Keesokan harinya, seperti yang sudah Ken katakan, dia akan berangkat kekantor mulai hari ini juga.
Dia sudah terlihat rapi dengan setelan jas berwarna hitam yang dipadukan dengan kemeja putih dan dasi berwarna navy. Terlihat sangat tampan.
"Perfect. Kau terlihat sangat tampan, Ken." ucapnya pada diri sendiri. Dia sedang memutar tubuhnya memastikan penampilannya di depan cermin. Dan dia yakin jika Alyssa pasti akan terpesona padanya.
"Waktunya tebar pesona." Ken mengambil tas kerjanya dan keluar dari kamarnya. Dia sudah tidak sabar untuk memperlihatkannya pada Alyssa.
"Selamat pagi." sapa Ken
"Pa_pagi juga." Alyssa memindahkan masakannya di piring dan menatanya di meja makan. Dia sama sekali tidak memperhatikan Ken karena saat ini dia terus menunduk.
"Ng? Kenapa kau terus menunduk?" tanya Ken heran
"Ti_tidak. A_aku tidak apa-apa." jawab Alyssa terbata. Alyssa malu bertemu dengan Ken. Apalagi mengingat kejadian semalam. Rasanya Alyssa ingin bersembunyi di lubang semut saja.
"Tegakkan kepalamu!!!" titah Ken. Tapi Alyssa menggeleng enggan menatap Ken.
Ken menghela nafas berat dan menarik Alyssa hingga jatuh di pangkuannya.
"Kyaaa..." Pekik Alyssa
"A_apa yang kau lakukan, Ken?" tanya Alyssa gugup
"Justru aku yang harusnya bertanya. Kau kenapa Lyss?" Ken memegang kedua pipi Alyssa dan menegakkan kepala Alyssa agar menatapnya. "Kenapa kau terus menunduk, hah?" tanya Ken lagi
"A_aku...
Deg deg deg
Jantung Alyssa berdetak kencang. Kedua mata mereka saling pandang. Alyssa terlihat sangat gugup, tapi tidak untuk Ken. Dia terpesona dengan kecantikan istrinya yang hanya memakai make up tipis saja.
Ini untuk pertama kalinya, Ken bisa menatap Alyssa dari jarak yang begitu dekat. Apalagi posisi mereka sangat ini sangatlah intim. Ken menatap kedua mata Alyssa kemudian turun kehidung mancungnya dan berakhir di bibir ranum wanita itu.
Glek
Sial!! Ken tiba-tiba ingin mencicipi rasa bibir ranum Alyssa.
"Ke_ken...
Ucapan Alyssa terhenti saat jari Ken mulai mengusap pelan bibir ranum Alyssa.
Alyssa terlihat sangat gugup. Semburat merah di kedua pipinya mulai terlihat karena dia sangat malu. Apalagi Ken yang terus menatapnya tak berkedip seolah ingin mengulitinya.
Entah setan baik mana yang merasuki Ken. Dia perlahan mendekatkan wajahnya dengan terus menatap bibir Alyssa. Semakin lama jarak keduanya semakin dekat. Tinggal dua centi lagi bibir mereka akan bertemu.
Deg deg deg
Jantung keduanya terdengar begitu nyaring. Alyssa yang seolah terhipnotis, mulai memejamkan matanya saat bibir mereka mulai menempel satu sama lain.
Tapi baru saja permainan akan segera di mulai, tiba-tiba ponsel Alyssa berdering yang membuat keduanya tersadar.
Alyssa buru-buru bangun dari pangkuan Ken. Begitu juga Ken yang langsung memalingkan wajahnya karena malu.
"Astaga!!!! Apa yang baru saja kau lakukan, Ken?" ucapnya dalam hati. Dia merutuki kebodohannya karena hampir saja mencium Alyssa. Tidak !! Bukan hampir, tapi memang sudah menciumnya. Sialnya karena suara dering ponsel Alyssa, dia gagal menikmati bibir manis Alyssa.
"Kau bodoh, Ken. Harusnya kau membuat Alyssa mencintaimu, bukan justru kau yang terpesona padanya." lagi-lagi Ken merutuki kebodohannya.
Keduanya terlihat sangat canggung. Alyssa masih diam mematung sambil menyentuh bibirnya. "Ciuman pertama ku!!" gumamnya yang masih terdengar oleh Ken.
Dalam hati Ken merasa sangat senang. Ciuman pertama? Itu artinya dia adalah orang pertama yang mengambil ciumannya, bukan?
Ah.. Dia tidak menyangka jika setelah bertahun-tahun berpacaran dengan kakaknya, dia yang menjadi orang pertama yang mengambil ciuman pertama Alyssa.
"You lost, brother." Batin Ken. Dia tersenyum tipis menatap Alyssa yang masih terlihat syok. Tapi ponsel Alyssa yang kembali berdering menyadarkan si empunya. Dia mengambil ponselnya yang dia letakkan di meja dan mengangkat sambungan telepon tersebut.
"Halo Kak, ada apa?" tanya Alyssa. Dia melirik Ken sekilas dan berjalan sedikit menjauh dari Ken
Ken memicingkan matanya curiga. Kak? Apa itu dari Alvin? Sial!! Dia jadi penasaran apa yang sedang mereka bicarakan. Kenapa juga Alyssa harus menjauh?
"Baik kak. Sampai ketemu nanti." Alyssa mematikan sambungan telepon dan kembali ke meja makan.
"Ka_kau mau makan pakai apa?" tanya Alyssa gugup
"Terserah!!" jawab Ken ketus. Moodnya tiba-tiba hilang saat Alyssa menjawab telepon dari seseorang yang dia panggil kak. Dia yakin orang itu adalah Alvin. Itu sebabnya Ken akan mulai bekerja hari ini juga.
Selain karena itu adalah perusahaan kakaknya, dia juga ingin membantu Alyssa. Apalagi sepertinya perusahaan sedang mengalami masalah. Tapi yang terpenting adalah, Ken ingin mengawasi Alyssa agar tidak terlalu dekat dengan Alvin.
Mengingat selama ini mereka selalu bersama-sama saja membuatnya kesal. Apalagi Alvin secara terang-terangan mengatakan jika dia tertarik pada Alyssa dan berniat menunggu jandanya.
Cih!! Jangan harap itu terjadi karena Ken sudah memutuskan untuk tidak menceraikan Alyssa. Dia tarik ucapannya yang ingin menceraikan Alyssa. Justru dia akan membuat Alyssa jatuh cinta padanya. Sehingga tidak ada yang bisa mengambilnya dari Ken.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ken dan Alyssa berangkat ke kantor bersama. Sesampainya di sana, mereka di sambut oleh karyawan yang menyapa mereka.
"Selamat pagi tuan, nyonya."
Hal itu terus terjadi sampai mereka menghilang di balik lift.
Semua karyawan di perusahaan itu mulai berbisik-bisik membicarakan Ken yang ternyata lebih tampan dari Rain. Hanya bedanya, Rain sangat murah senyum tapi Ken terlihat sangat dingin. Tapi hal itu justru membuat mereka tergila-gila pada Ken.
"Kyaa... Ternyata Tuan Ken sangat tampan. Tapi sayang wajahnya terlihat sangat arogan dan dingin."
"Iya, kau benar. Tapi aku menyukainya."
Pembicaraan mereka tidak sengaja di dengar seseorang. Dia adalah Alvin.
"Ken?" gumamnya heran. Tapi beberapa detik kemudian, sudut bibirnya tertarik keatas. Dia tersenyum tipis mendengar Ken yang ada di perusahaan.
"Sepertinya aku harus menyapanya." ucapnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments