Matahari sudah di atas kepala. Ken yang masih berkeliaran di luar memilih untuk pulang ke basecamp. Dia ingin istirahat di sana karena tidak ada siapa-siapa di rumah dan hal itu membuatnya bosan.
Sedangkan di basecamp, dia bisa bertemu dengan teman-temannya dan dia juga tidak akan kesepian.
Ken memarkirkan motornya dan masuk begitu saja. Dia bertemu dengan Delon yang kebetulan mau keluar. "Kau mau kemana?" tanya Ken
"K_ken!! Ka_kau datang?" tanyanya terbata
"Ada apa? Kenapa kau seperti terkejut aku datang? Apa terjadi sesuatu?" bukannya menjawab, Ken justru balik bertanya.
"Ah.. Ti_tidak. A_aku mau beli garam. Kau masuk saja." Delon melewati Ken yang masih membeku di sana.
"Garam? Sejak kapan mereka membutuhkan garam?" gumam Ken. Tidak mau terlalu memikirkannya, Ken segera masuk dan melihat Satria dan yang lain tengah membersihkan basecamp.
"Wow... Apa kalian baru saja mendapat hidayah? Mukjizat apa yang menghampiri kalian sampai-sampai kalian membersihkan basecamp. Dan....
Ken melihat sekeliling yang tampak sangat bersih dan rapi. "Kalian sangat berbakat dalam hal kebersihan." lanjutnya
"Berhenti mengejek kami!! Lebih baik kau taruh tas mu dan bantu kami." seru Satria
"Kenapa aku harus membantu? Aku sangat lelah Sat." Ken menjatuhkan tubuhnya di sofa dan kembali berkata, "Otakku butuh istirahat karena lelah berfikir."
"Cih.. Apa kau pikir aku tidak tahu?" Satria melihat kesana kemari dan mendekat. "Kau bolos lagi bukan?" bisik Satria yang membuat Ken melotot seketika.
"Darimana kau tahu?" tanya Ken
"Ck... Aku pernah berada di posisimu, Ken." gerutu Satria
Ken berdecak dan langsung membantu Satria dan yang lain bersih-bersih. "Sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba kalian membersihkan basecamp? Apa akan ada tamu?" tanya Ken
"Bukan sekedar tamu. Tapi dia adalah orang yang sangat mengerikan. Bahkan bos Revan saja tunduk padanya."
Ken membeku. Dia menarik kerah Satria dan memintanya untuk mengatakannya dengan jelas. "Apa maksud mu, dia orang yang mengerikan? Apa dia sehebat itu sampai-sampai Kak Revan tunduk padanya?"
Satria melepaskan cengkraman Ken dan memintanya untuk mengecilkan suaranya. "Jangan keras-keras Ken!!"
Ken tampak bingung. Ada apa sebenarnya? Kenapa semua jadi takut seperti ini? "Dimana dia?" tanya Ken
"Ken!! Kau datang?"
Ken menoleh dan mendapati Revan yang mendekatinya. "Kak, kau tidak apa-apa? Apa kau terluka?" tanya Ken khawatir
"Hei.. Ada apa denganmu? Aku baik-baik saja dan aku juga tidak terluka." Revan memicingkan matanya dan kembali berkata, "Sepertinya justru kau yang terluka." seru Revan
"Oh.. Ini." Ken menyentuh wajahnya dan menceritakan jika semalam dia di keroyok orang yang tidak dikenal. "Tapi sayangnya mereka berhasil kabur." seru Ken
"Apa kau yakin tidak tahu siapa mereka?" tanya Revan yang dijawab gelengan oleh Ken.
Ken terdiam sejenak dan teringat dengan ucapan Satria. "Kak, siapa orang mengerikan yang membuat kakak takut? Katakan padaku!! Aku akan membantu kakak untuk menghajarnya."
Revan mengerutkan keningnya bingung. "Orang mengerikan?" tanyanya yang dijawab anggukan oleh Ken. Tapi belum sempat Revan menjawab, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang sangat dia kenal, keluar dari dapur.
"Kak, apa Delon sudah datang?"
Ken membeku. Dia merasa tidak asing dengan suara itu. Tapi tidak mungkin jika orang itu adalah dia, kan.
Ken menggeleng-gelengkan kepalanya. Apa karena dikeroyok orang tak dikenal semalam membuatnya berhalusinasi sekarang? Tapi sepertinya mereka tidak memukul kepalanya. Jadi dia rasa otaknya tidak terganggu.
