Melawan ular

"Ah!"

Bugh.

"Aw." Derik meringis ketika ular itu menjatuhkannya.

Ular itu sangat kuat walau mereka sudah memotong ekornya berkali-kali bahkan tidak hanya ular besar itu Derik tercengang ketika puluhan kepala ular menyembul di hadapannya. Detik itu juga Derik terbangun.

"Ah, sial!" umpat Derik segera menghindar dan berlari dari ular itu.

"Teman-teman anak-anaknya keluar!" teriak Derik.

"Anak-anak?" Mereka semua bertanya-tanya apa maksud perkataan Derik.

"Cepat lawan mereka jangan sampai menggigitku!" teriak Derik kali ini menyadarkan mereka semua yang melihat beberapa puluhan anak ular menyerang.

"Ah sial. Derik bukannya melawan malah lari." Lussi langsung melayangkan panahnya sebisa mungkin mengenai ular-ular itu.

Stephen pun membantunya tetapi ular itu semakin bertambah dan menyerang mereka.

Ular itu sangat besar dan kuat. George segera bangun untuk membantu teman-temannya. Dia mengeluarkan pedang emas miliknya yang dia hentakkan di atas tanah. Seketika anak ular itu menghilang mereka semua tercengang.

"Ke mana perginya mereka?" tanya Derik.

"Hutan ini semakin menyeramkan saja," ujar Lussi. Mereka semua melupakan hal yang paling penting tiba-tiba mereka teringat ular besar yang harus mereka hadapi. Ketika menoleh ternyata George sendiri sedang bertarung melawan ular itu.

"George!" teriak Stephen langsung berlari ke arah George tidak lupa Lussi dan Derik ikut membantu.

Ular itu semakin kuat walau George menusuknya berkali-kali. George berpikir jika kekuatan ular itu berasal dari mahkota batu mulia, sehingga George berpikir untuk mengambil batu mulia itu sekarang.

"Teman-teman lihatlah mahkotanya," ucap George tetapi Lussi, Derik dan Stephen tidak bisa melihatnya.

"Aku tidak melihat mahkota," ujar Lussi.

"Mahkota itu bersembunyi di atas kepalanya," kata George menjelaskan. "Kalian terus lawan dia aku akan coba mengambil mahkota itu," ucap George pada teman-temannya.

"Pasti ada batu mulia," ujar Stephen yang bisa menebak. George hanya menatapnya.

"Tunggu apa lagi kita lakukan sekarang."

Lussi mulai mengangkat busurnya menarik sebuah panah melesatkan nya pada ular. "Sial!" Panah itu tidak berpengaruh ular itu semakin marah dan akan melahap Lussi jika sebuah pedang tidak menusuk matanya.

Lussi tercengang, hampir saja dia menjadi santapan ular. Jika George tidak menghadangnya. Kini ular itu menyerang George. George segera menjauh menghindari serangan ular.

Lussi kembali melayangkan panahnya sebanyak mungkin menusuk ular itu. Derik dan Stephen melakukan hal yang sama. Dan George dia bergerak bebas, memanjat ke atas pohon untuk menggapai mahkota itu dengan mudah.

Namun, ekor ular itu kembali menghadang membelit tubuhnya agar terjatuh ke atas tanah. Di tempat lain Alice terus memantau monster yang masih terbaring lemah. Dia merasa kasihan melihat monster itu tetapi tidak mungkin Alice menolongnya karena monster itu sudah menghancurkan kerajaannya.

"Apa terjadi pertarungan sengit? Dia terluka sangat parah," ucap Alice yang kembali memasuki gua.

Raja terjebak di bawah jurang, tangannya mulai bergerak dan matanya mulai mengerjap. Raja tersadar setelah dilempar oleh ular itu. Sekujur tubuhnya merasa sakit dan tubuhnya penuh dengan lendir.

"Apa ini?" tanyanya ketika melihat tubuhnya yang basah. Raja teringat kejadian sebelumnya ular melahap tubuhnya lalu memuntahkannya.

"Astaga," ucapnya yang kembali terbaring.

"Yaakk!!!" teriak George yang baru saja melompat ke atas kepala ular. George mulai mengangkat pedang emasnya lalu menancapkannya pada kepala ular.

"Yakk!"

Jleb.

Sedetik cahaya muncul menyilaukan matanya, kepala ular itu terbelah, sebua batu mulia muncul ke permukaan hingga akhirnya menghilang. George tertegun mencari batu mulia itu yang ternyata sudah beralih pada tangannya.

Ular itu juga menghilang, mengherankan semua temannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***