belahan negara lain Venia dan Sergio beristirahat di dalam resort, tempat mereka menginap. Letak Resort mereka dekat dengan pantai. Keduanya saat ini masih beristirahat di dalam kamar.
"Kau tidak mau jalan jalan sayang? " tanya Sergio dengan lembut.
"Malas mas, di saat haid seperti ini aku malas ke mana mana. " jawabnya dengan lesu. Sergio tentu saja kecewa mendapati istrinya mendapatkan tamu bulanannya di waktu yang tak tepat. Pria itu tentu saja mengalah untuk tujuh hari ke depannya nanti.
Pria itu ikut berbaring di sampingnya. Dia mengusap perut istrinya dari belakang. Venia memberitahu suaminya mengenai pembicaraan nya dengan Shaka tadi. Sergio tentu saja hanya diam tak berkomentar apapun. Mood pria itu sedang memburuk hari ini.
Venia berbalik memperhatikan wajah muram sang suami. "Aku minta maaf ya mas, kamu pasti kecewa karena haidku datang di waktu yang salah. "
Gadis cantik itu membuka dress bagian atas lalu melorotkan hingga ke pinggang. Dia juga melepaskan benda kaca mata yang membungkus pepayanya.
Sergio langsung membenamkan wajahnya di sana. Venia sendiri mengusap kepala sang suami, memberikan kecupan di sana berulang kali. Pria tampan itu asik memainkan pepaya gantung sang istri.
Setelah puas dia menjauhkan wajahnya. Memperbaiki penampilan sang istri seperti semula. "Kamu istirahat saja sayang. " ucap Sergio yang di angguki Venia.
Pria itu memilih ke luar sebentar. Dia ingin menenangkan dirinya, lagipula masih banyak waktu untuk mendapatkan haknya.
Satu jam berlalu Venia baru selesai membersihkan diri. Gadis itu ke luar dari kamar dan menghampiri sang suami. Dia langsung memeluk Sergio dari belakang. Pria itu berdiri di tepi pantai, dia berbalik dan merangkul istrinya dari samping.
Kruyuk
"Kita pergi cari makan. " Sergio mengajak istrinya pergi ke Resto, di sana keduanya langsung pesan makanan.
Selesai makan keduanya tampak bersantai di sana sambil menikmati pemandangan indah di dekat resto. Venia pun tengah memperhatikan raut wajah suaminya yang tampak tak bersemangat.
Gadis itu merasa bersalah pada suaminya. Dia memang tengah haid saat ini, Venia menjadikan alasan ini untuk menghindar dari tugasnya sebagai istri.
"Maafin aku mas. " batin Venia dalam hati. Dia kembali meminum air hangat guna menghilangkan rasa nyeri dalam perutnya.
Sorenya mereka kembali ke Resort. Venia memilih berbaring di atas ranjang sambil memainkan ponselnya. Gadis itu mengirim pesan pada sang sahabat, saling bertukar kabar. Merasa bosan Venia menaruh ponselnya di atas meja. Dia langsung bangun, menghampiri suaminya di ruang tamu.
Gadis itu memperhatikan sangat suami yang tengah sibuk dengan gadget nya. Terdengar suara helaan nafas berat, dia berusaha untuk tenang.
"Apa kau mengenal wanita bernama Melani mas? " tanya Venia tiba tiba. Sergio menoleh kearah istrinya, raut wajah pria itu berubah datar.
"Darimana kamu tahu tentang Melani, ayo jawab? " tanya Sergio dengan wajah dinginnya. Venia hanya diam saja tak menjawab pertanyaan suaminya. Sergio mengumpat pelan, dia tak suka siapapun membahas mengenai Delaney seenaknya.
"Lebih baik kau lupakan saja siapa Melani dan jangan banyak bertanya Vee! " Sergio langsung bangkit dan pergi ke kamarnya. Melihat perubahan sikap suaminya barusan membuat Venia menyunggingkan senyum sinisnya.
Dia tak menyangka jika suaminya masih belum selesai dengan masa lalu. Apalagi masih ada si ulat bulu Saras yang berniat merebut Sergio darinya. Venia hanya mampu mengumpat dalam hatinya.
"Sebenarnya siapa Melani, apa dia wanita yang dulunya Sergio
cintai? " gumam Venia penasaran. Dia menaruh ponselnya di meja, menyandarkan tubuhnya di sofa sambil memijit kepalanya yang terasa pusing.
