Perih

Maya duduk di tepi pantai sambil memegangi lututnya.

Mengingat perkataan Raisya membuat Maya teringat sesuatu.

Maya mengingat kejadian di malam ulang tahunnya, dia di ajak oleh Raisya dan teman-temannya yang lain untuk merayakan di sebuah club malam.

Waktu itu dia mabuk berat dan bermimpi erotis, selama ini dia hanya menganggap mimpi.

Tapi setelah melihat video yang di tayangkan di acara pernikahannya dan perkataan Raisya membuat Maya yakin kalau dirinya di jebak.

Ketika Maya sedang merangkai kejadian yang telah dia alami tiba tiba dering ponselnya berbunyi.

Di layar itu tertulis nama Raisya sebenarnya Maya tidak ingin mengangkat tapi dering ponselnya tidak berhenti.

"Ada apa lagi kamu menghubungiku?" tanya Maya.

"Datanglah ke cafe Victoria 15 menit lagi kalau kamu tidak ingin terjadi sesuatu pada ibumu !" ucap Raisya lalu mematikan sambungan telepon itu.

Maya yang sedang emosi pun semakin geram.

Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, emosi yang dia rasakan sudah tidak tertahan.

Setelah tiba di cafe Victoria Maya mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Raisya setelah melihat Raisya pun menghampirinya.

"Apa lagi yang ingin kamu bicarakan padaku?" tanya Maya tanpa berbelit-belit.

"Duduklah aku ingin memberi tahu sebuah kenyataan," ujar Raisya.

"Apa setelah semua yang kamu lihat kamu tidak merasa kalau aku yang melakukan ini semua untuk memisahkan kamu dan Ardan?" tanya Raisya dengan senyum sinis.

"Oh jadi benar semua yang ku pikirkan, semua ini ulahmu !" kata Maya geram.

"Ya memang aku sengaja melakukan itu semua karena aku sudah lama mencintai Ardan, kami melakukan hubungan itu tidak hanya sekali, waktu ulang tahunmu di club itu aku pura pura mabuk dan melakukannya dengan Ardan kami sering melakukannya di belakangmu setelah itu," ucap Raisya tanpa rasa malu.

"Jangan mengada-ada kamu, aku tahu Ardan itu bukan orang yang seperti itu," ucap Maya.

""Hahaha kamu tidak percaya, ini aku ada bukti coba lihatlah !" ucap Raisya memberikan handphonenya yang sedang memutar video yang berisi adegan ranjang antara Ardan dan Raisya.

Maya yang melihatnya pun emosinya semakin menguar, dia menampar pipi Raisya.

Raisya yang mendapatkan perlakuan seperti itu bukannya marah malah tersenyum lebar.

"Dan kamu ingat waktu menginap di rumahmu kamu tertidur seperti kerbau di kamar sedangkan aku dan Ardan melakukannya di sofa," ucap Raisya lagi.

"Dasar ****** !" ucap Maya marah dan menampar kembali pipi Raisya bekas tangan Maya tercetak jelas di pipi Raisya.

"Aku sangat menginginkan untuk mendapatkan Ardan, aku pun selalu berusaha memuaskannya disaat kami sedang melakukannya," ucap Raisya dengan senyum merekah.

Maya yang sedang terbakar emosi pun melayangkan tamparan berikutnya pada Raisya tapi tangannya di tahan oleh seseorang di belakangnya.

"Kamu tidak berhak memukuli Raisya!" ucap Ardan menghempaskan tangan Maya.

Maya kaget dengan kehadiran Ardan yang tiba-tiba ada di sana.

"Ardan foto dan video itu palsu, Raisya baru saja mengatakan bahwa itu semua dia yang merencanakan, dia melakukan itu semua untuk memisahkan kita." .

"Tutup mulutmu, selain murahan kamu juga tukang fitnah, foto itu aku mendapatkan dari adikku Sofia tidak ada hubungannya dengan Raisya !" ucap Ardan penuh amarah.

"Tega sekali kamu menuduhku seperti itu Maya, aku tidak pernah melakukan apapun. Ya memang aku mencintai Ardan, tapi aku selalu menyembunyikan rasa itu, aku selalu menyimpan rasa itu sendiri, karena Ardan sangat mencintaimu dan dia mau memaafkan segalanya tapi parahnya kamu malah ... ," ucap Raisya sambil membekap mulutnya seakan akan dia merasa sangat sedih.

"Diam kamu Raisya! Pandai sekali kamu berakting aku tidak akan melepaskanmu," ucap Maya dan hendak menampar Raisya lagi.

Tapi Ardan lebih dulu menampar Maya.

"Kamu tidak bisa di ajak ngomong baik baik, setelah memukuli Raisya kini malah mengancamnya juga," ucap Ardan.

"Kamu menamparku, dasar brengsek !" ucap Maya sambil matanya menatap nyalang kearah Ardan sambil memegangi pipinya.

Maya sangat marah, saking marahnya sampai tubuhnya bergetar.

"Sebrengsek apapun aku itu tidak sebanding denganmu gadis sok suci, di luarnya kelihatan alim dan sopan tapi dalamnya murahan, kamu menjanjikan malam pertama terindah yang pernah ada tapi nyatanya, dan bodohnya aku malah percaya," ucap Ardan.

Mata Ardan menatap Maya nyalang, seandainya pandangan itu bisa membunuh orang mungkin Maya sudah terkapar.

"Kamu ingin menjadi Nyonya Wijaya dengan tubuh kotormu itu? cihhh ... mimpi ! Aku Ardan Wijaya tidak menerima semua keburukanmu,

pergilah dari hadapanku jangan pernah kamu tampakan wajahmu di hadapanku, hubungan kita telah berakhir !" ucap Ardan.

"Ya aku akan pergi dan tidak akan kembali padamu, aku tidak sudi menjalin hubungan dengan orang yang tidak memiliki kepercayaan sedikit pun padaku, berbahagialah kalian," ucap Maya sambil berlalu pergi.

Maya sempat melihat senyum penuh kepuasan di bibir Raisya tapi Maya tidak memperdulikannya.

Maya menyeret langkanya menuju mobilnya . Walau berat terasa, Maya berjalan terhuyung-huyung seakan tidak kakinya tidak mampu lagi menahan beban yang di pikulnya.

Ardan dan Raisya memandang punggung tegas Maya.

"Kenapa kamu tidak mencegahnya, dalam keadaan yang kacau seperti itu aku takut Maya akan melakukan hal yang membahayakan hidupnya," ucap Raisya pura pura peduli pada Maya.

"Untuk apa? Seorang wanita murahan seperti dia tidak akan punya keinginan untuk bunuh diri," ucap Ardan berlalu pergi.

Raisya tersenyum puas melihat kejadian itu.

Maya akhirnya sampai di depan mobilnya.

Dia membuka mobilnya dan berniat untuk menjalankan mobil itu, tetapi tiba tiba dia melihat dua orang menyeramkan sedang duduk di kursi penumpang mobilnya.

"Siapa kalian? Mau apa _" tanya Maya.

Belum selesai Maya menyelesaikan kalimatnya dia sudah di bekap oleh salah satu orang itu dan mengikatnya.

Dan laki laki satunya lagi mengemudi mobilnya menuju ke laut.

"Kita buang saja dia ke dasar laut," ucap salah satu dari Mereka.

"Ya aku setuju, setelah itu kita tinggal menikmati hasil kerja keras kita untuk bersenang-senang," ucap yang lainnya.

Kedua pria itu membawa Maya yang telah di ikat kedua tangan dan kakinya itu menuju laut di malam hari.

Mereka melempar Maya ke arah laut yang dalam.

Mereka tertawa puas setelah melakukan tugasnya.

Salah satu pria itu menghubungi seseorang.

"Nona saya sudah menyelesaikan tugas yang anda berikan kini saya tunggu bayarannya," ucap Pria itu.

"Bagus tenang saja aku pasti segera mentransfer bayaran kalian," ucap Wanita itu.

"Terima kasih Nona, senang bekerja sama dengan Anda," ucap Laki laki itu.

Mereka segera meluncur meninggalkan laut itu dan pergi menuju club malam untuk bersenang-senang dengan uang hasil kerja mereka tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Tokoh visual Raisya

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PASTI SURUHAN RAISYA TU..

2023-06-23

0

Alya Yuni

Alya Yuni

Dasar si Maya trllu bodoh

2022-08-21

0

Lhelie

Lhelie

astagfirullah Baca bab ini rasane emosiq smpe ubun² pgn rasane nabok mulutnya raysa

2020-11-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!