Walaupun Ken berangkat kuliah, tapi dia tidak benar-benar mengikuti pelajaran. Sesampainya di kampus, dia langsung menuju roof top dan melempar tasnya begitu saja. Dia membaringkan tubuhnya di kursi panjang dan memejamkan matanya.
Itulah hal yang dilakukan Ken saat dia malas belajar. Dia sudah terbiasa membolos dan memilih bersantai di roof top sampai kuliah selesai.
Sebenarnya dia ingin pergi ke basecamp, tapi Revan pasti akan mengusirnya karena pria itu tahu betul jadwal kuliah Ken.
Revan memang ketua geng motor. Tapi dia tidak ingin Ken yang masih kuliah menjadikan basecamp nya tempat untuk membolos.
Revan bahkan selalu menasihatinya untuk tetap kuliah walaupun dia enggan. Dia juga tidak melarang Ken jika ingin ikut balapan, minum minuman beralkohol, maupun tinggal di basecamp. Tapi dengan catatan, Ken harus menyelesaikan kuliahnya.
Aneh bukan? Biasanya geng motor tidak memikirkan semua itu. Yang biasa dilakukan geng motor adalah konvoi, tawuran, kebut-kebutan, balap liar bahkan tidak sedikit dari mereka melakukan bullying dan pembunuhan. Dan yang sering terjadi adalah perkelahian antar geng motor untuk menjadi yang terkuat.
Seperti saat dia masih duduk di bangku SMA. Dia juga bergabung di geng motor dan mereka lebih sering menghabiskan waktu di basecamp dari pada belajar.
Untuk itu terkadang dia merasa dianaktirikan. Karena yang masih kuliah tidak hanya dirinya. Tapi mereka diperlakukan berbeda. Revan seolah tidak perduli mereka kuliah atau tidak. Tapi jika itu Ken, maka Revan akan bertindak tegas dan terus membujuknya untuk kuliah. Bahkan Revan tidak segan untuk memarahi Ken di depan semua orang hanya agar dia pergi kuliah.
"Hah..!!!" Ken menghela nafas panjang. Dia membuka matanya dan melihat langit cerah pagi itu.
"Rain Alvaro!! Bahkan setelah kepergianmu tidak membuatku berubah sedikitpun. Aku akan tetap menjadi seperti apa yang aku inginkan." gumamnya bermonolog
Dia menghela nafas panjang dan teringat orang-orang yang menyerangnya semalam. "Siapa mereka?" Ken mencoba mengingat sesuatu yang bisa menjadi petunjuk untuknya.
Semalam, walaupun mereka berhasil menyudutkannya, tapi dalam sekejap Ken bisa membalikkan keadaan. Dengan tubuh yg terluka, Ken membalas setiap pukulan mereka. Bahkan dia hampir saja berhasil menangkap salah satu dari mereka. Tapi sayang orang itu berhasil kabur.
Suasana yang gelap membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas siapa mereka. Tapi dia mencurigai orang yang menaruh dendam padanya. Zean.
"Sepertinya aku harus mencari tahu lebih lanjut." Ken hendak pergi dari sana. Tapi langkahnya terhenti saat ponselnya berdering.
Dia merogoh ponsel didalam saku celananya dan terdiam melihat orang yang menghubunginya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ada apa anda mencari ku?" tanya Ken. Saat ini dia berada di sebuah restoran mewah diruang VIP. Dia di sana bertemu dengan pria tua yang sangat dia kenal, Raymond Prasetyo.
"Kau masih sama seperti dulu. Sama sekali tidak berubah." seru Raymond
"Jangan berbasa-basi!! Aku tidak ingin Waktuku terbuang sia-sia."
"Sopan lah sedikit Ken!!! Bagaimanapun juga aku adalah pamanmu." sentak Raymond.
Ken hanya tersenyum sinis. "Jangan samakan aku dengan Kak Rain, paman. Aku tidak sebaik kak Rain." ucapnya dengan dingin.
Dia begitu membenci Raymond. Dia ingat betul saat ibunya meninggal. Satu-satunya keluarga yang dia miliki saat itu adalah Raymond. Tapi pria itu justru mengabaikannya dan juga kakaknya. Jangankan mengulurkan tangan, menoleh saja enggan.
Dan mau tidak mau, Rain mencari kerja demi memenuhi kebutuhan mereka. Sampai Rain berhasil mengumpulkan uang dan membuka usahanya sendiri yang lama kelamaan menjadi perusahaan yang cukup besar.
Dan dengan mudahnya, Raymond datang dan meminta posisi pada Rain.
