"Aaakh. " Venia langsung mendorong suaminya. Gadis itu bangun bangun terkejut saat dirinya berada dalam dekapan si mr arogan. Sergio tentu saja mengumpat pelan kala tubuhnya terjengkang ke atas lantai.
"Kenapa kamu memelukku hah? " teriak Venia dengan emosi meluap luap.
"Cih kau lupa semalam tidur sambil mengigau. " ketus Sergio mengelak dari tuduhan Venia. Venia terdiam. Gadis itu mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Diapun mengumpat pelan, lalu beranjak turun dari kasur dan melesat ke kamar mandi.
Sergio memilih membersihkan diri di kamar mandi lain. Setelah selesai dengan aktivitas paginya, Venia langsung turun ke bawah. Dia memalingkan muka kala tatapannya bertemu dengan sang suami.
Saras kembali memasang wajah cerianya melihat kehadiran Sergio. Venia menarik kursi, langsung makan dengan santai tanpa peduli dengan sejoli di depannya ini.
Ehem
"Cepat ambilkan makanan untukku Venia! "
Venia menoleh, dia mengerutkan kening dan merasa tak salah dengar. Gadis itu tentu saja malas harus melayani suami arogannya ini.
"Minta saja pada Saras, gunanya dia di dekat kamu memangnya buat apa Gio? " ketus Venia.
"Kamu istriku, harusnya kamu yang melayaniku! " ujarnya penekanan. Venia mengumpat pelan, langsung bangkit dan mengambilkan nasi serta lauknya ke piring Sergio. Dia mengabaikan tatapan tajam Saras padanya.
Setelah selesai Venia kembali ke kursinya dengan wajah masam nya. Kini mereka melanjutkan sarapannya dalam diam. Saras sendiri merasa dongkol sejak tadi dia di abaikan oleh Sergio.
Lima belas menit berlalu, Saras langsung pergi dengan wajah betenya. Venia sendiri langsung mengambil tasnya setelah itu bersiap untuk ke luar.
"Kau mau ke mana? " tanya Sergio memperhatikan penampilan rapi istrinya.
"Bukan urusanmu!"
Venia langsung pergi begitu saja. Sergio tentu saja tak tinggal diam, dia mengejar istri nakalnya itu. Pria tampan itu mencekal kuat tangan Venia.
"Ingat akan statusmu yang sekarang. Kau harus menjaga nama baikku di tempat umum. " pungkasnya dengan nada dingin.
Venia menghempaskan tangan Sergio yang mencekal tangannya. Gadis itu tampak tak suka kehidupannya di atur siapapun termasuk pria di depannya ini. Gadis itu berusaha mengontrol emosinya di pagi buta ini.
"Biarkan semua orang tahu, lagipula pernikahan ini bukan pernikahan yang aku inginkan. Dan satu hal lagi menikah denganmu itu bukan keinginan aku. " ujar Venia penuh penekanan pada kalimat akhir.
Sergio berdecak pelan, dia menarik tangan istrinya lalu mendorongnya ke dalam mobil. Kali ini pria itu malas untuk pergi ke kantor, entah apa yang membuatnya malas?
Venia menghela nafas panjang. Dia terus berusaha mencari tahu ke mana Sergio akan membawa dirinya pergi. Namun pria itu mengunci rapat bibirnya, sepertinya enggan membuka suaranya saat ini.
"Dasar nyebelin." rutuknya dalam hati.
Setelah beberapa menit mobil mewah itu terhenti di sebuah Galeri Seni. Sergio langsung turun, lalu membukakan pintu untuk istrinya. Dia mengandeng Venia masuk ke dalam Galeri.
Pria itu langsung mengenalkan istrinya pada teman temannya yang menjadi pemilik Galeri Seni. Venia lebih dulu berkeliling, dia memperhatikan karya seni lukisan dengan keunikan masing masing satu persatu.
"The saddnest Couple art, terlihat sedih sekali pasangan yang di gambarkan dalam Kanvas ini? " gumam Venia.
"Apa kau ikut hanyut dalam suasana melankolis dalam Art ini? " tanya Sergio yang tiba tiba berada di belakang istrinya. Venia terkejut dan hampir kehilangan keseimbangannya.
Pria itu dengan sigap memeluk pinggang rampingnya dari belakang. Venia menghela nafas lega, dia kembali menatap lurus ke depan.
