The Kingdom Is Hidden In Dungeons
Prolog
Jeritan-jeritan manusia yang ketakutan. Langit begitu gelap, orang-orang berlarian mencari tempat berlindung.
Tubuh tinggi dan besar, wajah yang sangat mengerikan. Dan suara yang begitu menakutkan, itulah Monster mata dan gigi yang tajam, ekor panjang yang mematikan, membuat bumi hancur seketika.
Tembok tinggi perlahan roboh, angin sepoy menjadi ganas dan panas karena semburan api yang dia keluarkan. Sebuah kerajaan hancur dalam sekejap karena ulahnya. Para prajurit mulai menembakkan meriam, beribu anak panah berterbangan menyerang tubuh monster. Namun, tidak membuat monster itu lemah.
"Serang!"
Sang Raja menatap sedih kotanya, bagaimana keadaan rakyatnya di bawah sana.
"Ayah!"
Seorang gadis cantik berlari ke arahnya. Dia putri Alice putri mahkota kebanggaan Raja.
"Kembalilah ke kamarmu."
"Tidak Ayah. Aku harus membantu Ayah."
"Sudah ku bilang kembali ke kamar. Alice tatap Ayah. Keadaan di luar sedang kacau sudah cukup Ayah kehilangan kerajaan jangan sampai Ayah juga kehilanganmu."
Alice menatap kotanya di bawah sana. Mungkin para rakyat sedang menangis dan ketakutan saat ini. Dan Monster itu masih berkeliaran.
"Maaf Ayah Alice tidak bisa."
"Alice!"
Alice pergi begitu saja menyambar beberapa panah yang dia temukan. Sang Raja terus mengejar dan menahan tapi sayang Alice sudah terlanjur keluar dari kerajaan.
"Tuan Putri apa yang anda lakukan? Pergilah dan masuk ke dalam."
"Apa aku akan diam ketika rakyatku ketakutan."
"Tuan Putri!" teriak sang prajurit ketika Alice di bawa oleh monster.
"Kenapa kalian semua diam! Serang sekarang dan selamatkan putriku."
Raja mulai mengangkat senjatanya, semua prajurit dikerahkan. Anak panah mulai beterbangan menusuk tubuh monster, bola meriam diarahkan. Namun, monster itu berhasil kabur dan membawa Alice.
"ALICE …!"
****
"George, ceritamu sangat membosankan."
"Jangan menghina bukuku. Mungkin itu membosankan bagimu tapi tidak bagi pembacaku."
"Ini semua hanya khayalan."
"Cobalah membaca dengan hati, dan pikirkan lalu bayangkan. Kamu akan merasa berada dalam dunia itu. Novel fantasi sangat disukai pembaca cobalah membacanya lagi kamu pasti suka."
"Sangat membosankan," keluh seorang gadis yang melempar buku itu.
George menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah lalu turun dari mobil. Tatapannya terus tertuju pada bangunan kuno di depannya. George Alberto seorang penulis yang berpindah dari kota demi mengembangkan sebuah ide. Dia tersenyum menatap rumah barunya.
"Halaman yang luas," ucapnya setelah memindai halaman rumput yang hijau.
George berjalan ke arah bagasi membawa barang-barangnya ke dalam. Tidak hanya dia seorang melainkan membawa seluruh keluarganya.
"George, apa kamu tidak salah memilih rumah? Ini sangat sepi seperti kuburan."
"Bukankah ini lebih tenang. Aku bisa fokus menulis tanpa kebisingan."
"Oh, menderitanya aku memiliki kakak seorang penulis," ujar seorang gadis yang baru yang terus mencecar kakaknya.
"George dimana kamarku?"
"Cari saja sendiri. Apa kau bisa lebih sopan pada kakakmu."
"Sebaiknya kamu memilih kamar di ruang bawah tanah George. Biar aku bebas mendengarkan lagu."
"Terserah."
George tidak mempedulikan sang adik. Dia terus berjalan menyusuri tiap sudut rumah itu. Hingga dia menemukan sebuah kamar, yang penuh dengan perlengkapan menulis.
Terdapat sebuah meja, rak buku, dan ranjang tidur. Namun, keadaan kamar sangat gelap karena berada di ruangan paling sudut. Hanya cahaya lampulah yang menerangi.
"Apa pemilik kamar ini juga seorang penulis? Banyak sekali buku-buku di sini." Katanya yang meletakkan beberapa kotak barang bawaannya di atas meja.
"Kamar ini penuh dengan seni." Tatap George pada dinding yang penuh dengan lukisan.
"George!"
"Apalagi anak itu." George mulai kesal mendengar teriakan adiknya.
"George ini kamarmu? Sangat cocok, tenang dan gelap. Kamu bisa santai dan fokus menulis di sini."
"Ya, ini kamarku sekarang. Jadi … pergilah."
"Tanpa kau usir aku akan pergi. Aku hanya mengantarkan barang-barang mu." Gadis itu menyerahkan satu dus kotak pada George.
"Ruangan gelap dan sumpek sulit untuk bernafas." Setelah berceloteh gadis itu pun pergi. George benar-benar tidak tahan dengan komentar adiknya.
"Sepertinya aku harus membersihkan kamar ini." George mulai merapihkan kamar dan barang-barangnya. Kamar yang semula berdebu kini bersih mengkilap. Karena kelelahan George pun ketiduran.
Pada waktu malam George terbangun, sebuah suara erangan terdengar sangat keras. Entah dari mana suara itu hingga mengganggu tidurnya. George melihat beberapa pakaian yang belum dia rapihkan lalu bangkit dari tidurnya melangkah mendekati barang-barangnya. Mengambil beberapa pakaian yang akan dia susun.
George mencari benda kayu yang memiliki dua pintu yang bisa menampung semua pakaiannya. Namun, George hanya menemukan satu pintu saja. Dia pikir itulah lemari.
"Lemari ini terlihat berbeda. Memang di ruangan ini semua berbeda." George mulai membuka kopernya, mengambil satu persatu pakaiannya.
Namun, aneh. George tidak menemukan gantungan atau semacamnya. Lemari itu kosong dan luas, bahkan terdapat sebuah tangga yang menurun ke ruang bawah tanah.
"Apa ini? Sebuah ruangan?" George merasa heran.
George memasuki ruangan itu dengan mengandalkan cahaya batrai menerangi jalannya. Ruangan itu begitu panjang dan luas, seperti sebuah terowongan bawah tanah. Bahkan George sudah berjalan 2km masih tidak menemukan apa pun.
Hingga sebuah cahaya muncul. George menatap takjub dunia yang baru saja dia lihat. Tiba-tiba saja George berada di tempat yang asing.
"Apa ini sebuah kerajaan? Kerajaan bawah tanah? Aku tidak percaya ini."
Mungkin tidak hanya George, siapa pun pasti tidak akan percaya. Ada sebuah kerajaan tersembunyi di ruang bawah tanah.
George menatap takjub kerajaan itu, hingga George berkeliling menyusuri tempat itu. Tanaman yang hijau, benteng-benteng yang tinggi serta para prajurit berbaju besi dia lihat semuanya.
George menikmati tempat itu hingga tidak sadar sudah jalan sangat jauh, dan pakaian yang dia kenakan sudah berubah memakai pakaian seperti seorang pemburu.
"Aku harus memberi tahu adikku dia harus melihat ini. Tapi …." George kebingungan dimana letak pintu ruang bawah tanah itu. Dia baru menyadari jika sudah jalan begitu jauh.
Namun, George tidak menyerah dia terus mencari pintu itu. Hingga ke atas bukit.
"Dimana pintu itu kenapa aku bisa lupa. Sebentar aku ingat-ingat lagi. Rumput, pohon, bukit. Ah … aku ingat. Sebuah pohon di atas bukit aku keluar dari sana dan melihat kerajaan ini di atas sana. Bukit, aku harus mencari bukit."
George kembali melangkah mencari bukit, peluh keringat membasahi tubuhnya. Berjalan menyusuri bukit sangat melelahkan. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon yang membawanya kemari.
"Akhirnya aku menemukannya."
George segera mendekat ke arah pohon. Namun, dia merasa aneh tidak ada pintu atau lubang yang bisa dia terobos. Pohon itu terlihat seperti pohon biasa tapi George yakin terdapat sebuah jalan menuju ke dunianya.
"Apa ini kenapa tidak ada lubang di sini. Apa aku salah? Tidak-tidak, aku yakin ini pohonnya tidak ada pohon lagi di sini. Tapi dimana pintu itu." George semakin frustasi karena tidak bisa kembali.
"Aish … kenapa aku bisa melupakan pintu itu. Dan apa ini … kenapa dengan pakaianku?" George menatap heran dengan pakaian yang dia kenakan.
Tiba-tiba, sebuah api menyembur membakar kerajaan. Bangunan dan tembok-tembok tinggi mulai berjatuhan. Dalam sekejap kerajaan hancur George yang melihat itu tercengang juga merasa takut.
"Ada apa ini?"
Aargh … sebuah erangan mengejutkannya. George melangkah mundur, bahkan kedua kakinya gemetar ketika sebuah monster melintas di depannya.
"Apa itu? M-monster."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Sena Fiana
😃😃😄
2023-09-08
0