Pagi harinya Sergio bangun lebih dulu. Pria itu menghela nafas kasar melihat istrinya yang masih terlelap di sofa. Dia lantas melesat ke kamar mandi tanpa mau membangunkan gadis yang menjadi istrinya.
Selesai mandi dan berganti pakaian, Sergio kini telah rapi mengenakan jasnya. Pria itu langsung ke luar kamar dan turun begitu saja.
Pria itu kini berada di meja makan bersama orang tuanya. Nyonya Amira menatap kearah sang anak yang bertampang dingin.
"Nak, di mana istri kamu? " tanya Mami Amira pada putranya.
"Dia di kamar. " sahut Sergio singkat.
Beberapa menit berlalu Venia baru turun. Gadis itu mengenakan dress dengan rambutnya yang dia kuncir. Dengan santai dia langsung menuju ke meja makan, menyapa kedua mertuanya.
"Matahari sudah meninggi kau baru bangun, apa kau lupa dengan statusmu yang sekarang Venia? " tanya Nyonya Amira menyindir menantunya. Venia merotasi bola matanya mendengar sindiran pedas sang mertua.
"Lupa, lagipula statusku bukan sesuatu yang penting buat aku ingat! "
Nyonya Amira hampir memarahi sang menantu namun Sergio mencegahnya. Dia tak ingin terjadi keributan di pagi hari ini. Sarapan kali ini suasana terasa dingin. Venia tampak santai dan terlihat tak bersalah sama sekali.
Selesai sarapan, Sergio langsung pamit pada orang tuanya. Pria itu melewati istrinya begitu saja, Venia tentu saja tak peduli.
"Sekarang kamu yang bawa piring kotornya ke dapur. " pinta nyonya Amira.
"Bukannya mommy sudah membayar pelayan, suruh saja pelayan yang mengerjakannya. " tolak Venia. Nyonya Amira hanya mampu mengelus dada melihat kelakuan menantunya barusan.
Venia langsung memanggil kan pelayan, meminta membereskan meja makan. Tuan dan Nyonya Cullen memilih pergi dari sana, dia tak tahan menghadapi sikap urakan Venia.
Setelah kepergian mertuanya, Venia bisa merasakan kebebasan. Gadis itu mengumpat pelan, lalu bangkit dan memilih pergi ke ruang tamu. Dia mengotak atik ponselnya yang kini dia genggam.
"Kak Shaka, tolong aku. Kamu cepat dari tahu di mana keberadaan gadis manja itu sekarang juga. " pinta Venia pada pria bernama Shaka itu.
"Maksud kamu Winna? " tanya Shaka memastikan.
"Tentu saja dia, memangnya siapa lagi? " ujarnya ketus yang di tanggapi tawa oleh Shaka. Venia mendengus sebal, Shaka menuruti keinginan Venia. Gadis itu pun langsung menutupnya,
menaruh ponselnya di atas meja.
Di perusahaan Smith
Seorang wanita tengah bergelayut manja di lengan Sergio. Wanita itu Saras Aulia, kekasih dari Sergio sendiri.
"Sayang ayolah, aku masih enggak terima ya kalau kamu menikahi wanita itu Gio! " protes Saras untuk kesekian kali. Sergio langsung menyentak lengan Saras membuat wanita itu terkejut.
"Kamu bisa diam gak sih Saras, bawel banget kamu seperti
Venia. " bentak Sergio kesal.
Saras tentu saja terkejut dengan bentakan dari sang kekasih. Sergio sendiri bangkit, kembali ke kursinya dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Dia pun merasa membuang waktu, hanya demi mendengarkan ocehan Saras. Dia hanya mampu mengumpat dalam hatinya.
Melihat mood sang kekasih yang tampak memburuk membuat Saras bungkam. Wanita itu lantas memilih ke luar sambil membanting pintu nya. Sergio menghela nafas berat, kembali memeriksa berkas laporannya.
Di sisi lain
Saras tampak begitu marah akan sikap Sergi barusan. Gadis itu kini telah sampai di apartemen, Amelia datang berkunjung bersama Dira.
"Hei Ras, kenapa wajah kamu di tekuk kayak gitu harusnya 'kan senang? " tanya Amelia pada temannya.
"Sergio membentakku tadi. " jawab Saras dengan kesal. Dira berusaha menenangkan sahabatnya yang tampak kesal saat ini. Saras bersandar di sofa lalu menaruh tasnya di samping.
Wanita itu mencurahkan kekesalannya pada Amelia dan Dira. Amelia langsung memberikan ide untuk Saras, Saras tentu saja tersenyum miring.
"Ya aku akan menyingkirkan Venia lebih dulu. " gumam Saras dengan seringai licik nya. Dia segera mengambil ponselnya, lalu menghubungi seseorang. Saras meminta salah satu detektif yang dia sewa untuk mengikuti Venia ke mana pun.
Amelia dan Dira saling melirik satu sama lain. Lalu kembali mengobrol dengan Saras lagi. Keduanya tentu saja mau membantu Saras untuk menyingkirkan Venia dengan segala cara.
Saras langsung bangkit, dia pergi ke dapur. Tak lama dia kembali dan menyerahkan kaleng minuman pada kedua sahabatnya. Dia sendiri meneguk wine dengan santai sambil memikirkan cara untuk membuat Venia mundur.
"kita buat Sergio mendepak Venia dari kediaman Cullen, apa di antara kalian punya ide? " tanya Saras menatap kearah Amel dan Dira secara bergantian.
"Ada, sini aku bisikin. " Saras mendekat, Dira langsung membisikkan sesuatu padanya. Amelia tentu saja setuju dengan rencana yang di miliki Dira.
"Oke kita coba. " Saras pun langsung mengambil ponselnya. Dia mengirim foto dirinya bersama Sergio pada Venia. Saras berharap dengan apa yang dia lakukan ini membuat Venia
marah.
Setelah mengirimnya Saras menaruh kembali ponselnya di atas meja. Ketiganya tertawa bersama, tak sabar menunggu reaksi yang di tunjukkan oleh Venia. Sebelumnya Saras telah menyelidiki siapa Venia dan identitas gadis itu.
Dia merasa di atas segalanya dari pada Venia. Saras juga merasa hanya dirinya yang pantas menyandang status sebagai nyonya Sergio Cullen. Wanita itu berulang kali mengumoati Venia, dia merasa Venia telah merenggut posisinya yang seharusnya menjadi miliknya.
Di lain tempat
Venia berdecak pelan melihat foto yang di kirim oleh nomor anonim. Dia kira dirinya akan marah dengan foto mesra Sergio dengan wanita lain?
Cih tidak sama sekali!
Mencemburui pria dingin dan arogan seperti Sergio hanya buang buang tenaga saja begitu pikirnya. Venia tanpa basa basi membalas pesan itu dengan santai. Entah apa yang dia kirimkan pada nomor anonim itu.
"Sepertinya foto ini bisa aku simpan, bisa aku gunakan sebagai senjata. Jika sewaktu waktu Sergio mencari masalah denganku. " gumam Venia dengan seringai licik nya.
Dia kembali menaruh ponselnya di atas meja. Merasa bosan gadis itu mengambil tasnya di kamar lalu pergi ke luar. Venia meminta sopir untuk mengantarnya jalan jalan. Sepanjang perjalanan Venia menatap jalanan dalam diam. Entah apa yang tengah gadis ini pikirkan saat ini.
"Um gimana kalau foto tadi aku jual saja ke wartawan, pasti akan trending panas di sosial media. " gumam Venia. Dia kembali terdiam, memikirkan rencana barusan yang terbesit dalam pikiran nya.
"Lebih baik aku keep sendiri deh, aku harus bersabar sementara sampai Winna di temukan. Aku akan menghajar gadis manja itu
nantinya. " dengus Venia. Venia masih kesal akan kelakuan adik kandungnya yang pergi seenaknya itu.
Venia menghela nafas panjang. Tak lama gadis itu turun dari mobil dan masuk ke dalam mall. Setelah satu jam dia baru ke luar dan kembali ke mobil.
"Pak antar saya ke panti asuhan Kasih Bunda ya. " ujar Venia dengan sopan.
"Siap nyonya! "
Skip
Venia di bantu sopir membawakan hadiah untuk anak anak panti. Gadis itu bermain dengan anak anak panti, canda tawa mewarnai kebersamaan mereka. Setelah itu Venia membagikan mainan pada anak anak dengan tertib. Dia memilih menghabiskan waktu di sana dengan hati yang begitu tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Tiana
hmm.. masih
2023-07-13
0
Sadiah
Ternyata vania baik dn pemberani.. 😊
2023-06-09
0
Teteh Neng(IG: teteh_neng2020)
aku kasih kembang lah, biar updatenya lancar, harus semangat lho, awas kalo enggak😎
2023-05-19
0