Pedang Emas

"Stephen!"

"Stephen!" teriak Lussi dan George juga Derik. Mereka kini masih berada di dalam hutan mencari Stephen. Stephen yang di cari masih tertidur di atas pohon.

"Bukankah itu Stephen." Tunjuk Lussi pada seorang pemuda di atas pohon. George dan Derik pun melihat itu yang hanya menghela nafas.

"Apa dia dikejar babi? Tapi bagaimana bisa dia tidur senyenyak itu," ujar Lussi.

Lussi mengarahkan anak panahnya, memakai dahan pohon sebagai senjata untuk membangunkan Stephen. Dahan pohon itu pun mengenai wajah Stephen dan akhirnya Stephen terbangun.

"Akhirnya dia bangun juga," ujar Lussi.

"Stephen turunlah!" titah George membuat Stephen tersenyum karena melihat George. Setelah Stephen turun mereka pun melangkah bersama meninggalkan hutan.

Stephen dan Lussi berada di barisan depan sedangkan George berada di belakang bersama Derik yang terus memperhatikan George. Derik berpikir bagaimana George yang tiba-tiba menghilang kini kembali.

"Kenapa kamu melihatku terus?" tanya George pada Derik.

"Apa hanya ada kamu di sini? Aku melihat Lussi yang berada di depanmu," bantah Derik lalu pergi mendahului George. George menatap heran pada Derik yang tingkahnya sangat aneh. Mereka kini sudah sampai di dalam istana.

George langsung beristirahat di dalam kamarnya. Tiba-tiba buku yang dia bawa terbuka sendiri. George mengambil buku itu lalu melihatnya. Dia merasa heran melihat gambar berupa pedang emas yang pernah dilihatnya dalam mimpi.

"Bukankah ini pedang ... apa pedang ini benar-benar ada? Lalu apa maksudnya ini?" tanya George yang tidak mengerti.

"Kamu harus mencarinya " ujar Stephen yang tiba-tiba datang. "Dari setiap tulisan atau gambar yang muncul itu adalah petunjuk, sebuah petunjuk yang harus kamu selesaikan dan lalukan," jelas Stephen.

"Apa istimewanya pedang ini?" tanya George.

"Sangat istimewa," jawab Stephen. "Tidak sembarangan orang yang bisa menyentuh pedang itu dan pedang itulah yang akan menghancurkan monster nanti," lanjut Stephen.

George terus berpikir di mana dia bisa menemukan pedang itu. "Sebuah ruangan yang bercahaya, mungkinkah pedang itu mengeluarkan cahaya?" tanya George pada dirinya.

George teringat mimpi itu yang di mana pedang itu berada dalam satu ruangan. Hingga George terus menyusuri setiap lorong istana dan melewati beberapa kamar.

George diam-diam memasuki kamar putri Alice dia berpikir jika pedang emas itu ada di sana. Tapi George tidak menemukan apa pun. George melangkah keluar yang berjalan menuju kamar Raja. Tetap George tidak menemukan pedang itu.

George semakin penasaran di mana pedang itu. "Jika tidak ada di kamar Raja lalu di mana?" tanya George yang terus melangkah menyusuri setiap ruangan. Hingga langkahnya terhenti di depan ruangan.

Seperti dalam mimpi ruangan itu bercahaya. George segera mengintip dari balik pintu yang melihat sebuah pedang emas terpajang di sana. Dan George mulai melangkah memasuki ruangan itu saat keadaan sedang sepi. Tidak ada para pengawal yang menunggu ruangan itu.

"Ini benar-benar pedang emas sungguhan," ucap George. Namun, ketika hendak menyentuh pedang itu tiba-tiba seseorang dari belakang menghunuskan pedang ke arah samping leher kanannya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya seorang pria yang menghunuskan pedangnya. George segera berbalik menghadap pria itu yang tidak lain adalah Raja. "Apa kamu akan mengambil pedang itu?" tanya Raja dingin.

"Ya," jawab George. "Aku akan menyelamatkan putri Alice dengan pedang itu, aku akan melawan monster," tambah George.

"Atas perintah siapa kamu berani mengambilnya? Pedang itu milikku tidak ada satu pun yang bisa memilikinya," ucap Raja yang menatap tajam.

"Itu hanya alasan, dia ingin menyaingi mu Raja," ucap Derik yang muncul di belakang Raja.

George tercengang melihatnya, apa mungkin Derik yang membawa Raja ke ruangan itu. Namun, George tetap akan mendapatkan pedang itu bagaimana pun caranya.

"Apa maksud perkataanmu Derik? Apa aku terlihat seperti musuh?" tanya George yang menatap Derik. "Sepertinya kamu tidak senang melihat kedekatanku dengan Raja," kata George lalu menghadap Raja.

"Maaf yang mulia saya sudah lancang masuk ke ruangan ini." George berkata seraya membungkuk hormat pada Raja. "Tapi saya membutuhkan pedang itu untuk melawan monster. Pedang yang pernah engkau berikan padaku akan aku kembalikan," ujar George menyerahkan pedang itu.

"Tidak semudah itu. Jika kamu menginginkan pedang itu silahkan karena pedang itu tidak mudah dilepas. Jika kamu bukan orang yang tepat tidak akan bisa memilikinya," ucap Raja.

"Baiklah apa yang harus aku lakukan? " tanya George. Raja pun menoleh pada kelima prajurit di belakangnya lalu berkata, "Kamu harus mengalahkan kelima prajuritku," kata Raja penuh penekanan. Derik tersenyum mendengarnya karena baginya George tidak mampu melawan prajurit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!