Saras mengajak Sergio ke hotel. Wanita itu mengambilkan minuman untuk sang kekasih. Pria itu langsung meminumnya tanpa merasakan curiga.
Hah beberapa menit berlalu tubuhnya mulai merasakan panas. Pria itu menatap tajam kearah Saras yang tampak tersenyum. Dia langsung bangkit, Sergio menepis sentuhan Saras di tubuhnya.
"Ayolah Gio kita habiskan waktu berdua malam ini. " ujar Saras.
"Lepas Saras. " Sergio mendorongnya dengan keras hingga terjungkal ke atas lantai. Sergio ke luar dari sana sambil mengumpat. Pria itu masuk ke mobil dan meminta sopir mengantarnya pulang. Dia merutuki kelakuan Saras yang berani memberinya perangsang.
Skip
Di mansion
Sergio berjalan dengan cepat menuju ke kamarnya. Pria itu melihat sang istri yang hendak masuk ke dalam kamar. Sergio langsung menariknya, membawa Venia ke dalam kamar miliknya.
Umh
Pria itu mencium Venia dengan brutal. Gadis itu tampak terkejut dengan sikap suaminya saat ini. Dia berusaha melepaskan diri dan berhasil. "Apa yang kau lakukan mas! " geram Venia kesal.
"Tolong aku Vee, Saras memberiku minuman perangsang. " ucap Sergio dengan tatapan penuh gairah. Venia terkejut mendengar pengakuan suaminya, diapun tersenyum sinis.
"Ini urusanmu bukan urusanku, minggir kau. " Venia berusaha menyingkir namun Sergio tak membiarkannya. Pria itu membantingnya ke atas ranjang. Dia mulai melepaskan pakaiannya satu persatu begitu juga dengan pakaian sang istri.
Venia tentu saja berontak dalam kungkungan sang suami. Namun tenaga Sergio jauh lebih kuat daripada dirinya.
Dan malam ini menjadi malam panjang untuk keduanya. Sergio berhasil mendapatkan haknya sebagai suami istri. Pria itu terus menggempur istrinya hingga pagi.
Esok harinya cahaya mulai meninggal. Jam menunjukkan waktu pukul sembilan pagi. Sergio dan istrinya terlambat bangun. Venia merasakan sekujur tubuhnya terasa remuk. Sergio ikut membuka mata mendengar suara ringisan dari sampingnya. Dia menoleh dan mendapati istrinya berada dalam dekapan. Tubuh keduanya hanya terbalut dalam selimut.
Venia berhasil duduk sambil mengeratkan selimutnya. Sepasang lengan memeluknya dari belakang. Pria itu meminta maaf atas kejadian semalam.
"Bukankah ini keinginanmu Tuan Sergio. Lebih cepat lebih baik jika aku hamil setelah itu aku akan menyerahkan bayinya padamu. Dengan begitu aku bisa segera bebas nantinya. " gumam Venia tanpa menoleh kebelakang.
Deg
Sergio terdiam mendengar pernyataan istrinya barusan. Pria itu justru mengeratkan pelukannya pada perut Venia. Dia menarik istrinya hingga kembali terlentang di atas ranjang.
Cup Sergio memagut bibir wanitanya dengan lembut. Venia hanya diam saja, dia menutup rapat bibirnya namun Sergio begitu pintar. Wanita cantik itu membiarkan suaminya memperdalam ciuman mereka berdua.
Pria tampan itu menyibak selimutnya, menggendong istrinya menuju ke kamar mandi. Setelah memberikan aromatherapy dan air hangat. Keduanya masuk ke dalam jakuzi, Venia bersandar di tubuh suaminya.
"Kau milikku Vee, aku tak akan pernah membiarkan kamu kabur bersama pria lain. " bisik Sergio lalu menciumi leher jenjang istrinya. Tangan nakal pria itu memainkan dua pepaya gantung sang istri.
Venia berbalik, duduk di pangkuan sang suami. Dan mereka kembali berbagi peluh di dalam sana. Satu jam berlalu keduanya baru ke luar dan segera berpakaian. Wanita cantik itu mengganti sprei dengan yang baru.
"Sst. " Venia hampir kehilangan keseimbangan namun di tahan oleh Sergio. Pria itu langsung menggendong istrinya, membawanya ke luar dan turun ke bawah. Dia menurunkan istrinya di dekat meja makan. Keduanya sarapan bersama dengan suasana tenang.
Selesai sarapan, Venia pergi ke ruang tamu diikuti Sergio. Wanita itu mengistirahatkan dirinya di sana, tubuhnya masih terasa lelah. Setelah semalaman di gempur oleh Sergio dan pagi ini dia kembali melayani sang suami.
Pria tampan itu mengangkat istrinya membawamu ke pangkuannya. Venia tentu saja terkejut, dia duduk miring dalam pelukan suaminya dari samping.
"Tidurlah kalau kamu masih mengantuk sayang! "
Sergio menggendongnya lalu membawanya ke Gazebo. Di sana dia menekan tombol di samping, membuat tirai menutupi mereka dari luar. Pria itu membaringkan istrinya, dia berada di sebelah kanan.
Tak lama terdengar suara dengkuran halus dari bibir Venia. Sergio sendiri justru melepaskan pakaian istrinya agar nyaman, menyisakan pakaian tipis. Dia justru asyik menyentuh tubuh sang istri dengan senyuman tipisnya.
Pria itu kini melepaskan kemejanya, membiarkan dirinya bertelanjang dada. Tak lama dia menguap dan tertidur sambil memeluk sang istri.
Skip
Terbangun dari tidurnya, Venia terkejut melihat penampilan dirinya. Wanita cantik itu menatap jengkel kearah sang suami.
"Mas Gio. " pekik Venia membuat Sergio ikut terbangun. Sergio justru menariknya ke dalam dekapan.
"Sudahlah jangan marah marah, lagipula hanya aku yang berhak melihat penampilanmu saat ini. " ujar Sergio dengan santai. Venia hanya berdecak pelan, dia pun bersandar di dada bidang suaminya. Wanita itu menoleh kearah sang suami, menatap lekat wajah tampan di depannya ini.
"Setelah aku nanti di nyatakan hamil dan melahirkan kelak, kau harus menepati janjimu mas. " ujar Venia.
"Yeah aku berjanji. " jawabnya dengan sungguh sungguh. Venia menghela nafas lega mendengar janji yang terucap dari bibir suaminya.
Wanita itu segera memakai kembali dresnya. Sergio menarik tombolnya hingga dengan mudah tirai tersibak dengan otomatis. Venia memilih duduk menjaga jarak dari suaminya itu. Sergio sendiri menghela nafas berat, dia paham jika istrinya berusaha menghindar darinya.
"Aku masuk duluan. " Venia langsung bangkit, pergi meninggalkan suaminya. Wanita itu langsung naik ke lantai dua, menuju ke kamarnya. Sergio tentu saja menyusul istrinya sambil memakai kembali kemejanya.
Setelah siap mereka langsung ke luar dan masuk ke dalam mobil. Sergio melajukan roda empatnya menuju kediaman Dawson. Sepanjang perjalanan tak ada obrolan di antara kedua pasangan.
Skip
Di Mansion Dawson
Pasutri itu lantas masuk ke dalam, segera menemui mommy Kinara dan Daddy Rama. Nyonya Kinara memeluk sang anak, melepaskan rasa rindunya pada Venia. Wanita paruh baya itu juga mengatakan tentang Winna, putri sulungnya.
"Jadi Winna menikah dengan kekasihnya? " tanya Venia sambil tersenyum kecut.
"Iya nak. " jawab mommy Kinara dengan raut khawatirnya. Paruh baya itu memperhatikan perubahan ekspresi putri sulungnya ini
Venis hanya bisa mengepalkan tangannya. Semuanya telah terjadi, mungkin ini garis takdir yang Tuhan tentukan. Sergio paham apa yang tengah di rasakan istrinya saat ini. Wanitanya ini begitu menginginkan kebebasan. Hanya saja dia akan bersikap egois kali ini.
"Maafin aku Vee. " batin Sergio dalam hati. Pria itu memilih mengobrol dengan daddy mertuanya.
Mommy Kinara mengajak sang anak pergi ke taman dan Venia kali ini menurutinya. Di sana mereka bisa mengobrol dengan sangat leluasa.Venia sendiri sikap nya lebih cair dan lembut pada sang ibu. Toh dia tak bisa merubah keadaan jika memusuhi orang tuanya lama lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Author_Ay
ayo ramaikan
2023-05-12
1