Ken meminta Rain untuk tidak memperdulikan Raymond sama seperti saat Raymond tidak memperdulikan mereka. Tapi hati Rain terlalu lembut. Itu membuat Ken muak.
"Jadi, Ada apa kau memintaku datang kemari?" tanya Ken lagi
"Ini mengenai istrimu. Kau pasti sangat kesal karena dia mewarisi harta Rain, bukan?" ucap Raymond.
"Aku bisa membantumu merebut kembali harta itu." lanjutnya
"Benarkah?" tanya Ken
"Tentu saja. Aku akan membantumu mendapatkan kembali hak mu. Bagaimanapun juga kau adalah pewaris utama harta Rain." Raymond menghasut Ken untuk merebut kembali harta kakaknya.
"Yeah.. Tanpa paman minta pun, aku memang berniat merebutnya." seru Ken yang membuat Raymond senang.
"Jangan khawatir!! Paman akan membantumu." seru Raymond
"Imbalan apa yang paman inginkan?"
"A_apa?"
"Kau tidak mungkin mau membantuku dengan cuma-cuma, bukan?" tanya Ken. Dia tersenyum sinis melihat Raymond yang terdiam. Sudah dia duga, pria didepannya ini tidak berubah sama sekali. Dia tidak lebih dari seorang penjilat.
"Aku tidak membutuhkan imbalan apapun, Ken. Aku ikhlas membantumu. Anggap saja ini sebagai ucapan terimakasih ku karena Rain sudah membantuku selama ini." seru Raymond
"Lalu bagaimana dengan sikap paman yang mengabaikan kami waktu kecil? Apa tidak ada rasa bersalah sedikitpun?" Ken menyeringai. Dia berdiri dan kembali berkata, "Terimakasih minumannya." setelah mengatakan hal itu, Ken pergi meninggalkan Raymond yang terlihat menahan emosinya.
"Sial!!! Ku tidak menyangka jika dia begitu pendendam." umpat Raymond
"Tapi tidak masalah. Selama dia mempunyai keinginan untuk merebut perusahaan itu dari Alyssa, kesempatan ku untuk menguasainya semakin besar." seringai Raymond
Kenand menaiki motor sportnya. Tapi di seberang jalan dia melihat seorang wanita yang diganggu oleh sekelompok pria yang menggunakan motor.
Awalnya dia enggan untuk ikut campur. Tapi saat pria-pria itu bertindak kasar pada wanita itu, mau tidak mau Ken turun tangan.
"Aku mohon, lepaskan aku!!" pinta si wanita
"Kami hanya ingin mengajakmu bersenang-senang. Tidak perlu takut."
Si wanita terlihat ketakutan. Apalagi saat salah satu dari mereka melecehkannya, si wanita refleks menggigit tangan pria itu. Tapi hal itu justru membuat si pria marah dan memukulnya
"Akh...." si wanita tersungkur dengan sudut bibir yang berdarah.
"Dasar jalan9 sialan!!" pria itu hendak memukul si wanita lagi tapi dihentikan oleh Ken.
"Apa kalian bersenang-senang?" tanya Ken
"Siapa kau?"
"Hanya orang sedang lewat saja. Kenapa? Apa aku mengganggu kalian?" Ken menatap wanita yang juga menatapnya dengan tatapan memohon. Ken yang cuek hanya tersenyum sinis.
"Jika kau masih ingin hidup, lebih baik pergi dari sini!!" usir pria itu
"Wah... Apa itu artinya jika aku masih disini aku akan mati? Boleh aku mencobanya?" tantang Ken
"Brengsek!!" pria itu bersiap menghajar Ken, tapi dengan gerakan cepat Ken berhasil memukul wajah pria itu dengan santai.
Ketiga temannya yang tidak terima, turun dari motor dan mengepung Ken. Mereka menyerang Ken secara bersamaan. Tapi Ken bisa mengatasi mereka dengan mudah.
"Cih.. Hanya segerombolan pecundang." Ken meninggalkan mereka begitu saja.
"Tunggu!!!" panggil si wanita
Ken berhenti tanpa menoleh, "Maaf, aku tidak menerima tumpangan." ucapnya dingin
"Bu_bukan begitu. Aku mau mengucapkan terimakasih."
Ken tidak menanggapinya dan pergi begitu saja.
"Hei!! Siapa namamu?" teriak wanita itu. "Namaku Grace." teriaknya lagi. Tapi Ken tetap tidak memperdulikannya. Dia menaiki motornya dan melaju kencang.
"Siapapun kau, kita pasti akan bertemu lagi." batin Grace
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dynamite
ini yg namanya komplotan sehat
2023-06-21
1
Henny Purwaningsih
aku suka ceritanya lanjut thor..
2023-05-25
1