Enam bulan berikutnya, suasana sekolah masih saja sama, membuat bahagia, terkadang kena marah karena bikin ulah, terkadang dapat pujian karena sebuah prestasi dan kadang juga diacuhkan akibat masalah pribadi. Apapun itu semua kenangan putih abu yang tidak bisa dilupakan. Karakter guru juga berbeda, ada yang penyayang bikin sekolah nyaman, ada juga pemarah, namun mendidik kita untuk selalu amanah, ada yang masa bodoh, ada juga yang cari muka. Semua memiliki tujuan yang sama mencerdaskan anak bangsa.
Sejak mereka semua berganti status menjadi sahabat. Hanya Kayla yang terakhir menjadi jarang ke sekolah, apalagi buat sekedar kumpul bareng Saka, Mahes, Yuda, Andira dan Arin. Kayla lebih sibuk dengan group Band yang terbentuk sejak SMP, bahkan ada kabar kalau dia juga sudah punya teman dekat. Terakhir, dia bahkan jarang masuk kelas, sampai ibu wali kelas selalu menanyakan pada Saka.
Selang beberapa menit bel jam pelajaran pun berbunyi, semua siswa dan siswi berbaris di depan pintu kelas nya masing-masing, hal ini sudah menjadi rutinitas setiap hari dan bahkan sudah menjadi peraturan di sekolah, mau tak mau seluruh siswa pun mengikuti sesuai peraturan yg ada, jika tidak kemungkinan sanksi akan menanti. Sesuai aba-aba dari komando ketua kelas semua siswa dan siswi pun memasuki kelas nya masing-masing lalu berdoa.
Terik matahari yg sudah mulai meninggi menambah kegelisahan tersendiri, tentu hal tersebut menyelimuti mental siswa dan siswi XII ipa1, karena dalam mata pelajaran pertama tersaji mata pelajaran matematika, mata pelajaran yg paling menyebalkan menurut kebanyakan siswa. Meski begitu, aku dan Mahes termasuk salah satu siswa yang antusias mengikuti pelajaran ini. Meskipun menyebalkan dan memusingkan matematika, namun membuat penasaran, menguji adrenalin dan merupakan salah satu mata pelajaran yg sangat penting di pelajari. Seusai pelajaran matematika berlangsung, Pak Hendra yg merupakan guru matematika tersebut menghampiriku, "Saka, mulai besok siap-siap belajar lagi untuk maju ke provinsi."
"Insyaallah pak, Saka selalu belajar buat membawa harum SMA Cipta Bangsa."
"Pasti pak, saya yakin sahabat yang satu ini pasti meraih juara, juara bucin, juara Olimpiade, juara hahaha" sahut Yuda sambil tertawa cengengesan.
Dan hari ini, rabu kelabu bagi seorang Saka, karena tiba-tiba dipanggil guru BK untuk menemuinya. Melangkah masuk di ruang kepala sekolah penuh keraguan, perasaan tidak enak hati, berkecamuk menjadi satu. Ketika membuka pintu, Saka kaget bukan kepalang, Kayla bersama keluarga sudah duduk manis di sofa warna merah. Diam, penasaran, kaget, dan rasa entahlah yang menyapa hati Saka. Meskipun dia anak yang bermental baja, rasa takut begitu saja muncul, ketika Bapak Kepala Sekolah mulai menghubungi ayahnya. Rasanya seperti tersambar petir, tiba-tiba dituduh menghamili anak gadis orang.
Saka mulai travelling, mengingat semua kejadian ketika berdua dengan Kayla, sepertinya tidak pernah ***** nana ninu, atau dirinya yang amnesia, terakhir ketemu berdua di kamar Gilang. Terus berkelana lagi, memutar pikiran sebelum ke cafe Arion, sempat singgah mengantar Kayla di kos Anisa, yang kebetulan satu kamar dengan Ayuna. "Ah tidak mungkin hamil dengan saya, mana tidak pernah sentuh bibir bawah milik Kayla, bahkan sampai masuk gerbang lalu terbang ke angkasa. Mustahil terjadi." Monolog Saka dalam hati, mencari jawaban jika nanti di tanya orang tua Kayla.
Saat ini di hadapan semua pejabat tinggi sekolah, beserta keluarga Kayla dan Saka sendirian, mendengarkan guru BK membacakan surat dari Kayla yang dua hari lalu dikirimkan ke sekolah. Detail kapan, dimana pertemuan pertama, kencan berikutnya dan pertemuan terakhir sejak lima bulan yang lalu, tepatnya tanggal 15 Maret di Cafe Arion,dan sejak saat itu Kayla tidak mendapat tamu bulanan. Saka mencermati, merekam semua yang dituduhkan pada dirinya. Saat ini dia, benar terdesak semua guru yang berada di ruangan menghakimi dirinya. Bahkan sampai tidak diberikan ruang untuk bicara atau sekedar menjelaskan. Keputusan hari ini Saka sebagai tertuduh dan besok pagi jam 10.00 wita akan ada pertemuan orang tua dari kedua belah pihak.
Saka meninggalkan ruangan dengan lesu, dia memutar otak mencari solusi untuk menghadapi ayah pada sore ini. Melangkah menuju kelasnya yang sudah di sambut riuh oleh teman kelasnya. Pas hari ini jam pelajaran kosong, seperti biasa anak-anak asik cerita, ngerumpi dan main-main. "Hai Bro, kenapa lesu? Ada masalah apa, sampai di panggil kepala sekolah?" tanya Yuda penasaran.
Dasar Saka, bocah tengil dengan santai menjawab, "aku dituduh menghamili anak orang." Sambil senyum dengan wajah datar.
"Apa..." Seluruh penghuni kelas, heran menatap Saka dengan ekspresi macam-macam.
"Itulah, kalian percaya tidak kalau Kayla hamil? Katanya anak aku?" Saka melotot dengan muka bingung.
"Wow...Little Dad! Selamat Saka, anda akan menjadi seorang ayah." sahut Mahes tertawa cengengesan penuh heran, dengan masalah yang dialami Saka.
"Kapan kamu buat? sampai Kayla bunting, perasaan kamu main selalu bareng-bareng dengan Mahes dan Yuda." Celetuk Inka, teman Saka satu kelas yang mendapat julukan ratu rumpi.
Akhirnya hari ini, seluruh teman kelas Saka melakukan rapat besar. Mereka membahas tentang Kayla dan Little Dad. "Aneh juga ya... Katanya kalau tidak mengakui, mau dilaporkan polisi." Saka mengungkapkan hasil persidangan di ruang Kepala Sekolah tadi. Terus minta pendapat teman-teman, bagaimana nanti kalau di tanya ayah? Sementara ayah sangat sayang sama Saka, bahkan sampai bilang kalau Saka kesatria ayah dalam segala bidang. Tidak tega rasanya buat sekedar ketemu ayah sama Bunda, bagaimana menurut kalian?
Teman-teman menatap iba pada Saka, mereka juga tidak tahu kebenarannya, sehingga susah juga mau kasih masukan. "Hai Little Dad, aku percaya sama kamu. Kita bertiga selalu main bareng, makan bareng dan ibadah bareng, sepertinya tidak ada ruang kamu dan Kayla buat begituan." Sahut Yuda sambil menatap iba.
"Menurut kami, Saka harus menghadapi masalah ini dengan kepala dingin. Memberikan penjelasan atas semuanya kepada Ayah dan Bunda, jika nanti butuh saksi pasti aku dan Yuda siap ada di belakang kamu. Sebagai strategi buat kita, untuk meminta bantuan pada guru yang lain semua teman kelas akan panggil kamu Little Dad. Kalau perlu biarkan juga Rahman, Gilang, Andira dan Arin akan ikut memanggil kamu dengan sebutan yang sama." Penjelasan Mahes untuk membantu sahabatnya dalam masalah ini.
"Astagfirullah, masak Saka menjadi Little Dad. Masih mending menjadi Ultraman salah satu pahlawan kebajikan." Sambil menatap bingung pada Mahes dan Yuda. Semua teman kelas menatap Saka penasaran, jelas mereka semua percaya padanya dan siap membantu. Terus apa sebenarnya rencana Kayla? Sampai dia rela merendahkan dirinya sendiri.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Opbrbaru
Padahal di panggil ayah, Saka sok bule2 segala pakai istilah Little Daddy
2023-04-29
1