"Ya, memangnya apa kau tahu maknanya? "
"Ada sedikit kisah aslinya di balik pembuatan art ini. " gumamnya.
"Ini di gambarkan sebagai dua insan yang awalnya bermusuhan lambat laun jatuh cinta satu sama lainnya. Kisah cinta keduanya tampak tragis karena banyak perbedaan di antara mereka. Selain banyak halangan yang perlu mereka singkirkan untuk bersama sama. " jelas Sergio panjang lebar.
Deg
Venia terdiam. Hatinya bergetar, entah kenapa cerita ini begitu mirip dengan kehidupannya saat ini bersama Sergio. Sergio menoleh, dia memperhatikan istrinya dalam diam lalu melanjutkan potongan ceritanya.
"Bagaimana akhirnya kisah keduanya Gio? " tanya Venia penasaran.
"Mereka memilih putus, memilih bahagia dalam jalan masing masing. " jawabnya dengan santai. Venia bernafas lega, setidaknya dia memiliki ide untuk mengakhiri pernikahan dirinya dengan Sergio kelak.
Mereka kembali berkeliling, melihat karya lainnya yang sama menariknya. Satu jam lebih berada di sana, Sergio dan Venia memutuskan ke luar dan pergi dari Galeri Seni.
Siangnya keduanya mampir di sebuah restauran. Mereka berdua makan siang di sana, di temani dengan beberapa menu pilihan meraka.
Steak, Spaghetti, Vanilla latte dan cappucino.
"Bisakah pernikahan ini di rahasiakan atau berapa lama pernikahan ini akan bertahan? " tanya Venia tiba tiba.
Nafsu makan Sergio mendadak menghilang mendapati pertanyaan Venia barusan. Sergio menoleh, melirik tajam kearah gadis yang menjadi istrinya.
Venia hanya tersenyum lebar melihat tatapan suaminya yang seakan menelannya bulat bulat. Gadis itu memilih melanjutkan makannya hingga habis.
Sergio memanggil pelayan, langsung memberikan uang padanya. Setelah itu keduanya ke luar dari restauran.
Venia langsung mengeluarkan ponselnya, dia menerima telepon dari Shaka.
"Halo kak Shaka? "
"Vee, aku sudah menemukan keberadaan Winna saat ini. " ungkap Shaka.
"Katakan di mana gadis manja itu kak, aku harus menyeretnya pulang. " ucap Venia dengan tak sabaran. Shaka langsung memberikan alamatnya pada Venia.
Venia menutup sambungannya, menyimpan ponselnya dalam tas. Raut wajahnya tampak sumringah setelah tahu keberadaan Winna saat ini.
Ckit
Sergio tiba tiba menepikan mobilnya di daerah sepi. Venia tentu saja terkejut, dia menoleh kearah sang suami.
"Kenapa malah berhenti, kita harus menemui Winna. Dialah yang harusnya menjadi istri kamu Tuan Sergio!! "
Sergio hanya diam saja, pria itu melepaskan sabuk pengaman nya. Lalu dia melepaskan sabuk pengaman sang istri lalu menariknya ke atas pangkuan. Venia tentu saja gugup dengan apa yang di lakukan Sergio barusan.
Cup
Venia membulatkan mata kala mengetahui Sergio mencium dirinya. Dia tak ingin memberi kesempatan namun Sergio terlalu licik dan banyak akal hingga membuat Venia membuka mulutnya.
Satu menit berlalu Sergio mengakhiri ciuman mereka. Venia langsung menamparnya begitu saja namun tak membuat Sergio marah.
"Kau istriku Luvenia Sergio Cullen dan aku suamimu, tentu saja aku berhak menciummu. " ungkapnya dengan tenang.
Venia berusaha turun namun Sergio tak membiarkannya. Pria tampan itu memeluknya dengan sangat posesif. Gadis cantik itu berdecak pelan, dia hanya bisa pasrah saat ini sambil memikirkan cara lain.
"Dasar tukang nyosor. " batin Venia dalam hati.
Venia tentu saja tak akan membiarkan hatinya goyah hanya karena sikap Sergio saat ini. mungkin saja pria yang menjadi suaminya ini tengah memainkan peran dalam sandiwara yang dia buat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
seru lanjutkan sergio🤭☺
2023-05-16
0
Dwi Winarni Wina
jgn bilang ciuman pertama venia itu,,,,
2023-05-08
0
Author_Ay
Ramaikan!!!
2023-05-06
0