Di ruangan Alyssa, Ken hanya berkeliling melihat-lihat saja karena dia tidak tahu harus melakukan apa. Alyssa juga hanya diam saja karena dia sendiri juga tidak tahu harus bagaimana?
Dia pemimpin perusahaan sekarang. Seharusnya dia bisa memberi perintah pada Ken. Apalagi Ken berniat untuk membantu mengurus perusahaan. Tapi pekerjaan apa yang harus dia berikan pada Ken?
Tok Tok Tok
"Masuk!!" seru Alyssa
Ken dan Alyssa melihat kearah pintu yang terbuka. Alyssa merasa lega karena dewa penolongnya telah datang. Berbeda dengan Ken yang menganggap yang datang hanyalah seorang pengganggu.
"Kak Alvin!!" panggil Alyssa
Alvin tersenyum dan mendekat. Dia melirik Ken dan membungkuk menyapanya.
"Cih.." Ken berdecak tidak suka. Dia kembali melihat tata ruang Alyssa. Tapi kedua telinganya mendengar jelas pembicaraan keduanya.
"Hari ini Kita ada meeting. Kau tidak lupa, kan?" tanya Alvin mengingatkan.
"Iya kak, aku tidak lupa. Aku juga sudah mempelajarinya semalam. Ini pertama kalinya aku ikut meeting. Aku harap aku tidak melakukan kesalahan." seru Alyssa
"Tenang saja!! Aku akan membantumu."
"Terimakasih kak." Alyssa melirik Ken sekilas dan beralih pada Alvin. "kak!!" panggilnya
"Ada apa?" tanya Alvin
"Mulai hari ini Ken akan bekerja di sini."
"Wah.. Benarkah?" tanya Alvin pura-pura terkejut. Sebenarnya dia sudah tahu maksud Ken. Dia pasti ingin mengawasinya agar tidak berdekatan dengan Alyssa.
"Iya, tapi aku tidak tahu apa yang harus dia kerjakan. Kau bisa membantuku?" pinta Alyssa.
Alvin nampak berfikir. "Bagaimana jika dia ditempatkan di bagian Marketing?" usul Alvin
"Marketing?"
"Iya. Aku lihat dia mempunyai bakat di marketing. Dengan wajahnya yang tampan, pasti dia bisa meningkatkan penjualan produk kita." seru Alvin
Ken yang mendengar hal itu berteriak tidak terima. "Aku tidak mau di bagian Marketing. Aku adalah suami Alyssa. Aku yang nantinya akan memimpin perusahaan ini. kenapa kau menempatkan ku di bagian Marketing?" protes Ken
"Lalu kau mau di bagian apa?" tanya Alvin
"Ya.. Paling tidak aku harus menjadi wakil CEO yang akan mendampingi Alyssa kemanapun dia pergi." seru Ken
"Jika kau ingin berada di samping Alyssa kemanapun dia pergi, kau harus menjadi asistennya, bukan wakilnya." seru Alvin
"A_apa? Asisten?" tanya Ken yang di jawab anggukan oleh Alvin.
Ken nampak berfikir. Tidak buruk untuk menjadi asisten Alyssa. Dia bisa ikut kemanapun Alyssa pergi. Dan dia juga bisa mengawasi Alyssa agar tidak berdekatan dengan Alvin.
"Baiklah!! Aku setuju menjadi asisten Alyssa." seru Ken
"Hah?" Alyssa terbengong karena dengan mudahnya Ken setuju untuk menjadi Asistennya. Dia kira, Ken akan langsung menolak karena Ken mempunyai gengsi yang tinggi.
Tapi tunggu dulu!! Jika Ken menjadi asistennya, itu artinya mereka akan terus bersama, bukan?
Aish.. Kejadian tadi pagi saja sudah membuatnya sangat canggung. Apalagi jika setiap hari mereka akan terus bersama? Sebenarnya apa yang Ken rencanakan?
"Baiklah kalau begitu, kau akan menjadi asistenku." seru Alvin
"Hah?? Kenapa begitu?" tanya Ken bingung
"Karena aku adalah asisten pribadi Alyssa. Jadi itu artinya, kau adalah asistenku." seru Alvin
Alyssa menahan tawanya. Dia menatap wajah Ken yang terlihat tidak senang. Dan hal itu membuat dia khawatir Ken akan berbuat nekat. Bagaimanapun juga, Ken mempunyai temperamen yang buruk. Dia takut Ken akan menghajar Alvin.
"Eh.. Begini saja. Biarkan Ken yang menjadi asistenku, kak. Kau cukup membimbing kami dalam mengerjakan pekerjaan kami. Bagaimanapun juga aku juga masih belajar. Jadi....
"Ya, itu bener." sela Ken. "Kau kan sudah lama menjadi asisten kak Rain. Itu artinya kau sangat mengerti tentang perusahaan ini. Jadi kau cukup menjadi penasehat saja. Biar aku yang mendampingi Alyssa. Ma_maksudku menjadi asisten Alyssa." seru Ken
Alvin berusaha sekuat tenaga menahan tawanya. Dia berdehem dan menyetujui usulan Alyssa. "Baiklah !! Aku akan menjadi penasihat kalian. Aku akan membimbing Ken ke jalan yang benar."
