
aik makhluk langka??
2023-06-21
1