Sementara di perusahaan, Alyssa dan Alvin terlihat begitu serius memeriksa laporan sebelumnya.
Mereka mencari kemungkinan-kemungkinan adanya kejanggalan yang dilakukan oleh Raymond. Tapi sampai saat ini mereka belum menemukannya.
Entah mereka terlalu berburuk sangka pada Raymond atau dia yang terlalu hebat menyembunyikan kecurangannya.
"Apa kau menemukan sesuatu?" tanya Alvin
"Tidak kak. Aku bahkan sudah memeriksanya berkali-kali, tapi tidak ada yang mencurigakan." sahut Alyssa. Dia menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya sejenak.
"Kau kenapa? Apa ada masalah?" tanya Alvin
Alyssa menghela nafas panjang dan berkata, "Aku tidak tahu kemauan Ken sebenarnya. Kemarin dia memarahiku karena pulang terlambat. Dan sekarang dia menuduhku sengaja membuat perusahaan ini bangkrut. Hah.. Benar-benar gila." gerutu Alyssa
Alvin tersenyum mendengarnya. Mereka terdengar seperti pasangan yang unik. Ken melampiaskan kemarahannya karena khawatir. Dan dia juga mengancam Alyssa juga karena Ken tahu Alyssa sangat ingin pergi ke kantor.
Hah... Andai Ken mengatakannya lebih lembut mungkin hubungan mereka tidak akan serumit ini.
"Apa kakak tahu? Semalam dia pergi dan pulang lewat tengah malam dengan keadaan terluka. Aku yakin dia berkelahi lagi." seru Alyssa
"O ya? Tapi dia tidak apa-apa bukan?" tanya Alvin khawatir
"Dia tidak apa-apa. Sepertinya dia mempunyai banyak nyawa. Berkali-kali pulang dalam keadaan seperti itu, tapi dia masih hidup sampai sekarang." gerutu Alyssa
"Hah.. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana mengatasi makhluk itu." lanjutnya
Alvin tertawa keras. Hanya Alyssa yang berani mengejek Ken seperti itu. "Aku penasaran. Kalau dia masuk geng motor, pasti dia mempunyai basecamp untuk berkumpul dengan teman-temannya, bukan." seru Alvin
Alyssa terdiam sejenak. Sampai beberapa detik kemudian dia menampilkan senyum evil nya yang membuat Alvin bergidik. "Kau membuatku takut Lys."
Alyssa berdecak melirik Alvin. Dia baru saja mendapatkan ide untuk membuat Ken berhenti berulah sedikit demi sedikit. Dan dia akan memulainya besok dari teman-teman Ken yang menjadi anggota geng motor di basecamp.
Tunggu dulu!!! Teman? Anggota?
Alyssa menatap Alvin dan melebarkan kedua matanya. "Kak!!!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Apa kau yakin ini rumahnya?" tanya Alyssa.
"Iya. Dari alamat di CV nya, dia tinggal di sini." seru Alvin
Mereka saat ini berada di sebuah kompleks perumahan tempat tinggal mantan karyawan RK Corp yang dulu di pecat Raymond.
Mereka ingin memastikan kembali maksud dari ucapannya dulu yang mengatakan ada yang tidak beres dengan Raymond. Dan mereka berharap bisa menemukan petunjuk.
Alyssa mengetuk pintu rumah tersebut. "Permisi!!" seru Alyssa tapi tidak ada sahutan dari dalam.
"Tidak ada orang. Apa dia sedang pergi ?" gumam Alyssa
"Coba sekali lagi!!" Alyssa melakukan apa yang disuruh Alvin. Dia mengetuk pintu lebih keras dari sebelumnya. Sampai terdengar suara wanita dari dalam rumah.
"Ya sebentar!!"
Alyssa dan Alvin merasa lega. Dan saat pintu terbuka, terlihat wanita paruh baya yang terlihat masih cantik berdiri di sana. "Kalian siapa?" tanya wanita itu
"Kami dari perusahaan RK Corp. Apa benar ini rumah Edo?" tanya Alyssa
"RK Corp? Ah... Kalian dari tempat yang sudah memecat putraku secara tidak terhormat itu? Mau apalagi kalian datang kemari, hah? Apa belum puas kalian menghancurkan masa depan putraku?" teriak Wanita itu
"Bu_bukan begitu nyonya. Kami datang kemari justru ingin....
"Ingin apa, hah?? Dasar manusia tidak berperasaan. Gara-gara kalian putraku kesulitan mencari pekerjaan."
Alyssa dan Alvin saling pandang. Sebenarnya apa yang terjadi? kenapa pemecatan Edo bisa berakibat fatal seperti itu?
RK Corp bukan perusahaan besar yang jika dipecat akan masuk daftar blacklist yang membuatnya kesulitan dalam mencari pekerjaan. Ini benar-benar aneh.
"Lebih baik sekarang kalian pergi!! Sana pergi!!" usir wanita itu
"Tapi nyonya, ijinkan kami bertemu dengan Edo. Ada sesuatu yang ingin kami tanyakan padanya." pinta Alvin
"Aku tidak perduli. Pergi kalian!!"
"Ada apa Bu? Kenapa ribut sekali?" Edo keluar dari kamarnya karena mendengar suara yang berisik di luar. Tapi saat dia melihat siapa yang datang, dia tertegun karena dia sangat mengenal dua orang yang saat ini berdiri didepan pintu. "Pak Alvin? Nona Alyssa?"
"Edo, bisa kita bicara sebentar?" seru Alvin
"Te_tentu bisa pak. Mari silahkan masuk!!"
Alyssa dan Alvin mengangguk dan meminta ijin pada ibu Edo untuk masuk. Tapi sepertinya wanita itu terlihat tidak menyukai keduanya.
"Bu, perkenalkan!! Ini pak Alvin. Beliau yang membantuku saat aku di pecat oleh pak Raymond. Dan dia nona Alyssa, kekasih Tuan Rain." seru Edo
Ibu Edo menatap Alvin dan Alyssa bergantian. "Jadi mereka bukan orang-orang yang memecat mu?"
"Apa yang ibu bicarakan? Tentu saja bukan. Justru pak Alvin ini yang membantuku." seru Edo. Dia menatap Alyssa dan kembali berkata, "Nona, aku turut berduka cita atas meninggalnya Tuan Rain. Maaf aku tidak bisa datang saat pemakamannya."
"Tidak apa-apa. Terimakasih sebelumnya. Tapi ada sesuatu yang ingin kami tanyakan. Ini mengenai pemecatan mu. Kau sempat bilang pada Kak Alvin jika ada yang aneh dengan paman Ray, kan? Bisa kau ceritakan pada kami sebenarnya apa yang terjadi? Dan kenapa kau bisa di pecat?" tanya Alyssa
"Satu lagi." Alvin menatap ibu Edo dan berkata, "ibumu bilang kau kesulitan mencari pekerjaan. Kenapa bisa begitu?" tanya Alvin
Edo terdiam. Ingatannya menerawang pada dua tahun yang lalu dimana saat itu Raymond mulai memimpin perusahaan.
"Sebenarnya......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments