Bab 2. Perlakuan Wisnu.

“Jadi, gimana, gimana? Mertuamu masih suka nyinyirin kamu nggak, Del?”Dua kakak beradik itu kini duduk di atas ranjang kamar Adelia semasa remaja. Dinda lah yang menarik sang adik ke ruangan itu, setelah mereka kembali dari mengantar makanan untuk sang ayah.

“Tidak, kok, Mbak. Sikap Mama sudah jauh lebih baik sekarang,” dusta Adelia, mencoba tersenyum meski terasa dipaksakan.

Dinda langsung memicingkan matanya. Mematri kecurigaan pada sang adik yang telah hidup senadi dengannya. “Jangan bohong sama Mbak, Del. Kamu mungkin bisa menipu ibu sama bapak, tapi nggak dengan Mbak. Kamu itu punya keluarga, Del. Jangan dipendam sendiri. Cerita ... seenggaknya biar hatimu lebih tenang.”

Mata Adelia berkaca-kaca. Dinda memang selalu menjadi pelabuhan tempatnya menepi. Kegundahannya selalu bisa ia tumpahkan padanya. Selisih usia sepuluh tahun membuat Adelia merasa terasa seperti memiliki dua orang ibu.

“Kemarin Mama memaksaku pakai testpack lagi, Mbak, dan hasilnya masih negatif,” lirih Adelia.

Dinda menghela napas. “Lalu?”

“Seperti biasa, Mama marah-marah. Tapi Papa membelaku. Beliau menyuruh Mas Wisnu ikut periksa ke dokter,” jawab Adelia pelan.

“Dan suamimu mau?” Dinda menatapnya lekat

Adelia menggeleng lemah. "Aku tidak bisa memaksa, Mbak. Aku tidak mau, hanya karena masalah ini hubungan kami jadi semakin memburuk. Biarlah semua kesalahan dilimpahkan padaku, toh bisa saja aku memang belum pulih benar."

Adelia buru-buru menyematkan kalimat terakhirnya, saat Dinda hendak mengeluarkan suara.

"Kamu itu jangan bodoh kenapa, sih, Del! Jangan jadi wanita lemah! Sebisa mungkin kamu harus menyeret Wisnu ke dokter, karena Mbak yakin banget dia juga ikut bermasalah!" seru Dinda dengan raut wajah geram.

Bila saja Adelia tidak terus membelanya, Dinda pasti sudah sejak dulu melabrak keluarga Wisnu, terutama ibu mertuanya yang seperti nenek lampir itu.

Selama ini ayah dan ibu memang tidak tahu soal perlakuan ibu mertua Adelia. Mereka selalu menganggap rumah tangga tangga si bungus baik-baik saja.

Bahkan, ibu dan bapak menganggap keluarga Wisnu sangat baik, karena telah sudi menerima kekurangan Adelia.

"Akan kuusahakan Mbak," ucap Adelia seraya menganggukkan kepala.

"Jangan cuma usaha doang, Del! Kalau kesabaran Mbak sudah habis, Mbak nggak akan segan-segan datang ke rumahmu, loh!" ancam Dinda.

"Jangan, Mbak! Aku nggak mau ribut-ribut. Biarlah, nanti akan kuusahakan meski tidak dalam waktu dekat ini," pinta Adelia sembari menggengam erat tangan Dinda.

Dinda hanya bisa mendengkus keras-keras. Wanita itu terkadang kesal dengan sifat Adelia yang cenderung lembut dan pemurah. Berbeda sekali dengannya. Sifat ibu mereka benar-benar menurun pada sang adik.

...**********...

Tepat pukul tiga sore Adelia tiba di rumah. Ratna yang sedang asyik menonton tayangan televisi di ruang tamu, sontak mencibir saat melihat kepulangan sang menantu.

"Enak betul, disaat suami kerja, kamu malah pergi keluyuran! Mentang-mentang ada pembantu, bukan berarti kamu bisa seenaknya saja keluar masuk rumah ini, dan mengabaikan tugas rumah, Del!"

Adelia menunduk, lalu menghampiri Ratna untuk mencium tangannya. Namun, tangan itu ditepis kasar oleh Ratna.

“Maaf, Ma. Tadi aku hanya berkunjung ke rumah ibu dan bapak," jawabnya memberi alasan.

“Alaaah, sama saja! Kamu itu sering sekali pergi dari rumah! Nggak betah, apa? Kalau nggak betah, sana balik aja ke rumah orang tuamu sendirian, jangan balik-balik lagi ke sini!"

Adelia hanya diam, saat sang mertua lagi-lagi melontarkan kalimat menyakitkan untuknya. Ia berkali-kali membisikkan mantra ketenangan dalam hati, agar tak terpancing emosi.

“Maaf, Ma,” katanya lirih.

“Maaf, maaf ... itu saja yang bisa kamu ucapkan! Jadi istri nggak becus, jadi ibu juga gagal! Apes betul Wisnu menikah dengan kamu!”

Jantung Adelia terasa diremas paksa, tatkala Ratna mengatakan hal demikian. Ia berusaha menahan diri untuk tidak menangis di depan wanita itu.

"Ma, aku permisi dulu ya," ucap Adelia dengan suara pelan, sambil berlalu meninggalkan sang mertua.

"Tuh, kan, diajak bicara malah pergi begitu saja! Dasar menantu kurang ajar!" pekik Ratna seraya menatap punggung Adelian bengis.

Sesampainya di kamar, Adelia menyandarkan punggungnya di daun pintu, dan membiarkan airmata turun membasahi pipi wanita itu.

Adelia benar-benar tidak tahan tinggal satu rumah dengan sang mertua. Jiwanya sangat tertekan. Ingin rasanya ia pindah dan hidup berdua saja dengan Wisnu. Namun, pria itu tak pernah sudi meninggalkan tempat ini.

...**********...

Adelia sempat merasa lega saat melihat kepulangan suaminya tepat waktu. Namun, Wisnu pulang dalam keadaan kusut dan tidak bersemangat, seolah ada sesuatu yang tengah ia pikirkan.

“Mas, kenapa? Dari tadi Mas kelihatan murung. Ada masalah di kantor?” tanya Adelia sambil memijit kaki suaminya dengan lembut.

Bukannya menjawab, Wisnu malah terlihat sibuk memainkan ponselnya. Sesekali wajah pria itu tampak gusar, terutama saat dering ponselnya berbunyi tiap beberapa waktu.

Akhi-akhir ini, Wisnu memang lebih banyak fokus dengan ponselnya. Ia bahkan tak pernah melepaskan benda itu, dan selalu membawanya ke manapun.

Adelia menatap ragu Wisnu. Intensitasnya yang berlebihan terhadap ponsel, membuat Adelia tak kuasa bertanya.“Mas sedang chatting sama siapa?”

Wisnu bungkam. Ia mengabaikan pertanyaan istrinya.

Hal tersebut tentu membuat rasa penasaran Adelia timbul. Dengan penuh keberanian, wanita itu mendekati Wisnu untuk ikut melihat ponselnya.

Namun, belum sempat wanita itu melihat, Wisnu yang terkejut dan bergegas menyembunyikan ponsel itu di belakang tubuhnya.

"Mau apa kamu? Lihat apa? Jangan kurang ajar kamu, Adel!" bentak Wisnu marah.

Adelia terkejut dan panik. "Ma—maaf, Mas. Aku hanya penasaran karena Mas sama sekali tidak menanggapi pertanyaanku tadi," ucap Adelia ketakutan. Wanita itu tidak berani menatap mata tajam Wisnu.

Wisnu yang kesal segera mendorong Adel, hingga tubuhnya terlentang di atas tempat tidur. "Lancang sekali kamu, padahal sudah kubilang untuk jangan coba-coba mengganggu dan ikut campur urusanku!" Telunjuk pria itu menyentuh kening Adelia keras.

Adelia sontak meringis. Ia buru-buru terbangun dari posisinya, saat Wisnu hendak beranjak dari sana. "Ma—maaf, Mas, aku benar-benar minta maaf," katanya memohon,bsambil memegang erat tangan sang suami.

"Lepaskan, Bodoh!" hardik Wisnu seraya melepaskan kasar tangan Adelia dan pergi meninggalkannya.

"Mas mau ke mana?" tanya Adelia.

"Diam, kamu!" Tanpa menoleh sedikit pun ke arah Adelia, Wisnu membantung pintu kamar mereka dengan keras, seolah memberi Adelia tanda akan amarah Wisnu yang membuncah.

Di lain sisi, Adelia mencengkeram dadanya yang kini terasa panas dan nyeri, sambil terisak-isak.

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

kalau keadaan rumah tangga sudah seperti itu... lebih baik mundur...

2024-09-07

0

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Apes amat dpt suami dan mertua kyk gitu😢

2024-08-18

0

Wo Lee Meyce

Wo Lee Meyce

aishhhhh,,bikin geram betul sama si Adel,,boleh jdi permpuan lembut tapi jgan lemah dong,,bikin jatuh harga diri perempuan saja😤😤

2023-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Adelia Cempaka Maharani.
2 Bab 2. Perlakuan Wisnu.
3 Bab 3. Fakta menyakitkan.
4 Bab 4. Sebuah pilihan untuk Adelia.
5 Bab 5. Menjelang Pernikahan Wisnu dan Intan.
6 Bab 6. Kasih sayang seorang ibu.
7 Bab 7. SAH!
8 Bab 8. Sang kakak yang selalu menjadi pembela.
9 Bab 9. Tuduhan Intan.
10 Bab 10. Ratna mengambil sikap.
11 Bab 11. Barang penuh kenangan yang terbuang.
12 Bab 12. Istri rasa asisten rumah tangga.
13 Bab 13. USG (Ultrasonografi).
14 Bab 14. Ratna murka.
15 Bab 15. Bahagiamu bukan karena aku.
16 Bab 16. Perasaan Wisnu yang tidak menentu.
17 Bab 17. Kehangatan keluarga yang dirindukan Adelia.
18 Bab 18. Mona dan Intan.
19 Bab 19. Pertemuan tak terduga Intan.
20 Bab 20. Kerinduankah?
21 Bab 21. Perpustakaan.
22 Bab 22. Niat terselubung Intan.
23 Bab 23. Kepalsuan Intan.
24 Bab 24. Hariadi mulai gerah.
25 Bab 25. Tawaran Hariadi.
26 Bab 26. Ingatan Adelia.
27 Bab 27. Ultrasonografi.
28 Bab 28. Intan pendarahan.
29 Bab 29. Tekad bulat Adelia.
30 Bab 30. Kehadiran Steve.
31 Bab 31. Pencarian Adelia.
32 Bab 32. Keributan antara Wisnu dan keluarga sang mertua.
33 Bab 33. Kepedulian sang ayah mertua.
34 Bab 34. Keadaan rumah.
35 Bab 35. Polemik Intan dan Attan.
36 Bab 36. Ketakutan Intan dan satu fakta terkuak.
37 Bab 37. Sikap Alex.
38 Bab 38. Batas.
39 Bab 39. Pertemuan mengejutkan.
40 Bab 40. Pertengkaran.
41 Bab 41. Sikap tegas Hariadi.
42 Bab 42. Tudingan Wisnu dan Ketegasan Adelia.
43 Bab 43. Ketakutan Intan.
44 Bab 44. Gugatan.
45 Bab 45. Keributan besar di rumah keluarga Adelia.
46 Bab 46. Pertemuan Steve dan Adelia.
47 Bab 47. Steve harus beradaptasi.
48 Bab 48: Putusan Cerai.
49 Bab 49. Merayakan kehidupan baru.
50 Bab 50. Kemarahan Wisnu dan penantian Alex.
51 Bab 51. Kehadiran Intan di kantor.
52 Bab 52: Amarah Wisnu dan kekesalan Ratna.
53 Bab 53: Berita perceraian.
54 Bab 54: Pertemuan pertama Steve dan Wisnu.
55 Bab 55: Pertemuan Adelia dan Wisnu setelah perceraian.
56 Bab 56: Ajakan Steve.
57 Bab 57: Pesta perusahaan.
58 Bab 58: Terkuak.
59 Bab 59: Berusaha mempertahankan kepercayaan.
60 Bab 60: Steve dan Adelia.
61 Bab 61. Azoospermia.
62 Bab 62. Rencana jahat yang tidak pernah terealisasi.
63 Bab 63: Hyacint.
64 64. Akhir Kisah.
65 Bab 1 (Season 2): Belum ingin memulai.
66 Bab 2 (Season 2): Kehadiran masa lalu.
67 Bab 3 (Season 2): Kesialan Wisnu.
68 Bab 4 (Season 2): Kehadiran Carla di kantor.
69 Bab 5 (Season 2): Cemburu?
70 Bab 6 (Season 2): Peringatan.
71 Bab 7 (Season 2): Pertemuan kembali.
72 Bab 8 (Season 2): Alex memberanikan diri.
73 Bab 9 (Season 2): Pencarian Steve berakhir.
74 Bab 10 (Season 2): Perpisahan (lagi).
75 Bab 11 (Season 2): Akhir kisah (lembaran baru).
76 Extra Part.
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1. Adelia Cempaka Maharani.
2
Bab 2. Perlakuan Wisnu.
3
Bab 3. Fakta menyakitkan.
4
Bab 4. Sebuah pilihan untuk Adelia.
5
Bab 5. Menjelang Pernikahan Wisnu dan Intan.
6
Bab 6. Kasih sayang seorang ibu.
7
Bab 7. SAH!
8
Bab 8. Sang kakak yang selalu menjadi pembela.
9
Bab 9. Tuduhan Intan.
10
Bab 10. Ratna mengambil sikap.
11
Bab 11. Barang penuh kenangan yang terbuang.
12
Bab 12. Istri rasa asisten rumah tangga.
13
Bab 13. USG (Ultrasonografi).
14
Bab 14. Ratna murka.
15
Bab 15. Bahagiamu bukan karena aku.
16
Bab 16. Perasaan Wisnu yang tidak menentu.
17
Bab 17. Kehangatan keluarga yang dirindukan Adelia.
18
Bab 18. Mona dan Intan.
19
Bab 19. Pertemuan tak terduga Intan.
20
Bab 20. Kerinduankah?
21
Bab 21. Perpustakaan.
22
Bab 22. Niat terselubung Intan.
23
Bab 23. Kepalsuan Intan.
24
Bab 24. Hariadi mulai gerah.
25
Bab 25. Tawaran Hariadi.
26
Bab 26. Ingatan Adelia.
27
Bab 27. Ultrasonografi.
28
Bab 28. Intan pendarahan.
29
Bab 29. Tekad bulat Adelia.
30
Bab 30. Kehadiran Steve.
31
Bab 31. Pencarian Adelia.
32
Bab 32. Keributan antara Wisnu dan keluarga sang mertua.
33
Bab 33. Kepedulian sang ayah mertua.
34
Bab 34. Keadaan rumah.
35
Bab 35. Polemik Intan dan Attan.
36
Bab 36. Ketakutan Intan dan satu fakta terkuak.
37
Bab 37. Sikap Alex.
38
Bab 38. Batas.
39
Bab 39. Pertemuan mengejutkan.
40
Bab 40. Pertengkaran.
41
Bab 41. Sikap tegas Hariadi.
42
Bab 42. Tudingan Wisnu dan Ketegasan Adelia.
43
Bab 43. Ketakutan Intan.
44
Bab 44. Gugatan.
45
Bab 45. Keributan besar di rumah keluarga Adelia.
46
Bab 46. Pertemuan Steve dan Adelia.
47
Bab 47. Steve harus beradaptasi.
48
Bab 48: Putusan Cerai.
49
Bab 49. Merayakan kehidupan baru.
50
Bab 50. Kemarahan Wisnu dan penantian Alex.
51
Bab 51. Kehadiran Intan di kantor.
52
Bab 52: Amarah Wisnu dan kekesalan Ratna.
53
Bab 53: Berita perceraian.
54
Bab 54: Pertemuan pertama Steve dan Wisnu.
55
Bab 55: Pertemuan Adelia dan Wisnu setelah perceraian.
56
Bab 56: Ajakan Steve.
57
Bab 57: Pesta perusahaan.
58
Bab 58: Terkuak.
59
Bab 59: Berusaha mempertahankan kepercayaan.
60
Bab 60: Steve dan Adelia.
61
Bab 61. Azoospermia.
62
Bab 62. Rencana jahat yang tidak pernah terealisasi.
63
Bab 63: Hyacint.
64
64. Akhir Kisah.
65
Bab 1 (Season 2): Belum ingin memulai.
66
Bab 2 (Season 2): Kehadiran masa lalu.
67
Bab 3 (Season 2): Kesialan Wisnu.
68
Bab 4 (Season 2): Kehadiran Carla di kantor.
69
Bab 5 (Season 2): Cemburu?
70
Bab 6 (Season 2): Peringatan.
71
Bab 7 (Season 2): Pertemuan kembali.
72
Bab 8 (Season 2): Alex memberanikan diri.
73
Bab 9 (Season 2): Pencarian Steve berakhir.
74
Bab 10 (Season 2): Perpisahan (lagi).
75
Bab 11 (Season 2): Akhir kisah (lembaran baru).
76
Extra Part.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!