Siangnya Saras menemui orang tua Sergio di kediaman Cullen. Wanita itu mengadu atas perilaku Venia terhadapnya.
"Gadis itu benar benar bar bar dan urakan, tak layak menjadi anggota keluarga Cullen. " geram nyonya Amira.
"Tak layak mana mom, bar bar tapi istri sah atau munafik berkedok sopan tapi pelakor. " sahut Tuan Daffa pada istrinya.
Saras merasa tertampar dengan ucapan calon mertuanya barusan. Nyonya Amira melirik kearah suaminya dengan tatapan tajam. Tuan Daffa tentu saja tak peduli dengan tatapan sang istri.
"Ingat Mom, mommy juga perlu sadar diri atas status mommy yang sebenarnya pada Sergio putraku! "
Deg
Nyonya Amira kehilangan kata kata. Wanita paruh baya itu merasa sakit hati setiap kali sang suami mengingatkan status nya yang sesungguhnya pada putra mereka Sergio. Tuan Daffa mendengus geli, melihat keterbungkaman dua wanita di hadapannya saat ini.
Wanita paruh baya itu langsung bangkit, pergi meninggalkan ruang tamu menuju ke kamarnya. Sepeninggal sang istri, Tuan Daffa menatap wanita yang menjadi kekasih putranya.
"Setidaknya menantuku tak gila harta sepertimu Saras. Sebaiknya kau pulang saja, jangan saya kira saya tak tahu jika kedatanganmu hanya ingin memprovokasi istriku! " tegas Tuan Daffa.
Saras tentu saja kesal, dia langsung pergi begitu saja tanpa pamit. Tuan Daffa hanya bisa menggeleng melihat kelakuan Saras. Dia sepertinya perlu memeriksakan mata sang anak.
Huh
Tuan Daffa kembali menghela nafas berat. Dia mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi putranya itu. Sepertinya dia perlu berbicara dengan Sergio mengenai Saras.
Sementara Sergio kini kembali memperhatikan istrinya. Wajah Venia tampak kusut sekali, dia berusaha untuk ke luar sendirian namun Sergio tak membiarkan dirinya tenang sejenak.
Venia menoleh kearahnya dengan tatapan sinis seperti biasa. Dia telah melupakan ciuman mereka beberapa jam lalu. "Kau tak ingin menghampiri kekasihmu Gio, kamu enggak takut kalau Saras berpikir pendek dengan melompat dari balkon kamar misalnya? " ceplos Venia asal.
"Sepertinya bibir nakalmu itu perlu aku hukum hm? " Alis Sergio terangkat naik, menatap kearah Venia.
Venia membulatkan mata, dia buru buru menutup bibirnya dengan kedua tangan. Sergio terkekeh pelan, dia sangat suka menggoda istri galak nya ini. Gadis itu nerutuki kebodohannya, dia tak ingin di cium lagi seperti tadi.
Ehem
Setelah tenang Venia menurunkan tangannya, dia kembali membuka majalahnya dengan santai. Sergio sendiri mengamati istrinya dari jarak dekat.
"Kau mengenal pria bernama Shaka Brawijaya? " tanya Sergio to the point.
Venia terdiam, dia menoleh dengan cepat kearah suaminya. Gadis itu menatapnya heran, dari mana suaminya tahu mengenai Shaka begitu pikirnya. Terlintas ada ide licik dalam kepalanya untuk membalas Sergio.
"Aku memang mengenalnya Tuan Gio, ya bisa di katakan Shaka itu calon suamiku yang tertunda. " ungkapnya secara gamblang.
"Secara tak langsung setelah perceraian aku denganmu nanti aku akan menikah dengannya." ujar Venia sambil tersenyum manis. Sergio langsung bangkit, duduk di sebelahnya lalu menarik Venia ke pangkuan.
"Kyaa apa yang kau lakukan. " sungut Venia kesal. Pria tampan itu langsung memagut bibir istrinya yang nakal agar berhenti berbicara.
Mereka kembali berciuman untuk kedua kalinya. Venia hanya mampu mengumpat dalam hatinya. Dia terpaksa membalas ciuman suaminya kala tangan Sergio berada di bokongnya.
Hah
Venia menghirup oksigen sebanyaknya setelah ciuman nya terlepas. Dia tak habis pikir dengan suaminya yang suka menciumnya seperti ini.
"Kau sudah menciumku sebanyak dua kali, kau harus membayarku dua ratus juta. " cetus Venia.
"Hm. " Sergio mengeluarkan ponselnya, dia langsung menanyakan perihal rekening Venia yang di jawab gadis itu.
"Sudah! "
Venia membulatkan mata, dia mengambil ponselnya lalu memeriksanya langsung. Dan benar saja sejumlah uang yang di sebutkannya masuk ke dalam rekening miliknya.
