Seminggu setelah kepergian Rain, Ken masih tenggelam dalam kesedihan. Dia bahkan tidak keluar dari kamar jika tidak ada kepentingan.
Berbeda dengan Alyssa yang sudah memulai aktivitasnya seperti biasa. Dia tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Apalagi sekarang dia adalah seorang istri. Jadi dia berusaha untuk melayani suaminya.
Tok Tok Tok
"Ken!!! Sarapan sudah siap. Kau mau makan di kamar atau di ruang makan?" tanya Alyssa. Tapi tidak ada jawaban dari Ken.
Alyssa menghela nafas panjang. Dia sudah mulai biasa dengan sikap Ken yang seperti itu. Tapi sebagai seorang istri, dia harus memastikan jika Ken baik-baik saja.
"Ken!!" Alyssa membuka pintu kamar Ken. Dia melihat kamar Ken yang berantakan di tambah bau rokok dan alkohol yang menyengat.
"Ken!!" panggilnya lagi. Dia melihat Ken yang duduk di lantai dengan bersandar tepi tempat tidur.
Alyssa mendekat dan jongkok di depan Ken. "Ayo kita makan!! Aku sudah memasak untukmu." seru Alyssa
"Aku tidak lapar." jawab Ken singkat
"Ken, sampai kapan kau akan seperti ini? Jika kak rain tahu, dia pasti...
"Jangan sebut nama itu lagi!!" teriak Ken. "Aku membencinya, jadi jangan pernah kau sebut nama itu lagi." Ken beranjak dan masuk ke kamar mandi.
Alyssa kembali menghela nafas. Dia tahu Ken sangat sedih karena kehilangan kakaknya. Dia pasti merasa jika kakaknya tidak menyayanginya.
Tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah takdir. Dia juga marah. Rasanya dia ingin berteriak. Tapi hal itu tidak akan merubah apapun.
"Ayolah Alyssa!! Jangan menangis lagi!!" Alyssa menghapus air matanya dan mulai membersihkan kamar Ken.
Ya, Walaupun mereka sudah resmi menikah, tapi mereka tidur terpisah. Selain mereka menikah secara paksa, mereka masih sedih kehilangan orang yang sangat mereka cintai.
Setelah selesai membersihkan kamar Ken, Alyssa mengetuk pintu kamar mandi untuk memastikan jika Ken tidak berbuat nekad.
"Ken!! Apa kau sudah selesai? Jika sudah, cepat pakai bajumu dan kita akan sarapan bersama."
Tidak ada respon dari dalam kamar mandi. Hal itu membuat Alyssa kembali mengetuk pintu tersebut. "Ken!!!"
"Berisik!!" seru Ken
Alyssa tersenyum dan keluar dari kamar Ken. Dia menunggu Ken di ruang makan. Dan tidak berapa lama, pria itu datang.
Sejenak, Alyssa tertegun melihat Ken yang terlihat tampan. Tapi dia segera mengalihkan pandangannya.
Ken duduk disamping Alyssa dan dengan cekatan, wanita itu melayani suaminya.
"Hari ini, bolehkah aku mengunjungi panti? Sudah seminggu semenjak....
"Itu bukan urusanku. Terserah kau mau melakukan apa." sela Ken.
Alyssa hanya bisa terdiam. Semenjak Rain meninggal, Ken berubah dingin padanya. Dari awal dia tahu jika Ken tidak menyukainya. Tapi sekarang mereka sudah menikah, mereka adalah suami istri. Dan sikap Ken membuat hatinya berdenyut sakit.
Saat tengah menikmati sarapan mereka, tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi. Alyssa segera beranjak dan membukakan pintu. "Maaf, mau cari siapa ya?" tanya Alyssa
"Dengan nyonya Alyssa?" tanya orang tersebut
"Iya, saya sendiri. Anda....
"Saya pengacara tuan Rain."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Saya akan membacakan surat wasiat yang ditulis tuan Rain. Disini tertulis jika semua kekayaannya jatuh kepada Nyonya Alyssa." seru sang pengacara
Deg
"Apa maksudmu? Kenapa dia yang mewarisi kekayaan kak Rain? Aku ini adiknya!!" teriak Ken. Dia sangat terkejut dengan isi dari surat wasiat yang di tinggalkan kakaknya. Ini benar-benar gila. Bagaimana mungkin Kakaknya melakukan hal ini padanya.
