Ken dan yang lain kembali ke basecamp. Mereka merayakan kemenangan mereka dengan bersenang-senang, minum-minum dan bermain kartu.
"Malam ini kita akan rayakan kemenangan kita seperti biasanya. Dan karena hadiah kali ini sangat besar, aku berniat untuk membagi rata pada kalian." seru Revan yang disambut sorakan dari anggotanya.
Selama ini uang hasil dari balap motor , mereka gunakan untuk memperbaiki motor mereka dan juga kebutuhan sehari-hari.
Walau banyak dari mereka yang masih mempunyai keluarga, tapi nyatanya mereka lebih memilih untuk tinggal di basecamp.
Tentu saja Revan tidak keberatan. Dia justru senang karena ada yang menemaninya di basecamp yang merupakan rumah kedua mereka.
Tapi walaupun begitu, Revan mempunyai peraturan sendiri jika ingin tinggal di basecamp. Yang pertama tidak boleh membawa wanita ke basecamp dan dilarang menggunakan obat-obatan terlarang. Jika mereka melanggar, maka Revan tidak akan segan untuk mengusir mereka.
"Let's party." teriak Revan
Semua orang bersorak. Ada yang memutar musik dan berjoget, ada juga yang menenggak bir dan bermain kartu.
Revan senang melihat anggotanya yang terlihat begitu happy. Bahkan Ken juga ikut serta, seolah lupa dengan masalahnya.
Revan tersenyum dan mendekati Ken. "Ini sudah tengah malam. Lebih baik kau pulang, Ken." seru Revan
"Aku malas kak. Malam ini aku akan tidur disini." sahut Ken
"Hei, kau tidak boleh begitu. Kau sudah menikah dan sekarang istrimu pasti mengkhawatirkan mu di rumah."
Ken menatap malas Revan. Mengkhawatirkannya? Yang benar saja. sekarang pasti Alyssa sudah tertidur nyenyak di tempat tidurnya yang empuk. Begitulah pemikiran Ken.
"Kenand Alvaro!!!" panggil Revan yang membuat Ken mengalah.
"Baiklah-baiklah. Aku akan pulang sekarang." Ken meraih jaket dan kunci motornya. "Semuanya!! Aku pulang dulu." seru Ken
"Hei, kenapa terburu-buru? Kita bahkan baru mulai berpesta." protes Delon
"Kau lupa jika aku sudah menikah." Ken menunjukan cincin di jari manisnya dan kembali berkata, "jika aku tidak pulang, istriku akan kedinginan." ucapan Ken membuat semua orang tertawa. Mereka tahu jika Ken hanya bercanda
"Oke Ken. Hati-hati dijalan." seru mereka
"Pasti." jawab Ken
"Satria dan Delon akan mengantarmu." seru Revan
"Aku bukan anak kecil kak." gerutu Ken.
"Bukan begitu. Aku takut geng motor Scorpio tidak terima dengan kekalahan mereka dan mencari celah untuk melukaimu." seru Revan
"Sepertinya kau lupa siapa aku?" Ken menepuk pundak Revan dan pergi begitu saja.
Dia mengendarai motor sportnya dengan kecepatan tinggi menerobos jalanan yang sepi. Tapi baru beberapa kilometer dia melaju, didepan sana dia sudah disambut beberapa motor yang berjejer menghalangi jalannya.
Ken menghentikan motornya dan membuka helm full face nya. "Siapa kalian?" tanya Ken. Tapi mereka tidak menjawab sama sekali. Mereka justru mendekat dan mengayunkan tongkat dan besi yang mereka bawa, kearah Ken.
"Cih.." Ken turun dari motor menghindari pukulan mereka. Ditengah gelapnya jalanan malam itu, Ken bertarung dengan orang-orang yang tidak dikenal. Mereka menggunakan penutup kepala yang membuat Ken tidak mengenali mereka. Apakah mereka dari geng motor Scorpio atau bukan.
Karena kalah jumlah ditambah mereka membawa senjata, salah satu dari mereka berhasil melukai Ken hingga tersungkur dijalanan.
Ken mencoba berdiri tapi mereka secara serentak memukuli Ken membabi buta seolah mereka mempunyai dendam pada pria itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
PRANG
Alyssa tertegun melihat gelas yang tidak sengaja dia jatuhkan. Dia berjongkok dan membersihkan pecahan gelas itu tapi tanpa sengaja jarinya terluka.
"Aw..." Alyssa menyesap jarinya yang terluka. Tapi tiba-tiba perasaannya tidak menentu. Dia melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 1 dini hari. Tapi belum ada tanda-tanda Ken pulang.
"Ken!!" lirih Alyssa. Dia mengambil p3k dan mengobati jarinya baru setelahnya dia kembali membersihkan pecahan kaca tersebut dan kembali ke ruang tamu, menunggu Ken pulang.
Ya, setelah Ken pergi, Alyssa langsung memasak makan malam dan mencoba menghubungi Ken. Tapi pria itu sama sekali tidak mengangkat telepon darinya.
Alyssa menjadi khawatir. Dia menunggu di ruang tamu dan sesekali menghubungi Ken. Tapi hasilnya sama saja. Bahkan dia melewatkan makan malamnya. Dan lebih memilih menunggu Ken.
"Kau dimana Ken? Kenapa belum pulang?" gumam Alyssa.
Tidak berapa lama, Alyssa mendengar suara motor yang terparkir di depan. Dia bergegas membuka pintu dan mendapati Ken yang babak belur.
"Ken ?? Kau tidak apa-apa? Kenapa kau bisa terluka seperti ini?" tanya Alyssa khawatir
"Berisik!!" Ken mendorong Alyssa untuk menyingkir dan duduk di ruang tamu.
"Aku akan mengobati lukamu." Alyssa pergi mengambil p3k. Dan setelahnya dia duduk di samping Ken dan mulai mengobati wajah Ken yang terluka.
Anehnya, Ken sama sekali tidak merasa kesakitan. Dia hanya menyandarkan kepalanya di sofa sambil menatap langit-langit. Entah apa yang sedang dia pikirkan.
"Kenapa kau bisa terluka seperti ini Ken?" tanya Alyssa
"Bukan urusanmu." jawabnya ketus
Alyssa tidak lagi bertanya. Dia memilih fokus mengobati luka Ken. Sampai akhirnya pria itu kembali membuka suaranya, "Kenapa kau belum tidur?"
"Aku belum mengantuk." Jawab Alyssa singkat
"Kau menungguku?" tanya Ken lagi. Tapi Alyssa hanya diam tidak menjawab.
"Lain kali kau tidak perlu menungguku." Ken beranjak meninggalkan Alyssa. Dan saat dia hendak menaiki anak tangga, dia melihat di meja makan tertata rapi menu makan malam.
Ken terdiam sejak. Lalu dia menaiki anak tangga menuju ke kamarnya.
Alyssa yang masih di ruang tamu hanya bisa menghela nafasnya. Semakin hari, Ken semakin menggila. dia harus mencari cara agar Ken berubah. Tapi bagaimana? sekarang dia di sibukkan dengan pekerjaan di kantor. Jadi bagaimana dia bisa mengawasi Ken?
Alyssa mengembalikan kotak p3k dan kemudian dia membereskan meja makan. Hari menjelang pagi dan dia masih terjaga. Alyssa memutuskan untuk membersihkan rumah terlebih dahulu sebelum akhirnya beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
aku ikutan sedih bacanya tor.. wafer ah sial
2023-05-06
3