"Ada apa ini kenapa berguncang?" tanya Alice tiba-tiba puluhan batu turun dari atas langit gua.
"Tuan Putri awas!" George segera menarik tangan Alice ke dalam pelukannya untuk menghindari batu-batu itu.
"Jalan kita tertutup, kita tidak bisa keluar," ujar George yang melihat batu-batu itu telah menutup pintu gua. Kini mereka terjebak yang tidak bisa pergi ke mana pun.
"Kita susuri gua ini lebih dalam. Kali saja ada jalan keluar," ujar George yang diangguki Alice. Mereka pun berjalan bersama menapaki gua itu. Semakin dalam ruangan semakin gelap, George dan Alice semakin tidak bisa melihat jalanan dengan benar.
"Ah!"
"Hati-hati." George berkata seraya menggenggam tangan Alice yang akan terjatuh.
"Aku tidak bisa melihat jalanan dengan benar," ucap Alice.
Tiba-tiba sebuah cahaya jingga muncul menerangi gua itu. Alice tercengang ketika melihat cahaya itu yang berasal dari kalung George. "Batu mulia," ucap Alice membuat George tercengang.
"Kamu tahu batu mulia ini?" tanya George Alice pun mengangguk.
"Dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Alice. George mengatakan yang sebenarnya.
Bahkan George memberikan buku yang dia miliki. "Kamu hebat George. Aku senang kamu yang Raja pilih untuk menyelamatkan ku. Dan Raja pasti akan senang melihat aku selamat," ucap Alice.
"Pasti. Raja pasti bahagia," balas George.
"Kamu tahu? Batu mulia dan pedang ini sangat berhubungan. Kamu bisa mengambil pedang emas itu artinya kamu utusannya. Dan kamu utusan Tuhan sebagai pembela dan melawan monster," ujar Alice.
"Akan aku bunuh monster itu," kata George yang membuat Alice tersenyum.
"Kamu sangat cantik saat tersenyum, seperti dalam lukisan," kata George yang memuji.
"Lukisan?" tanya Alice.
"Aku tidak sengaja melihat gambar mu di kamar Raja," jelas George membuat Alice mangut-mangut.
"Kamu juga prajurit yang tampan dan pemberani," kata Alice membuat pipi George memerah.
"Sebaiknya kita kembali lanjutkan perjalanan, semoga saja ada jalan keluar," kata George lalu menuntun tangan Alice.
"Maaf." George yang malu langsung melepaskan tangannya. Alice hanya tersenyum menanggapinya.
****
"Alice kita pilih jalan yang mana?" tanya George menghentikan langkahnya ketika menemukan sebuah jalan tiga arah yang berbeda. Entah George akan ke kiri, kanan atau ambil jalan yang lurus.
Tiba-tiba sebuah laba-laba datang mengejutkan mereka. Laba-laba yang sangat kuat itu sangat besar. George dan Alice langsung berlari tapi laba-laba itu terus mengikutinya.
"George!"
"Aah! ...." teriak George dan Alice bersamaan. Mereka masuk ke dalam sebuah lubang yang begitu dalam.
Sebuah dungeon kembali datang. Pintu misterius yang selalu membawanya ke dunia lain.
Byurr ...
George dan Alice tiba-tiba muncul di permukaan danau. Tubuh mereka basah, Alice dan George merasa heran yang berada di tengah danau. Sedetik mereka pun tertawa bersama. Air danau yang jernih dan pemandangan indah sungguh tidak pernah terbayangkan akan keluar dari gua yang gelap dan muncul di tempat indah itu.
"Apa ini mimpi?" tanya Alice.
"Tidak. Ini nyata, kita memasuki sebuah dungeon dan sampai di tempat ini. Padahal aku berharap bisa menemukan dungeon yang bisa mengantarkan kita ke istana," ucap George.
"Aku juga pernah mengalaminya," ujar Alice membuat George tercengang.
"Benarkah?" tanya George tidak percaya.
"Lebih baik kita berenang ke tepian. Di sini sangat dingin," ajak George. Mereka pun bersiap untuk berenang tiba-tiba sebuah batu karang menyembul keluar dari dalam danau.
Tidak hanya satu melainkan lebih dari satu, ketika di perhatikan itu bukan batu melainkan puluhan anak buaya.
"George mereka semua."
"Alice ayo cepat berenanglah!" perintah George yang akan menghadang buaya-buaya itu. Alice segera berenang ketepian. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada George. Akankah George selamat atau di terkam buaya-buaya itu.
Di tempat lain Lussi, Stephen dan Derik mereka masih mencari keberadaan George yang hilang dan terpisah ketika mencari Raja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments