Kantin Sekolah

Hari ini secerah mentari pagi, semerbak menuai semangat pada tiap insan manusia. Sama seperti perasaan mereka, siswa baru yang masih menggebu di sekolah barunya. Ada mimpi yang akan segera terwujud, ada harapan pada setiap insan, ada cita-cita yang sedang di kejar. Mereka semua semangat saat datang ke sekolah, semangat belajar di kelas, semangat memburu kakak kelas dan semangat mengenal teman kelas. Khusyuk menuntut ilmu, tulus belajar agar bersinar dan sopan santun untuk membentuk karakter. Pada jam pertama seluruh siswa tenang, belajar dengan damai sesuai jadwal pelajaran masing-masing kelas.

Mereka semua menuntut ilmu dengan bimbingan guru-guru hebat di sekolah. Ada yang sekedar menulis, diskusi, mengaji, bikin puisi bahkan ada yang ngehalu bagai penulis hebat. Semuanya khusuk menikmati tiap ilmu pemberian guru hingga tiba saat jam istirahat.

Begitu bel sekolah tanda istirahat berbunyi, sebagai tanda bahwa pelajaran pertama sudah selesai, dilanjutkan dengan istirahat selama tiga puluh menit. Siswa SMA Cipta Bangsa keluar satu persatu dari ruang kelas, ada yang menuju perpustakaan, ruang musik, halaman, teras, taman dan juga ada yang langsung menuju kantin sekolah. Berhamburan pada tempat tujuan masing-masing.

Kantin sekolah terletak di tengah-tengah area sekolah dan merupakan tempat favorit semua siswa. Siswa saat istirahat betah sekali berada di kantin sebab dilayani oleh Ibu Yani yang baik sekali pada anak-anak, ia tidak pernah marah, murah senyum serta selalu menyelipkan motifasi dalam guyonannya pada siswa saat jajan di kantin. Bahkan seperti biasa kantin sekolah sebagai ajang pendekatan dengan teman kelas atau adik kelas. Semua interaksi di tempat ini tidak di batasi aturan seperti dalam kelas.

Saka beserta kedua temannya hari ini juga langsung menuju kantin, ketiganya langsung mendatangi Bu Yani seraya memesan bakso kesukaan mereka bertiga. Baksonya enak nan murah, hanya lima ribu rupiah satu porsi. Bahkan hampir semua menu yang di jual dalam kantin harganya lima ribu, seperti siomay, soto, batagor dan indomie.

"Assalamualaikum Bu,,," sapa mereka bertiga pada Ibu Kantin.

"Waalaikumussalam warahmatullah hiwabarakatuh, eeh kalian, pesan bakso seperti biasa ya,,," sahut Bu Yani

"Betul Bu,,,," Jawab Saka, Mahes dan Yuda secara bersamaan.

Ketiganya pun antri menunggu baksonya siap untuk dibawa ke meja makan di kantin itu. Dalam kesunyian sejenak sambil menikmati semangkok bakso, Yuda tiba-tiba berceloteh "Saka, mengapa manusia itu selalu butuh makan yaaa,,,,?"

"Biar kenyang lah,," Ujar Mahes "kalau haus jangan makan, tapi minum Yud", Tambah Saka menimpali jawaban Mahes, sambil melirik gadis cantik yang antri di Kantin.

"Maksudku bukan begitu, Bro. Huuuuu" Sela Yuda, "Kalau makan setiap hari kita lakukan, apakah ini hanya rutinitas untuk bisa kenyang ataukah masih ada tujuan lain yaaaaa???"

"Betul juga, kamu Yud. Kalau kita makan hanya untuk bisa kenyang,,, terus apa bedanya kita dengan sapi, kambing, kucing, kelinci dan , , , kamu Hess." Sambil cengingisan Saka menunjuk Mahes.

"Iya, iya, iya, betul juga kamu bertiga". Ujar Rahman yang baru datang dan ikut dalam satu meja,

"Kenapa kita harus makan yaaa,,,,".

" Kenapa oh kenapa, kita ini harus makan???

Karena oh karena, biar kita kenyang." Ucap Rahman sambil nyanyi nada Roma Irama

"Husssss,,, malah nyanyi kamu Man! Dari mana kamu ngawur malah jadi si raja dangdut"

"Sebenarnya ada bro, biar kalian semua bisa mengungkapkan perasaan ketika jatuh cinta." jawab Saka sekenanya, lanjut pindah meja dengan membawa satu piring mendoan hangat.

