Tepat pukul tiga sore Sergio mengajak istrinya menghadiri sebuah pesta yang di lakukan secara outdoor dan indoor di Pantai dan Hotel. Banyak teman lamanya yang hadir di sana sekaligus bisa melakukan reunian.
Venia mengenakan dress dengan atasan warna hitam, bagian bawahnya berwarna orang kemerahan. Senada dengan warna jas yang di kenakan oleh suaminya saat ini. Gadis itu memeluk lengan Sergio dan berjalan menghampiri mempelai pengantinnya.
"Congrats atas pernikahan kalian Siska, Dave. " ujar Sergio.
"Thanks bro. " jawab pria bernama Dave.
Sergio mengenalkan istrinya pada teman teman kuliahnya dulu. Venia tentu saja gugup, dia berusaha menjaga sikapnya kali ini.
Reiner Thompson terus mencuri pandang kearah istri dari temannya itu. Salah satu teman ada yang menyenggolnya hingga membuatnya menoleh.
"Istrimu sangat cantik, Gio dan kau beruntung mendapatkan
nya. " cetus Reiner dengan senyuman penuh makna.
"Ya Veeku memang sangat
cantik. " ungkap Sergio sambil tersenyum. Venia langsung mencubit pinggang suaminya, dia merasa malu dengan pujian itu.
Venia kini memilih diam, mendengarkan obrolan sang suami bersama teman temannya. Dia pun mencari tempat yang sejuk sambil menikmati pestanya.
Reiner diam diam mendekati nya, sesekali matanya tampak awas kearah sekitarnya. Entah apa yang ingin dibicarakannya pada Reiner.
"Apa kau mencintai Sergio? " tanya Reiner tiba tiba.
"Ya. " jawabnya berbohong. Reiner tentu saja tak percaya begitu saja dengan jawaban Venia.
"Setahu aku, Sergio mencintai seorang wanita bernama Ayumi. Mungkin saja Sergio hanya bermain main denganmu, lebih baik kamu bersama aku aja
Veni. Aku pasti bisa membuat kamu bahagia asalkan kamu mau melayaniku di atas ranjang." tawar Reiner dengan tatapan nakalnya.
Bug
Venia meninju wajah Reiner dengan geram. Terdengar suara umpatan membuat semua orang menoleh kearahnya. Sergio dan teman teman lainnya datang mendekat.
"Ada apa ini? "
"Jaga teman brengshakemu ini untuk menjaga sikap. Sekali lagi berbicara hal tak enak di depanku, aku pastikan tangannya yang akan patah nantinya. " ketus Venia.
Semua orang tentu saja terkejut dengan keberanian yang di miliki Venia. Venia sendiri memilih pergi dari sana dengan wajah jengkelnya. Sergio tentu saja langsung menyusul istrinya setelah melayangkan pukulan pada Reiner.
Pria tampan itu berhasil mencekal tangan istrinya. Venia mendesah pelan kala tubuhnya di balik oleh Sergio.
"Apa yang Reiner katakan padamu? "
"Dia bilang pria itu bisa membahagiakan aku asalkan aku melayaninya di atas ranjang. Memangnya dia pikir siapa. " geram Venia dengan wajah masamnya. Sergio sontak saja mengeraskan rahang mendengar penjelasan istrinya barusan.
"Reiner sialan. " umpatnya emosi. Venia menghela nafas berat, mengajak suaminya pergi ke parkiran. Keduanya langsung masuk ke mobil, melesat jauh meninggalkan pesta.
Sepanjang perjalanan tak ada obrolan apapun di antara keduanya. Venia pun memilih menatap jalanan, dia masih jengkel dengan kejadian tadi.
Sementara Reiner sendiri telah di obati salah satu temannya bernama Dilon. Pria itu hanya berdecak pelan, merasakan sakit di wajahnya.
"Mungkin itu karma atas sikap bastardmu selama ini Reiner. " ceplos Dilon.
"Gadis itu hanya jual mahal saja Lon, aku yakin tak lama lagi Sergio Pasto akan membuangnya. " ketus Reiner percaya diri.
"Seharusnya Venia tak hanya memukul wajahmu namun juga tangan dan anggota tubuhmu yang lain. " dengus Dilon. Reiner meliriknya dengan tatapan tajam nya namun di abaikan Dilon. Setelah selesai mereka kembali bergabung dengan yang lainnya.