Tidak hanya Ken, Alyssa pun tidak kalah terkejut. Dia bukan siapa-siapa tapi justru mendapatkan semua harta yang harusnya menjadi milik Ken.
"Maaf, tapi semua sudah tertulis disini. Anda akan mendapatkan kembali hak anda jika anda bisa merubah kebiasaan buruk anda."
Deg
Ken mengepalkan tangannya erat. Dia tidak menyangka kakaknya akan melakukan hal ini demi merubah dirinya.
Andai saja Rain mau bertahan, Ken akan berubah menjadi lebih baik. Tapi rain justru memilih untuk pergi dan hal itu membuat Ken semakin menggila.
"Ini surat wasiat almarhum Tuan Rain mohon diterima nyonya." pengacara menyerahkan map pada Alyssa.
Alyssa menatap Ken yang membuang muka. Dan dengan tangan gemetar, dia menerima map tersebut. "Te_terima kasih pak."
"Sama-sama nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu."
Setelah kepergian pengacara, Ken beranjak pergi tapi di tahan oleh Alyssa. "Ken!!"
"Apa? Kau ingin mengejekku? Apa sekarang kau puas, Hah?" teriak Ken
"Ken, A_aku....
"Dari awal aku sudah tidak menyukaimu. Kau tidak hanya merebut Kak Rain dari ku tapi sekarang, kau juga merebut hak ku. Kau puas sekarang, hah?" teriak Ken lagi
"A_aku juga tidak tahu Ken. Aku tidak menginginkan semua ini." Alyssa memberikan map itu pada Ken. "Ini hak mu, ambil saja. Aku tidak membutuhkannya."
Ken hanya menatap Alyssa sekilas dan pergi begitu saja setelah membuang map tersebut.
Alyssa memejamkan matanya sejak. Dari awal Ken tidak menyukainya, dan sekarang karena harta warisan, Ken justru semakin membencinya.
Alyssa mengambil map tersebut dan membukanya. Dia membaca dengan seksama isi dari surat warisan tersebut. "Astaga kak Rain, kenapa kau melakukan hal ini?" gumamnya bermonolog.
Alyssa menghela nafas panjang dan mengambil ponselnya. Dia mencari kontak telepon seseorang dan mulai melakukan panggilan. "Halo Kak Alvin, apa kau bisa membantuku?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya, seperti biasa Alyssa menyiapkan sarapan untuk Ken. Tapi hari ini dia tidak membangunkan Ken karena dia sudah sangat terlambat. Apalagi dia yakin, Ken belum bangun.
"Makanan sudah siap. Aku harap dia tidak melewatkan sarapannya." Alyssa meninggalkan sebuah catatan yang diletakkan di meja makan. Baru setelahnya dia pergi untuk menemui seseorang.
Setelah melakukan perjalanan cukup jauh, Alyssa sampai di depan gedung pencakar langit dengan logo RK Corp. Dia turun dari mobilnya dan bergegas masuk.
Di sana, banyak karyawan yang menyapa Alyssa. Mereka tahu jika Alyssa adalah pemilik perusahaan RK Corp yang baru menggantikan Tuan Rain.
"Selamat pagi nyonya." sapa resepsionis
"Pagi juga." balas Alyssa. Dia berjalan kearah lift tapi tiba-tiba seorang pria menghentikannya.
"Selamat pagi nyonya."
Alyssa yang ingin menekan tombol lift, terhenti dan menoleh kearah sumber suara. "Kak Alvin!!"
"Bagaimana kabarmu?" tanya Alvin
"Seperti yang kakak lihat. Aku baik-baik saja."
"Terimakasih kau sudah menghubungiku. Dan terimakasih juga kau mau menggantikan posisi Rain. Aku akan berusaha membantumu mengurus perusahaan ini." seru Alvin
Alyssa tersenyum dan mengangguk. "Kita bicarakan nanti di ruangan kak Rain." Alyssa masuk kedalam lift di ikuti Alvin yang mengekor di belakangnya.
"Ada sesuatu yang ingin aku bahas denganmu. Ini mengenai perusahaan Rain." seru Alvin
"Apa ada masalah serius?" tanya Alyssa
"sepertinya begitu." Alvin mempersilahkan Alyssa untuk keluar terlebih dahulu setelah pintu lift terbuka. Alvin bersikap seperti saat dia bersama dengan Rain. Dia berjalan di belakang Alyssa.