"Sepertinya telingaku bermasalah." gumamnya yang masih terdengar oleh Revan
"Ken!! Kau sudah datang?" ucapnya lagi
Deg
Oke, kali ini sepertinya dia tidak salah. Telinganya juga tidak bermasalah. Ken menatap Revan yang tersenyum dan menggerakkan dagunya untuk menoleh kebelakang.
"Ti_tidak mungkin kan?" gumam Ken. Perlahan dia menoleh dan....
Deg
"Alyssa!!" lirihnya
Alyssa tersenyum dan melambaikan tangan pada Ken yang terlihat kebingungan.
"Lys, ini garam yang kau minta." Delon yang baru saja datang langsung menyerahkan garam pada Alyssa.
"Thanks." ucap Alyssa. "Sebentar lagi makan siangnya siap. Kalian tunggu saja di meja makan." Alyssa kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Wah... Masakan mu enak sekali Lys." puji Satria
"Terimakasih. Jika kalian suka,aku tidak keberatan memasak untuk kalian setiap hari." seru Alyssa yang langsung mendapatkan pelototan dari Ken. Tapi Alyssa hanya tersenyum dan seolah tidak melihatnya.
"Aku sih tidak masalah. Justru kami senang karena bisa berhemat dan makan makanan bergizi. Tapi, bukannya kau harus mengurus perusahaan dan bayi besar mu." Revan melirik Ken yang tampak menggerutu tidak jelas.
"Aku memang bekerja. Tapi aku bisa kemari saat jam makan siang. Dan untuk bayi besar ku, kakak tenang saja karena dia tidak mau aku urus."
Ken kembali melototkan kedua matanya. Apa maksud Alyssa, dia tidak mau diurus? padahal Alyssa yang tidak mau mengurusnya. Lagipula, kenapa tiba-tiba dia datang kemari dan menawarkan diri untuk membuat makanan untuk mereka? benar-benar menyebalkan.
Ken makan dengan mata yang tidak lepas dari Alyssa. Bukan karena terpesona, tapi dia tidak suka dengan cara Alyssa. Dia yakin jika wanita itu merencanakan sesuatu.
Setelah selesai makan, Alyssa membereskan meja makan dan membawa piring kotor ke dapur untuk dicuci. Tapi tiba-tiba, Ken datang menarik tangannya dan mendorong Alyssa ke dinding. Ken menghimpitnya dan mencengkeram lengan Alyssa.
"Aw..!!" pekik Alyssa
"Kenapa kau bisa ada di sini? Apa kau mengikuti ku, hah?" tanya Ken mengintimidasi
"Lepas Ken!! Ini sakit." pinta Alyssa meringis kesakitan
"Jika kau tahu ini sakit, kenapa kau bisa berada disini, hah? Apa kau mencoba memata-matai ku? Apa yang kau rencanakan, Alyssa?" bentak Ken
Alyssa menatap tajam mata Ken. Tidak ada rasa takut sama sekali. "Aku hanya ingin tahu tempat tongkrongan mu, apa itu salah?"
"Kau suami ku dan aku juga ingin mengenal teman-teman suamiku." lanjutnya
"Suami? Cih.. Sejak kapan kau menganggap ku suamimu? Pernikahan kita terjadi karena keinginan Kak Rain. Dan sekarang dia sudah tidak ada. Apa kau pikir aku akan meneruskan pernikahan ini?"
Deg
Kedua mata Alyssa berembun. Ucapan Ken bagaikan senjata tajam yang mengoyak hatinya.
"Ingat ini baik-baik!!! Aku akan merebut kembali perusahaan kak Rain dari mu. Dan setelah itu, aku akan menceraikan mu." Ken mendorong Alyssa dan pergi begitu saja.
Alyssa meraih meja untuk menopang tubuhnya yang hampir saja terjatuh. Dia terisak lirih. Begitu bencinya Ken padanya. Sampai-sampai Ken berencana untuk merebut perusahaan dan juga menceraikannya.
"Astaga Alyssa!! Kenapa kau menangis?" Alyssa mengusap air matanya dan tersenyum. "Tidak masalah dia mau menceraikan mu. Yang terpenting, saat Ken memimpin perusahaan itu, dia sudah berubah menjadi baik dan tidak berulah lagi." gumamnya
Alyssa menatap cincin di jari manisnya dan tersenyum. "Andai kau menepati janjimu, mungkin kami tidak akan seperti ini."
"Kak Rain, kenapa kau mempunyai adik yang begitu kejam? Dia tidak melakukan kekerasan, tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya menyakiti hatiku."
"Tapi tidak apa. Aku akan bertahan. Aku tidak akan membiarkan Ken merebut perusahaan sebelum dia benar-benar berubah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
duoNaNa
jgn lupa sma kencur lon
2024-06-18
0