"Hai cantik! "

"Hai kak Saka"

"Kayla, kamu tahu tidak? "

"Tidak kak" Kayla jawab dengan senyum manisnya sambil tertawa ringan.

"Saka kasih tahu ya... masa depan kita seperti satu piring tempe ini, tidak ada yang tahu. Silahkan di nikmati bersama teman kamu ya." Saka menyerahkan sepiring mendoan sambil senyum manis, lalu segera pergi.

Kayla dengan muka bingung, menatap wajah teman secara bergantian, seakan minta sebuah jawaban atas kalimat Saka. Namun Rina dan Anis juga sama-sama bingung hanya menggelengkan kepala sambil mengangkat bahunya. Selang berikutnya ketiga gadis itu menatap punggung Saka yang sudah keluar dari Kantin bersama Yuda dan Mahes. Ketika hendak keluar dari pintu, Saka balik badan sambil mengedipkan satu mata pada Kayla.

"Cie cie anak baru yang sudah jatuh cinta, hati-hati ya neng jangan pacaran dulu...sekolah yang rajin pasti mas Saka akan menunggumu." Celoteh Bu Yani sambil senyum-senyum kearah Kayla dan teman-teman.

Menit berlalu, bel sekolah kembali berbunyi menandakan waktu istirahat telah selesai. Semua siswa kembali masuk dalam kelas masing-masing, siap untuk belajar.

***

Usai selesai makan di kantin, kini Kayla dan teman-teman kembali belajar dalam Kelas X-IPA1, mereka habiskan waktu untuk belajar, bercerita, dan berbagi pengalaman kepada teman-teman sekelas. Dra.Tinuk Setyawati adalah wali kelasnya, beliau guru bahasa Inggris yang sangat ramah, baik, dan sosok wanita yang santun beliau berasal Yogyakarta. Di kelas ini siswa berjumlah 35 orang, hampir semua siswa telah saling mengenal, yang dulunya ada yang tak pernah terlihat tetapi setelah beberapa minggu mulai mengenal mereka satu sama lain. Celotehan tingkah laku- mereka yang bawel, lebay, alay, plin plan, ceplas-ceplos, jutek, kepo, dan masih banyak lagi deh...dan bahkan nomor urutnya pun sudah saling hafal. Dalam kelas ini Kayla memiliki sahabat Tina dan Anis, mereka duduk saling berurutan.

Sementara Saka di kelasnya sedang becanda sama teman-teman, karena pada jam ini kosong. Seperti biasa anak cowok akan bikin ulah sendiri, menyanyi, menggoda teman cewek, tidur bahkan ada yang sengaja main di kantin. Kelas XII IPA1 saat ini gaduh mirip pasar, suara penghuninya terdengar sampai ruang guru. Tidak pula Saka, Mahes, Yuda juga sibuk membahas Kayla, Andira dan Ayuna, saling memuji para gadis pujaan, saling mengurai kelemahan. Menurut Mahes lebih menantang Andira, karena gadis itu dingin, santai tidak pernah menampakkan perasaan pada kakak kelas. Pendapat Yuda berbeda, dia lebih tertarik pada Kayla yang lebih genit, manis, namun perasaan itu segera terkikis karena Saka mengejarnya. "Bisa dipastikan akan kalah, jika melawan playboy sekolah." Cicit yuda sambil tertawa.

Saka senyum-senyum, masih menerawang pada gadis pilihannya, lalu ikut komentar "tenang Yud, masih ada Ayuna yang putih, imut, hidung mancung dan cerdas. Dia dulu adik kelas di SMP nanti aku kenalkan deh..." sambil menepuk pundak yuda.

Akhirnya mereka bertiga tertawa bersama, menyusun strategi buat melanjutkan misi. Bertaruh untuk tiga hari ke depan harus sudah mendapatkan target alias gebetan, jika ada yang belum berhasil, dia harus traktir teman satu kelas di kantin sekolah. Menaruh tangan dalam satu kesepakatan lanjut tos ala Saka. Sementara Yuda, sebenarnya masih bingung, dia ragu apakah mampu melawan Saka dan Mahes yang terkenal sebagai siswa berprestasi, sedangkan dirinya hanya terkenal karena atlet basket sekolah.

Siapa ya yang bakal traktir teman satu kelas?

Ikuti bab selanjutnya ya...

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!