"Wah wah wah... coba lihat, siapa ini?"
Langkah mereka terhenti saat seorang pria paruh baya berdiri didepan mereka.
"Anda....
"Beliau adalah Tuan Raymond, paman dari tuan Rain. Beliau yang menghandle perusahaan saat tuan Rain koma." seru Alvin
"Oh.. Selamat pagi paman." sapa Alyssa
Raymond hanya tersenyum sinis. Dia menunjukkan ketidaksukaan nya pada Alyssa. "Kau hanya anak kemarin sore. Tapi kau sudah berani mengambil keputusan besar dengan menerima tawaran menjadi pemimpin di perusahaan Rain. Harusnya kau sekolah dulu yang benar. Baru mengurus perusahaan." ejek Raymond
"Heh.. Aku tidak tahu jalan pikiran Rain. Bisa-bisanya dia menyerahkan perusahaan ini pada adik iparnya. Ah tidak.. Tapi mantan kekasihnya yang menikah dengan adiknya." Raymond tertawa keras. Dia merasa puas bisa mempermalukan istri Ken.
Tapi semua itu tidak membuat Alyssa marah. Dia justru tersenyum dan berkata, "Anda benar paman. Aku memang belum bisa mengurus perusahaan. Tapi aku akan berusaha menjalankan amanah dari Kak Rain dengan baik. Jadi mohon bantuannya. Ayo kak!!" Alyssa pergi meninggalkan Raymond yang kesal. Niat ingin menjatuhkan mental Alyssa tapi ucapannya justru membuat wanita itu semakin bersemangat.
"Awas saja, aku akan membuatmu malu di depan semua orang." batin Raymond
"Aku sangat terkejut. Aku tidak menyangka kau bisa membuat pak tua itu tidak berkutik." seru Alvin. Dia membukakan pintu ruang Presdir untuk Alyssa.
"Memangnya kenapa kak?" tanya Alyssa. Dia melihat-lihat ruangan yang dulu di pakai Rain bekerja. Dia memejamkan matanya merasakan adanya aroma sang kekasih di sana.
Melihat Alyssa membuat Alvin tahu jika wanita itu merindukan Rain. "Kita bisa bicara nanti. Kau bisa istirahat dan menyesuaikan diri di ruangan ini." seru Alvin
"Tidak perlu kak." Alyssa duduk di kursi kebesaran milik Rain dan meminta Alvin untuk duduk juga. "Katakan saja sekarang!! Dari ucapan kakak tadi, Aku merasa ada yang tidak beres di perusahaan ini."
"Itu memang benar. Tapi aku belum yakin."
"Jadi setelah Rain dinyatakan koma, Tuan Raymond mengambil alih perusahaan. Dia bahkan memindahkan ku ke perusahaan cabang. Dan tidak lama setelah itu aku mendapat kabar dari karyawan disini jika ada yang tidak beres dengan tuan Raymond. Dan anehnya karyawan itu dipecat begitu saja oleh tuan Raymond." terang Alvin
"Jadi apa kak Alvin curiga kalau paman Ray melakukan sabotase atau korupsi?"
"Aku tidak tahu pasti karena aku tidak bisa menyelidikinya secara langsung. Apalagi aku berada di perusahaan cabang. Dan sekarang kau memanggilku lagi ke perusahaan ini. Dan kita bisa menyelidikinya bersama-sama."
"Lagipula aku merasa jika Tuan Ray mencoba mengambil alih perusahaan ini dengan kata lain dia ingin menguasai perusahaan ini dan menjadikannya miliknya." lanjut Alvin
Deg
"Tapi itu hanya perkiraanku saja." lanjut Alvin
"Jadi, apa yang harus kita lakukan, kak?" tanya Alyssa
"Kita bisa memulainya dengan memeriksa laporan dua tahun terakhir. Dan kita akan tahu apa yang terjadi di perusahaan ini."
"Baiklah kalau begitu. setelah rapat, aku ingin laporan itu sudah ada di meja ku. Kita akan memeriksanya bersama-sama." seru Alyssa
Alvin tersenyum dan mengangguk. Rain adalah sahabat terbaiknya. Rain sudah sangat berjasa dalam hidupnya. Untuk itu dia akan melakukan apapun untuk menjaga perusahaan peninggalan Rain dengan membantu Alyssa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments