Mencari petunjuk

George membuka matanya perlahan. George merasa pusing mungkin akibat benturan itu dan tubuhnya terasa berat seperti ada yang menindihnya. Ketika dilihat ternyata seorang pemuda berada di atasnya.

"Akh! Siapa pemuda ini?" ucapnya yang terus mencoba mengangkat tubuh pria itu.

"Arrh ... Arrh ... aduh berat sekali. Siapa dia kenapa tiba-tiba ada di atasku?" tanyanya. George mulai ingat dia memasuki ruang bawah tanah dan tiba-tiba seorang pria terlempar ke arahnya hingga berakhir di sini. Namun, pria itu masih belum sadar entah memang sangat nyaman berada di atas tubuhnya.

"Hei! Bangunlah. Hei!"

"Mm ...," gumam pemuda itu. Tubuhnya mulai bergerak lalu bangun dari tubuh George berpindah ke bawah lantai. "Dimana aku?" katanya lalu menatap pada George.

Mereka berdua tertegun beberapa saat sebelum akhirnya "Aaa ...!" George teriak yang langsung bangun dari tubuhnya. Dia terkejut melihat Stephen ada di dalam kamarnya.

"S-Stephen?"

"George?"

"Bagaimana kamu ada di sini?" tanya George masih terkejut

"Entahlah aku juga tidak tahu," jawab Stephen lalu berdiri. "Ah, tubuhku rasanya sakit semua." Stephen berkata sambil menggerakkan otot-otot tubuhnya.

"George ini tempat apa? Apa ini kamarmu? Ah ... Aku tahu ini penjara bawah tanah benarkan? Bukankah kamu di penjara?" tanya Stephen lagi.

George berdiri lalu mendekatinya. "Ini duniaku," jawab George penuh penekanan.

"Dunia mu?"

"Ya. Bukankah aku pernah bilang bahwa aku berasal dari dunia lain bukan dari dunia kalian. Dan inilah dunia ku ini kamarku tempat tidurku," jelas George.

"Wah! Apa aku masuk ke dunia mu? Sungguh menakjubkan tapi bagaimana bisa caranya aku datang ke sini?"

"Kamu pikir aku tahu?" tanya George balik.

"Bukankah kamu sering masuk duniaku dan duniamu jadi kamu pasti tahu," jawab Stephen.

"Baiklah, akan ku ceritakan. Kamu datang dari sebuah pintu menerobos masuk ke dalam kamarku dan membanting tubuhku. Sekarang katakan apa yang terjadi di sana dan kenapa kamu bisa terlempar ke sini?" tanya George dengan tatapan serius.

Stephen masih diam lalu duduk di atas meja George. Dia tidak menjawab yang hanya meminta makanan. "Apa di duniamu banyak makanan? Aku sangat lapar," ujar Stephen membuat George menghela nafas.

Terpaksa George membawa Stephen ke dapur.

"Sst, sst,"

"Jangan berisik," bisik George.

"Bukankah ini rumahmu? Kenapa kamu seperti pencuri?" George dan Stephan mengendap-endap menuju ke dapur. Bahkan mereka masih bersembunyi dibalik tembok.

"Melihat situasi," ucap George.

"Melihat situasi apa ada monster?" tanya Stephen.

"Monster yang kamu pikirkan. Cepat ikuti aku dan jangan menyentuh barang apa pun," kata George lalu melangkah tiba-tiba.

Prang ... Stephen menjatuhkan sebuah guci. George langsung berbalik menatap pecahan guci di bawah kakinya lalu menatap pada Stephen. Stephen yang di tatap hanya cengengesan lalu berkata, "Maaf."

"Apa itu? George!" Seseorang datang George langsung menarik tubuh Stephen untuk sembunyi.

"Aw! Sakit." Stephen mengeluh ketika tubuhnya di banting.

"Diam!" George menatapnya tajam. Dia melihat kaki sang ibu memasuki dapur, beruntung keadaan dapur yang gelap membuatnya tidak terlihat dan wanita itu pun pergi.

George akhirnya bisa bernafas lega. Mereka keluar dari persembunyian, mengambil beberapa makanan yang dia bawa ke dalam kamar. Stephen begitu lahap memakannya.

"Mm ... ini enak sekali aku tidak menemukan ini di istana. George apa itu? Apa sebuah alat atau ...."

"Sudah, makan saja jangan menyentuh apa pun," sanggah George ketika Stephen menyentuh laptopnya.

George terus menatap Stephen dengan intens lalu bertanya, "Apa yang sedang terjadi di sana? Apa pertarungan sedang berlangsung?" George bertanya sambil menatap tajam Stephen dan melipat kedua tangannya di bawah dada..

Stephen menghentikan makannya lalu menjawab, "Monster itu tiba-tiba datang menyerang istana. Dia menyemburkan seluruh apinya hingga sebagian kerajaan terbakar. Aku, Lussi dan Derik mencoba melawan tiba-tiba ekor panjang itu membanting tubuh kami hingga terlempar jauh dan aku berada di sini tapi aku tidak tahu keadaan Lussi dan Derik entah mereka terdampar dimana," jelas Stephen lalu melanjutkan lagi makannya.

"Apa kamu pernah melihat dungeon? Ruang bawah tanah rahasia," ucap George.

"Belum pernah," jawab Stephen singkat lalu melanjutkan makannya. George sudah sangat kesal lalu menepuk meja.

Brakk!

Stephen tercekat. "Dengarkan aku," ucap George sedikit tinggi. Stephen masih diam. "Kamu masih ingat aku yang di hukum dan di penjara?" tanya George Stephen hanya mengangguk.

"Tapi sekarang aku berada di sini. Apa kamu tahu kenapa aku ada di sini? Jawabannya lewat sebuah dungeon," ucap George. "Tiba-tiba tanah dalam penjara bergerak, lalu membentuk sebuah dungeon. Ruang bawah tanah yang gelap dan panjang, tiba-tiba aku keluar dari sebuah pintu sehingga berada di duniaku."

"Dungeon aku baru mendengar hal itu " ujar Stephen. "Lalu?" tanyanya.

"Apa kamu tidak mengerti!" George berkata dengan emosi. "Itu artinya ada banyak pintu dan ruang bawah tanah yang menghubungkan duniamu dan duniaku. Sekarang aku akan membawamu pulang Stephen kamu harus kembali ke duniamu."

George membawa Stephen keluar menaiki bukit menuju pohon beringin. George mengatakan jika di sana terdapat sebuah pintu dan dungeon yang menghubungkan ke dalam penjara istana.

"Kamu bisa sampai di istana lewat pintu ini. Ayo cepat cobalah." George terus meminta Stephen untuk masuk, tetapi Stephen tidak menemukan pintu apa pun.

"George di sini tidak ada pintu atau dungeon. Apa kamu kembali berkhayal?"

"Aku ingat masih ada pintu lain." George membawa Stephen lagi ke dalam kamarnya. Mereka membuka sebuah pintu tapi aneh ketika di buka tidak ada tangga atau ruang bawah tanah melainkan hanya sebuah dinding tembok yang datar.

"Aneh," ucap George yang melihat ruang bawah tanah itu menghilang. Namun, George tetap penasaran yang terus mendorong tubuh Stephen ke tembok itu. Dia percaya pasti ada sebuah magnet yang menariknya. Namun, bukannya menghilang tubuh Stephen semakin ambruk dan sakit.

Akhirnya George berhenti tapi bukan menyerah. Melainkan semakin berusaha. George mulai mencari petunjuk. Di bantu Stephen yang mencari di seluruh ruangan dan kamar.

George mulai mendekati rak buku. Lalu mengambil sebuah buku, yang pada saat dibuka memperlihatkan sebuah petunjuk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!