Batu Mulia

"Arrgh! Sebenarnya apa kehebatan batu mulia itu sehingga George masuk untuk mengambilnya." Derik sangat marah dia merasa iri pada George yang selalu mendapatkan anugrah seperti halnya mukjizat.

"Jika dipikirkan ini sangat aneh, dia sudah menghilang saat di penjara bawah tanah. Tiba-tiba dia muncul datang kembali, dan bertarung melawan Raja untuk mendapatkan pedang emas itu. Dari mana dia tahu keberadaan pedang emas? Dan batu mulia. Dia bisa tahu ada sebuah batu mulia di dalam perut monster itu, apa jangan-jangan ... aku harus mencari tahu," ucap Derik berencana menyelidiki George.

Derik belum tahu jika George memiliki sebuah buku yang bisa memberikannya petunjuk. Bahkan buku itu tahu semua hal tentang monster dan yang akan terjadi.

Derik kembali ke tempat di mana monster itu tumbang. Stephen dan Lussi masih setia menunggu di sana. Derik berjalan ke arah mereka berdua lalu duduk.

"Apa yang kalian tunggu? Apa sudah ada tanda-tanda George akan keluar?" tanya Derik membuat Lussi kesal lagi.

"Derik bisakah kamu diam? Jika kamu penasaran masuk ke dalam mulut monster dan selamatkan George, kamu akan menjadi pahlawan nanti. Dari pada terus mengharapkan George mati." Derik hanya diam, perkataan Lussi sangat menamparnya.

Di dalam sana George masih terjebak lendir atau apalah cairan itu membuatnya sulit melangkah. Apalagi keadaan yang gelap membuat George sulit menemukan arah jalan, bisa-bisa dia tenggelam dalam perut besar itu.

"Di mana aku bisa menemukan batu itu? Oh ... gelap sekali, " ucapnya lalu bangkit berdiri. George mencoba mencari benda yang bisa memberikan penerangan. George baru ingat jika pedang emasnya bisa memberikan cahaya.

Sedetik ruangan gelap menjadi terang ketika George mengeluarkan pedangnya. Namun, George semakin mual melihat isi dalam perut itu, dia berada dalam genangan air yang hijau entah air apa itu George pun tidak tahu.

Namun, George sama sekali tidak melihat sebuah batu seperti pada bukunya. "Di mana buku itu?" tanya George tiba-tiba sebuah cahaya muncul dari dalam air, George bisa menebak jika cahaya itu berasal dari batu mulia.

George segera melangkah maju yang semakin menenggelamkan tubuhnya. Air lendir itu sudah seatas dadanya George terus melangkah untuk mendapatkan batu itu. Namun, ketika akan mengambilnya batu itu sangat sulit yang menempel pada kulit monster.

"Ah, susah sekali ini bagaimana cara ambilnya," ucap George. Tiba-tiba George teringat buku dia pun mengambil buku itu dari saku celananya, semoga saja mendapat petunjuk.

"Buku ini benar-benar ajaib, dia tidak basah sama sekali," kata George setelah mengambil buku itu.

Saat membuka lembaran terakhir yang memperlihatkan gambar monster dan batu mulia sebuah tulisan aksara muncul. Sebuah mantra untuk mengambil batu mulia.

Namun, George tidak begitu mengerti dengan tulisan itu karena itu bukan aksara latin melainkan tulisan romawi.

"Ah, sial. Bagaimana aku membacanya," kata George. Yang terus mencoba, dia ingat pernah membaca sebuah buku dengan tulisan romawi perlahan-lahan George mengingatnya dan akhirnya George ingat kata demi kata.

"Oke George cobalah," ucap George yang memperhatikan setiap tulisan itu hingga akhirnya George berhasil membacanya dan mengucapkan sebuah mantra yang akhirnya memudahkan George mengambil batu itu.

"Akhirnya, " ucapnya yang menggenggam batu itu.

Tiba-tiba sebuah guncangan terjadi membuat tubuhnya berbelok dan hilang keseimbangan. George mengamankan buku dan batu itu ke dalam saku, tidak lupa pedang emas yang kembali dia masukkan ke dalam songkok.

"Woh, woh, woh!" Tubuh monster itu semakin terguncang, tubuh George semakin terlempar ke sana ke mari.

Di luar sana Lussi dan Stephen panik karena monster itu mulai terbangun. Mereka memikirkan bagaimana keadaan George di dalam, monster itu semakin mengamuk.

"Derik, Stephen tahan!" teriak Lussi agar mereka terus menahan monster.

"Ow ... wow .. Wow ...!" teriak George yang semakin tergelincir. Tiba-tiba sebuah lendir itu bergoyang, hingga sebuah magnet menariknya ke bawah hingga lendir itu keluar.

Pukk,

"Wah! Apa itu? Apa baru saja dia membuang kotoran?" tanya Lussi yang merasa jijik.

"Itu sangat menjijikan," ucap Stephen.

Hoek ... Hoek ... Hoek, Derik langsung memuntahkan isi dalam perutnya. Tanpa mereka tahu dalam kotoran itu ada George di dalamnya.

Sedangkan monster itu pergi meninggalkan istana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!