Dia menaruh ponsel di atas meja. Sergio tergelak melihat ekspresi konyol yang di tunjukkan istrinya saat ini. Venia segera mengubah ekspresinya, gadis itu masih kesal.
"Vee sayang, menurutmu satu ciuman seharga seratus juta? " tanya Sergio memastikan.
"Iya. " jawabnya singkat.
"Kenapa tidak lima ratus juta atau satu milyar? " tanyanya lagi.
"Ih aku bukan wanita murahan. " sambar nya dengan cepat. Sergio hanya terkekeh pelan melihat sikap galak istrinya. Siapapun juga tahu jika Venia bukanlah gadis rendahan seperti wanita di club.
Sergio POV
Ternyata tidak sia sia aku menerima pernikahan dengan si gadis galak ini. Kucing liarku ini begitu unik dan menggemaskan. Tapi Venia selalu berusaha melepaskan ikatan pernikahan ini. Tentu saja aku tak akan membiarkan dia kabur dengan pria lain. Lagipula hanya dia yang akan menjadi istriku satu satunya. Aku harus memikirkan cara untuk membuatnya takluk padaku.
Sergio POV end.
"Kenapa kamu melamun? " tanya Venia sambil mencubit hidung mancung suaminya.
"Aduh sakit Vee. Belum apa apa kau sudah melakukan kdrt. " protes Sergio. Venia merotasi bola matanya malas, dia tak suka dengan kalimat terakhir suaminya.
Suasana kini menjadi sunyi. Venia larut dalam pemikirannya sendiri. Entah apa yang gadis itu pikirkan saat ini. Terdengar suara helaan nafas berat ke luar dari bibirnya. Sergio sendiri dengan santai memperhatikannya dalam diam.
"Kenapa kamu mau menikah dengan Winna eh aku, bukankah kamu sudah memiliki kekasih? " tanya Venia penasaran.
"Panggil aku mas dulu setelah itu aku baru akan menjawabnya. " pinta Sergio sambil tersenyum.
"Ck ribet, oke mas Gio! "
Sergio tersenyum puas, dia pun memberikan alasannya yang tentu saja ketidak setujuan daddy Daffa. Venia tersenyum remeh kearah suaminya ini.
"Lagian kamu mencari calon istri wujudnya mak lampir kayak gitu, pastinya enggak di setujuilah. " ujarnya sambil tertawa.
Sergio mendengus pelan, manik hitamnya tak berhenti memperhatikan Venia yang tengah tertawa. Seringai terbit di sudut bibirnya, dia sangat suka melihat istrinya yang tertawa seperti saat ini.
Venia turun dari pangkuan Sergio, dia mengambil tempat di sisi sebelahnya. Keduanya kali ini mengobrol dengan tenang, tanpa perdebatan seperti biasa. Sergio meraih tangan sang istri, menggenggamnya dengan erat.
Gadis itu menoleh ke samping, sepertinya ada yang ingin suaminya katakan padanya.
"I want you by my side. " ucap Sergio dengan sungguh sungguh.
"If I don't want it? "
(Jika aku tidak menginginkannya?)
"I will do everything I can to make you stay by my side. " jawab Sergio dengan tegas
(Aku akan melakukan segala cara untuk membuat kamu tetap tinggal di sisiku.)
"Get you pregnant! "
Deg
Venia membulatkan mata mendengar kalimat terakhir sang suami. Gadis itu sampai kehilangan kata kata. Sergio sendiri sangat serius dengan apa yang dia sampaikan pada istrinya.
Venia menghela nafas panjang, frustrasi dengan apa yang dia dengar barusan. Sergio membawa tangan istrinya ke depan bibirnya, lalu menciumnya berulang kali. Entah apa yang harus dia katakan sekarang. dirinya sangat yakin akan banyak pihak yang akan menentang hubungan mereka.
"Lalu bagaimana jika ada banyak pihak yang akan memisahkan kita berdua mas? " tanya Venia menatap lurus kearah suaminya.
"Kita hadapi bersama. " tegasnya lagi.
Sergio terus berusaha meyakinkan sang istri. Dia benar benar ingin menghabiskan waktunya bersama Luvenia. Venia hanya diam saja, Sergio langsung memeluknya dengan erat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Rey
Ceritanya suka, bagus.
Saran sedikit ya, Kak. Aku juga masih belajar. Itu tanda petik dua di akhir dialog tidak perlu diberi spasi biar rapi 🤭
Dialog taq seperti ucap, kata, batin, pakai tanda koma. Sekian dan semangat terus menulis.
2023-05-24
0
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
wow bang gio gercep
2023-05-16
0
🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ~ Ꮢнιєz ~
woowww ky nya bg gio udah poling ini lope nih sama c vee🤭
2023-05-06
1