Esok harinya seorang pria datang ke mansion milik Sergio. Sarapan kali ini suasana tampak tegang dan panas.
"Kenapa kamu menikah tak mengundang aku Gio? " tanya seorang pria yang bernama Gerald.
"Bagiku kau bukan siapa siapa Gerald! " Sergio menunjukkan wajah dinginnya pada saudara tirinya itu.
Gerald terkekeh pelan, dia merasa saudaranya ini begitu kaku menurutnya. Diapun menoleh kearah Venia dan menyapa gadis yang menjadi iparnya itu.
"Selamat pagi nona manis? " sapa Gerald dengan senyuman menawannya.
"Ya. " Venia menjawabnya pendek. Gadis itu fokus pada makanannya begitu juga dengan Sergio. Gerald berdecak pelan, dirinya di abaikan pasangan suami istri di depannya ini.
Lima belas menit berlalu, ketiganya pindah ke ruang tamu. Sergio dengan wajah datar nya menatap jengah kearah Gerald. Gerald sendiri memperhatikan sekelilingnya dengan takjub.
"Pantas saja wanita tua itu meninggalkan aku dan mendiang papi. Pasti dia sudah mendapatkan kemewahan seperti ini dari ayahmu? " ujar Gerald dengan senyuman sinisnya.
"Kalau kau merindukan mommy Amira, datang aja ke mansion Daddy. Aku tak ada urusan denganmu brengshake! "
"Mas sudahlah sebaiknya kita berangkat sekarang. " sahut Venia pada sang suami. Koper mereka sudah berada di dalam bagasi mobil.
Sergio lekas bangkit, dia langsung merangkul istrinya dan mengajaknya ke luar. Gerald tentu saja mengikutinya hingga ke luar.
Pria itu mencekal lengan Venia yang di tepis keras gadis itu. Gadis itu menoleh dengan tatapan tajam nya menghunus kearah Gerald.
"Jangan sembarangan menyentuh ku. Berfikir lah ulang sebelum aku mematahkan tangan dan wajahmu yang rata rata itu. " hardik Venia.
"Slow saja nona, aku hanya ingin berkenalan dengan kamu. "
Venia langsung masuk ke dalam mobil. Dia tak mempedulikan ocehan pria gila di hadapannya saat ini. Sergio sendiri menghela nafas berat, dia langsung menyusul masuk ke mobil.
Mobil melesat meninggalkan mansion Sergio. Gerald menatap kepergian Sergio dan Venia dengan tatapan sulit di artikan. Dia kerasa Venia gadis yang berbeda dari yang lainnya.
"Cih. " Gerald masuk ke mobil nya dan melesat pergi. Kini tujuannya pergi ke rumah keluarga Cullen.
Sampai di sana dia langsung turun dan masuk ke dalam begitu saja. Gerald memperhatikan mansion megah milik sang ibu yang kejam itu. "Pas seperti yang aku pikirkan. " gumam Gerald.
"Ehem mencari siapa? " tanya Tuan Daffa. Gerald menoleh, dia menghampiri pria paruh baya seusai mendiang sang papi.
"Saya Gerald Aditama. " ungkapnya membuat tuan Daffa terkejut. Nyonya Amira turun ke bawah dan menghampiri sang suami.
"Dad siapa yang bertamu? " tanya nyonya Amira.
Gerald langsung menghampiri dan menyapa wanita yang melahirkan dirinya itu. Nyonya Amira tentu saja terkejut melihat putra pertamanya. Pria itu langsung duduk di sofa di ikuti nyonya Amira dan sang suami.
"Gerald? "
"Ya ini aku. Anak yang kau tinggalkan hanya demi harta pria lain. " ujar Gerald dengan sinis. Nyonya Amira terdiam, dia merasa bersalah pada putra sulungnya ini.
"Sekarang tujuanmu untuk apa datang ke mari Gerald? " tanya Nyonya Amira pada sang anak.
"Aku ingin tinggal di sini, aku juga berhak menikmati kemewahan yang anda rasakan nyonya Amira eh mommy. " ungkap Gerald dengan seringai miringnya.
Wanita paruh baya itu langsung menoleh, meminta pendapat tuan Daffa suaminya. Tuan Daffa merasa geram akan kelakuan istrinya. Dia berusaha tenang menghadapi putra sambungnya ini.
"Kau boleh tinggal di sini Gerald, lagipula Sergio telah menikah dan hidup bahagia dengan istrinya. " ungkap Tuan Daffa sambil tersenyum.
"Aku cukup senang dengan kemurahan hati Daddy. Akankah Daddy juga mengizinkan aku untuk merebut wanita yang menjadi istri adikku? " tanya Gerald
Mommy dan Daddy membulatkan mata mendengar pernyataan gila Gerald barusan.
"Hentikan bicara kamu Gerald. " bentak nyonya Amira pada sang anak. Melihat bagaimana ibunya membela Sergio, membuat dirinya tersenyum sinis. Wanita itu menyuruhnya tinggal bukan untuk membuat kekacauan.
Tuan Daffa menghela nafas panjang, dia berusaha menekan amarahnya menghadapi putra tirinya. Dering ponselnya membuat perhatian nya teralihkan.
Pria paruh baya itu mengambil ponselnya lalu membuka pesan yang masuk. Bibirnya melengkung membentuk senyuman, Daddy menyimpan kembali ponselnya dalam saku celana.
"Putra dan menantuku telah sampai di negara untuk honeymoon. " ungkapnya dengan senyuman lebarnya.
"Daddy, kenapa Daddy membiarkannya? " pekik mommy Amira dengan kesal.
"Terserah aku, Sergio putra kandungku dan kamu tak berhak melarangnya dia pergi dengan siapapun. " tegas Tuan Daffa pada sang istri. Nyonya Amira hanya mampu mengumpat dalam hatinya.
Tuan Daffa memilih membaca koran mengabaikan pasangan ibu dan anak di depannya ini. Gerald berdecak pelan, dia langsung bangkit dan pergi ke kamar atas. Dia hendak memasuki kamar Sergio namun di kunci. Gerald memilih kamar lain di dalamnya lalu masuk.
Huh
Gerald pergi ke balkon. Dia berdiri di depan pembatas sambil mengeratkan pegangannya. Pikirannya melayang pada sosok yang menolak kehadirannya.
Dia langsung mengambil ponselnya kemudian mencari informasi mengenai istri dari Sergio.
"Luvenia Leonora. " gumam Gerald dengan seringai miringnya. Dia merasa kagum dengan sosok gadis itu yang tak tergoda dengan pesona yang dia miliki.
"Bagaimana kalau aku merebutmu dari Sergio, Venia? " ucap Gerald berandai andai. Pria itu memang ingin merebut apapun yang adiknya miliki. Dia sengaja menyimpan salah satu foto Venia ke dalam galeri lalu memasukkan ponselnya dalam saku.
Gerald tampak kesal baru mendapati kenyataan jika Sergio dan Venia pergi honeymoon. Sial dia merasa kecolongan, namun dia tak akan tinggal diam begitu saja. Sergio harus merasakan penderitaan yang dia rasakan selama ini.
Dia berusaha menghubungi nomor adiknya itu. Ternyata nomor Sergio telah di non aktifkan, hal itu membuat Gerald jengkel dan emosi.
"Sepertinya aku perlu memaksa Daddy Daffa agar mau bercerita di mana negara yang di kunjungi Sergio. " gumam Gerald. Lagi lagi terdengar suara helaan nafas berat, Gerald berbalik dan pergi ke kamar mandi.
Selesai mandi dia menghubungi asisten untuk datang membawakan dirinya pakaian. Setelah menaruh ponselnya Gerald mengambil pakaian yang di antarkan pelayan. Dia langsung memakai kaos dan celana panjang nya.
Gerald menjatuhkan dirinya di atas ranjang. Dia merasa rencana awalnya berjalan mulus kali ini. Tentu saja Gerald tak akan membiarkan sang mommy hidup tenang dengan suami barunya itu.
Tok
Tok
"Gerald, mommy ingin bicara dengan kamu nak? " ujar Mommy Amira dengan halus.
"Nanti saja aku mengantuk! " Gerald lagi malas jika harus berbicara dengan wanita itu.
Di luar pintu mommy Amira tampak kesal dengan sikap sang anak. Dia terus berusaha membujuk Gerald agar ke luar dari kamar namun hanya sia sia. Dia memilih pergi dari sana dan turun ke bawah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Iffah Olivia
jgn sampai ada yg misahi venia ma Sergio thor
2023-05-08
1