Ken seketika melotot mendengar ucapan Alvin.
"Ah.. Ma_maksudku, aku akan membimbing kalian mengurus perusahaan ini. Jika ada yang tidak kalian mengerti, kalian bisa bertanya padaku." seru Alvin
Ken mengangguk dan tersenyum senang. Akhirnya dia bisa menggeser posisi Alvin sebagai asisten pribadi Alyssa. Dan setelah ini yang boleh berada di samping Alyssa hanyalah dirinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Aish... Apa ini? Aku tidak mengerti?" Ken membaca dengan seksama kertas yang ada di tangannya. Tapi mau di baca berkali-kali pun, dia tidak juga bisa memahaminya.
Bukannya tidak bisa, tapi karena dia malas berfikir.
Ken merupakan mahasiswa berprestasi di kampus. Itu jika dia sudah mulai serius. Tapi sayangnya, dia lebih sering menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dan mengikuti balap liar. Dan hal itu membuatnya malas belajar.
Lalu, bagaimana dia bisa mendapatkan nilai bagus di kampusnya? Tentu saja karena dorongan dari kakaknya.
Rain sangat ingin Ken masuk ke universitas ternama di ibu kota. Dan Ken berusaha untuk mewujudkan keinginan kakaknya dengan harapan kakaknya akan segera bangun dari koma.
Tapi semenjak Rain meninggal, Ken jadi malas melakukan hal yang berhubungan dengan belajar. Dia berangkat ke kampus saja karena di ancam oleh Revan. Jika tidak, dia mungkin sudah keluar dari kampusnya.
"Aku malas berfikir." Ken menyandarkan punggungnya dan menghela nafas panjang. "Aku tidak menyangka bekerja di kantoran begitu rumit. Lebih enak balapan liar. Bisa mendapatkan kepuasan dan kesenangan. Aku menyesal memutuskan untuk bekerja." gerutu Ken
Tok Tok Tok
Ken buru-buru merubah posisi duduknya. Dia berdehem dan berkata, "Masuk!!"
Alyssa membuka pintu dan tersenyum. "Apa aku mengganggumu?"
"Tidak. Ada apa?" tanya Ken
"Ini sudah jam makan siang. Kau tidak mau makan dulu?"
"Makan siang?" Ken melihat arlojinya. "Astaga!! Aku sampai tidak sadar jika ini sudah siang. Ayo kita makan siang bersama!!" ajak Ken
"Ka_kau mau makan siang denganku?" tanya Alyssa memastikan
"Tentu saja. Kau ingin makan dimana?" tanya Ken
"Bagaimana jika di kantin saja?" usul Alyssa.
"Baiklah!!" Ken refleks menarik tangan Alyssa yang membuat wanita itu terkejut.
"Eh...
Di sepanjang lorong, Ken terus menggenggam tangan Alyssa. Dan hal itu membuat semua wanita di sana merasa iri.
Mereka menilai jika Ken sangat romantis dan perhatian. Benar-benar suami ideal.
"Ke_ken!! Bisa kau lepas tanganku!!" pinta Alyssa
"Kenapa memangnya?" tanya Ken
"Aku tidak suka menjadi pusat perhatian." bisik Alyssa
Ken menatap semua karyawan yang berbisik-bisik membicarakan mereka. Tapi dia seolah cuek dan menarik Alyssa agar berjalan di sampingnya dan memeluk pinggang wanita itu.
"Ken!!" geram Alyssa pelan
Tapi Ken seolah tidak perduli. Dia membawa Alyssa duduk di meja yang kosong dan mulai memesan makanan untuk mereka. "Tunggu disini!! Aku akan memesan makanan terlebih dahulu." seru Ken
Alyssa mengangguk. Dia menatap punggung Ken yang berbicara dengan bibi kantin. "Hari ini dia terlihat sangat berbeda. Sangat dewasa dan keren." batin Alyssa. Sejenak dia merasa kagum pada Ken, sampai-sampai dia teringat ciuman tadi pagi. Seketika Alyssa mengalihkan pandangannya karena malu.
"Astaga apa yang aku pikirkan?" gumamnya. Dia melihat sekeliling karena semua mata menatap kearahnya. Entah apa yang mereka pikirkan. Tapi seharusnya, dia bersikap biasa, kan? Bukannya mereka sepasang suami istri? Jadi wajar jika mereka makan bersama.
"Makanan datang!!" Ken meletakkan makanan di meja dan mulai menyantapnya. "Lumayan." celetuk Ken.
Alyssa tersenyum menatap Ken dan ikut menyantap makanannya. Sampai seseorang datang menyapa mereka.
"Wah.. Wah.. Wah.. Coba lihat!! Siapa ini?"
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dynamite
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-21
1