Skip
Di Mansion
Venia telah mengganti pakaiannya dengan dress. Gadis itu pergi ke balkon kamarnya. Sergio datang bertelanjang dada, memeluk istrinya dari belakang. Pria itu mengumamkan kata maaf pada sang istri.
Cup
Pria tampan itu menciumi leher sang istri. Venia tentu saja merasakan geli, dia menoleh dan membungkam bibir sang suami dengan tangannya. "Geli om. " ledeknya.
Sergio tentu saja kesal di panggil om oleh Venia. Dia tak merasa menikah dengan bibinya Venia. Melihat wajah masam sang suami membuat Venia tertawa puas.
"Apa kamu belum mencintaiku? " tanya Sergio.
Venia menggeleng dengan jujur. Dia tak bisa memungkiri bagaimana perasaannya sendiri. Sergio pun mendesah kecewa melihat jawaban dari sang istri. Keduanya duduk di sebuah sofa sambil menikmati pemandangan di depan mereka.
"Kau kecewa ya, bagaimana kalau aku carikan gadis lain? " tawar Venia sambil menarik turunkan alisnya. Gadis itu langsung masuk ke dalam, Sergio tentu saja langsung mengejarnya. Dan terjadilah aksi kejar kejaran di dalam kamar.
Sergio berhasil menggendongnya, membawanya ke atas ranjang dan berbaring di sana.
Gadis itu tampak gugup melihat dada bidang sang suami serta perut kotak kotaknya. Sergio terkekeh pelan melihat rona merah di wajah sang istri. Dia semakin suka menjahili Venia, menarik tangan sang istri lalu menaruhnya di perut sixpack.
Pria tampan itu berbaring di sebelahnya. Venia merasa malu berusaha berbalik namun di tahan Sergio.
"Bisakah kita bersikap dingin seperti di awal mas? " pinta Venia dengan wajah seriusnya.
"Kenapa? "
"Aku hanya tak ingin sakit hati, di phpin oleh seorang pria. " ungkap Venia dengan jujur.
"Jangan takut, aku menikahi kamu dengan resmi. Yang artinya hanya kau yang berhak atas diriku begitu pula sebaliknya. " tegas Sergio.
Venia terdiam, Sergio pun menciumnya lagi dan lagi. Dia tak peduli dengan jumlah uang yang akan dia keluarkan hanya demi mencium istrinya. Ciuman pria itu turun ke leher. Sergio mengendus aroma mawar dari leher istrinya.
Gadis itu memeluk sang suami yang menindih tubuhnya. Sergio sendiri justru asyik menciumi leher pun Venia sesekali mengendusnya.
"Kenapa jantungku semakin berdebar kencang saat bersama kamu mas. " batin Venia dalam hati.
Sergio menjauhkan wajahnya, dia mencium kening istrinya cukup lama. Tatapan keduanya bertemu, saling mengunci satu sama lain, Sergio memalingkan wajah lebih dulu. Dia memilih bersandar di kepala ranjang, dengan Venia di atas dadanya.
"Kemarin malam aku bermimpi, bermain dengan dua anak laki laki kembar. Di dalam mimpiku aku tampak bahagia bersama
mereka. Dari jauh kamu tampak membaca buku sambil mengawasi kami Vee! " gumam Sergio dengan seulas senyum di bibirnya.
Venia pun tentu saja tertegun mendengar mimpi yang di bicarakan oleh suaminya. Gadis itu mendongak menatap sang suami dengan lekat.
"Mungkin kamu salah lihat mas, mungkin saja yang bersama kamu itu bukan aku. Lagian mimpi itu cuma bunga tidur. " ucap Venia sambil terkekeh. Sergio sendiri begitu percaya dengan mimpinya. Lagi lagi Venia di buat tak berkutik oleh ucapan sang suami.
"Aku enggak mungkin bilang, jika pernikahan ini mungkin saja hanya bertahan enam bulan nantinya. Bagaimana bisa dirinya memberikan anak untuk sang suami, sementara mereka tak saling cinta? "
Venia mengusap wajahnya dalam diam. Sergio sendiri tampak berharap jika mimpinya kelak akan menjadi kenyataan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Rosee
semangat thooor
2023-05-13
1
Author_Ay
ayok ramaikan!!
2023-05-08
0