Di hari pertama honeymoon nya dengan Sergio, keduanya justru bertengkar. Venia memilih pulang saja daripada membuang waktu di negara ini begitu pikirnya. Gadis itu jadi ragu dengan dirinya yang akan menyerahkan diri pada Sergio.
"Tidak, buat apa aku berusaha membuka hati untuknya. Sementara dia sendiri masih menyembunyikan rahasia mengenai siapa Melani sebenarnya! "
Tepat pukul tujuh malam. Venia memilih ke luar sebentar, dia hanya ingin menenangkan dirinya sejenak. Gadis itu enggan membujuk suaminya yang tampak mendiamkan dirinya. Melihat kenyataan seperti ini tentunya membuat Venia semakin ragu dengan ketulusan Sergio, suaminya.
"Untuk apa kamu mengajakku membuka lembaran baru jika kamu belum bisa melupakan masa lalu. Seharusnya kamu juga menyingkirkan Saras dari sisimu Gio! " gumam Venia lirih.
Hawa dingin mulai menerpa kulitnya, Venia memutuskan masuk ke dalam. Kali ini dia makan malam sendirian tanpa di temani suaminya. Gadis itu mencoba tak peduli dengan sikap dingin sang suami. Selesai makan Venia langsung masuk ke dalam kamar. Dia mendapati suaminya tidur membelakangi dirinya.
"Cih dasar pria. Bersikap baik hanya saat ingin mendapatkan haknya doang. Untungnya saat ini aku sedang haid. " sindir Venia dengan sinis. Sergio tentu saja masih mendengar ucapan istrinya yang berupa sindirian itu.
Pria itu lantas bangun dan bangkit menghampiri istrinya dengan sorot penuh kemarahan. Venia sendiri melipat tangannya di dada, kembali menanyakan siapa Melani pada suaminya.
"Katakan mas, siapa Melani? " tanya Venia.
Plak
Gadis itu tak menyangka jika suaminya berani menamparnya. Sergio pun terkejut dengan tindakannya barusan. Venia tersenyum sinis melihat sikap diam sang suami.
"Aku bertanya baik baik tapi kamu malah menamparku. Oke kalau kamu tak mau menjawabnya, tak perlu melayangkan tanganmu padaku Tuan Sergio. " sentak Venia dengan nada tinggi.
"Terserahlah, pikirkan saja wanita bernama Melani dan Saras. Aku tak peduli dengan kehidupanku Tuan Sergio. " ketus Venia. Gadis itu mengeluarkan unek unek nya setelah itu naik ke atas ranjang. Dia tidur membelakangi suaminya begitu juga di lakukan Sergio.
Venia mengusap pipinya yang terasa perih. Sampai kapanpun dia tak akan melupakan hal ini dalam hidupnya. Pria yang berani ringan tangan padanya tak pantas untuk dia cintai. Gadis itu membentengi hatinya agar tak patah hati. Bisa saja bukan Sergio nantinya akan oleng pada Melani, Saras atau wanita lainnya nanti.
Huh
Venia langsung memejamkan kedua matanya. Dia kira selama honeymoon mereka, keduanya akan semakin dekat namun justru sebaliknya. Rasanya menyesakkan bukan jika suaminya di kelilingi banyak wanita.
"Aku benci fakta ini, fisik sempurna dan harta melimpah membuat para wanita mendekati Sergio. " batin Venia dalam hati lagi. Belum apa apa dia sudah merasa tertekan, apalagi dirimu nanti jika sudah mencintai Sergio.
Dia hanya akan mendapatkan kesedihan dalam hidupnya mungkin. Menghadapi tekanan dari berbagai pihak plus berusaha menyingkirkan para pelakor. Venia tak ingin memikirkan, dia kembali memejamkan mata dan terlelap dalam mimpi.
Hari berikutnya
Perang dingin di antara suami istri kini masih berlanjut. Venia sendiri hanya melirik sekilas melihat suaminya yang ke luar dari Resort. Gadis itu tak bertanya apapun, dia memilih diam sambil menggenggam ponselnya.
"Akan di bawa ke mana pernikahan ini! " ucap Venia pelan. Dia pun mengusap wajahnya kasar, terdengar suara helaan nafas berat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Iffah Olivia
dabel up thor
2023-05-09
1