Sementara itu Ivy kini tengah sibuk bekerja di Butik. Dia bekerja sebagai asisten nona Serena di sana. Dan kini dia di minta untuk menemani Serena pergi ke mall.
Di mall
Ivy hanya bisa pasrah mengikuti langkah nona Serena. Gadis itu kini berada tepat di toko pakaian wanita, Serena tampak asyik memilik dress di sana. Ivy sendiri mengedarkan pandangannya, matanya memicing melihat sosok Shaka yang mengobrol dengan Venia dan nyonya Amira.
Dia berbalik, dia meminta izin pada Serena. Lalu Ivy menghampiri Shaka yang tengah mengobrol dengan Venia.
"Ehem, asyik banget ya ngobrolnya. " sindir Ivy pada Shaka. Shaka menoleh, terkejut melihat keberadaan kekasihnya.
Ivy sendiri menyapa Venia dan nyonya Amira. Lalu gadis itu kembali menemui Serena.
Setelah kepergian Venia dan mertua wanita itu, Shaka langsung menyusul kekasihnya.
Pria itu berhasil mencekal tangan Ivy namun di tepis pria itu. Gadis itu meminta Serena pergi duluan, dia menoleh kearah Shaka dengan tatapan datar nya.
"Aku tadi hanya mengobrol dengan Venia dan mertuanya. " ujar Shaka dengan jujur.
"Kayaknya kita putus aja deh kak, aku enggak akan marah marah lagi mengenai urusan kakak apapun itu. " ungkap Ivy dengan tatapan serius.
Shaka pun membulatkan mata mendengar pernyataan kekasihnya barusan. Dia mencoba menggenggam tangan Ivy namun gadis itu menolaknya.
"Terserah kak Shaka mau melakukan apa saja asalkan enggak merebut istri orang " cetus Ivy. Setelah mengatakan hal itu Ivy langsung pergi begitu saja.
Shaka menatap nanar kepergian mantan kekasihnya itu.
Ivy telah kembali ke butik. Dia harus fokus pada pekerjaannya, gadis itu tak ingin kehilangan pekerjaan seperti kemarin. Ivy sempat di pecat dari perusahaan hanya karena masalah salah paham.
"Aku memang bodoh, berharap pada pria yang masih mencintai wanita lain. " gumam Ivy dengan tatapan sendunya. Dan sekarang dia benar benar akan melepaskan Shaka sepenuhnya.
"Hei Vy, kenapa kamu
melamun? " tanya Serena pada asistennya.
"Aku enggak papa nona. " ujar Ivy sambil tersenyum. Serena pun mengangguk percaya. Ivy pun langsung pamit untuk mengecek pakaian. Gadis itu merapikan pakaian yang berserakan di meja kemudian menggantung nya. Selain itu Ivy juga memastikan tak ada baju dan lainnya yang hilang.
Dering ponselnya menyita perhatian gadis itu. Ivy langsung mengambilnya dari dalam tas miliknya. Dia mendesah pelan mendapati mantan kekasihnya menghubungi dirinya. Namun dia memilih menekan tombol merah lalu menyimpannya kembali ke dalam tas.
"Ini yang terbaik untuk kita kak Shaka. " gumam Ivy.
Tepat pukul sepuluh siang Serena membawakan makan siang untuk sang asisten. Dia sangat paham bagaimana sifat keras kepala yang di miliki Ivy.
"Ayo makan dulu Vy, kamu harus jaga kesehatan lho. " ujar Serena dengan tegas.
"Nona harusnya tak perlu repot repot, aku bisa membelinya sendiri. " ujar Ivy tak enak hati.
"Nungguin kamu beli makanan bisa bisa ayam berubah menjadi beranak esoknya. " dengusnya. Ivy hanya terkikik geli mendengar perumpamaan yang di ucapkan Serena. Keduanya duduk di kursi masing masing, mereka makan siang bersama sambil mengobrol.
Ehem
Seorang pria datang, Serena dan Ivy langsung menoleh. Serena langsung bangkit dan memeluk kakaknya sekilas. Gadis itu langsung mengenalkan sang kakak pada Ivy.
"Trevor Evander Wayne. " ucap pria itu.
"Mazaya Silvia panggil saja Ivy. " jawab Ivy singkat. Ivy berniat pergi namun Serena melarangnya. Gadis itu meminta Ivy untuk menemani Trevor. Mau tak mau Ivy menuruti keinginan Serena. Keduanya langsung ke luar dari butik, masuk ke dalam mobil Trevor.
Keduanya mengobrol ringan meski Ivy masih canggung terhadap Trevor. Pria itu langsung melajukan roda empatnya dengan kecepatan sedang menuju ke danau.
"Apa kau sudah punya kekasih? " tanya Trevor.
"Baru putus tadi. " jawab Ivy dengan lesu. Trevor langsung meliriknya, terlihat jelas jika Ivy tampak patah hati saat ini. Terdengar suara helaan nafas berat, tangan Trevor mengacak rambut Ivy.
"Rasanya sakit saat orang kita cintai masih mencintai wanita lain. Selama satu bulan ini aku berusaha menjalani hubungan dengan dia namun tak membuat pria itu membuka hatinya untukku." gumam Ivy.
Ivy memilih menyerah kali ini, benar benar menyerah. Rasanya percuma mengejar seseorang yang masih terbelenggu dengan cinta lamanya. Trevor sendiri merasa kasihan dengan Ivy. Gadis itu hanya bisa menangis dalam diam.
"Kau cukup berusaha melupakan saja dia. Aku tahu pasti sulit untukmu, lambat laun kau akan terbiasa tanpa nya. " ucap Trevor dengan bijak.
Trevor langsung bangkit, dia pergi sebentar. Ivy sendiri mengerutkan kening, hingga tak lama pria itu kembali dengan membawa es krim di tangannya.
"Makan saja ini, siapa tahu suasana hatimu membaik. " seru Trevor. Ivy menerimanya, gadis itu langsung memakan es krim nya.
Ivy merasa cukup lega setelah menghabiskan es krimnya. Apa yang di katakan Trevor ada benarnya, suasana hatinya kini mulai membaik. Dan mereka kembali mengobrol dengan santai.
Pria itu mulai menceritakan kesehariannya bersama Serena, adik kandungnya. Ivy tertawa mendengar pengakuan Trevor mengenai Serena yang banyak bicara.
"Nona Serena cukup perhatian dengan anda Tuan Trevor! "
"Ya aku akui itu, meski begitu aku sangat menyayangi adik bawelku itu. " kekeh Trevor. Ivy hanya tersenyum geli mendengar ucapan Trevor barusan.
Satu jam berlalu mereka kembali ke mobil. Trevor mengantarkan Ivy kembali ke butik. Sepanjang perjalanan keduanya mulai akrab. Ivy merasa Trevor, teman yang sefrekuensi dengannya.
Dia beruntung bisa mengenal Trevor dan Serena, adik pria itu.
Saat hendak pulang, Ivy pun membelikan buah untuk sang bunda tercinta. Dia di antar Serena hingga sampai di rumahnya.
Tiba di sana Ivy langsung mengenalkan Serena pada sang bunda.
"Bunda, kenalkan ini atasan aku di butik namanya nona Serena. " ujar Ivy.
"Panggil saja Serena, bunda. " sahut Serena sambil tersenyum.
"Baiklah nak, ayo duduk sebentar sambil mengobrol. " Bunda langsung menyuruhnya duduk dan mengobrol di ruang tamu. Paruh baya itu kembali dari dapur dan membawakan minuman dan camilan untuk Serena dan sang anak.
Bunda begitu berterimakasih atas kebaikan Serena pada putrinya. Gadis itu menanggapinya dengan senyuman. Ivy kembali setelah berganti pakaian, dia bergabung bersama sang bunda.
"Oh ya Bunda, aku mau buat Ivy dekat dengan kak Trevor menurut bunda gimana? " ceplos Serena. Ivy melotot, dia berusaha melarang Serena untuk tak bicara sembarangan.
Bunda menanggapinya dengan hangat. Dia merasa semuanya dia serahkan pada Ivy nya sendiri. Ivy tentu saja merasa malu dengan pertanyaan Serena barusan. Wanita paruh baya itu menanyakan perihal hubungan putrinya dengan Shaka.
"Aku dan kak Shaka telah putus Bun. Dia ternyata belum bisa move on dari wanita yang dia cinta. " ungkap Ivy dengan jujur. Bunda merasa ikut bersedih mendengar pernyataan putrinya. Serena sendiri terkejut mendengar jika Ivy baru saja patah hati.
"Maafin aku Vy! "
"Enggak papa Nona. " jawabnya sambil tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
★彡 Ϙυҽҽɳ_ѕєηʝα 彡★
Aku hadir
2023-06-03
0